"saya tidak bisa kalau kamu benar-benar pergi, saya tidak bisa."
Pagi ini Aileen sarapan roti yang dibelikan Vanka tadi disebuah mini market dekat apartemen.
Pagi ini Aileen tidak lagi sarapan bersama Leta, Darren dan Bi Juju.
Pagi ini Aileen harus berkegiatan seperti biasa walaupun tadi malam tidak bisa tidur memikirkan banyak hal.
Aileen turun dari mobil setelah menyalimi Vanka.
"Nanti Tante jemput jam berapa?" tanya Vanka.
Aileen sedikit mendunduk untuk melihat Vanka dari jendela "Mmm... jam tiga lewat sepuluh Tan," sahutnya.
"Okee deh! semangat sekolahnya, Tante kerja dulu!" ucap Vanka lalu melambaikan tangannya serta menjalankan mobilnya.
Vanka cerita tadi malam kalau dia sudah diterima kerja disebuah kantor sebagai resepsionis.
Aileen menghembuskan nafas, lalu mulai melangkah memasuki sekolah. Melewati koridor lalu melirik kesamping, biasanya Darren ada disini. Sekarang tidak.
Dia tersenyum tipis. Lalu kembali melanjutkan langkahnya. Hingga tepat beberapa langkah menuju pintu kelas, seseorang berdiri dihadapannya.
Aileen menatap mata Darren. Sejenak. Beberapa detik. Lalu Aileen memutuskan tatapan itu.
"Misi gue mau ma-"
"Kita perlu ngomong."
Aileen terdiam.
Darren meraih tangan Aileen, menggenggamnya lalu mengajak Aileen ke halaman belakang sekolah.
Aileen hanya iku melangkah, lagipula dia pikir memang mereka butuh bicara berdua.
Setelah sampai, Aileen melepas tangan Darren yang menggenggamnya.
Aileen menyelipkan rambutnya ke belakang telinga.
Darren menatapnya serius.
"Ai," panggil Darren.
Aileen terdiam beberapa detik, walaupun terpisah beberapa hari tapi sungguh Aileen merindukan panggilan ini, suara ini.
Aileen tidak menatap Darren "Apa?"
Darren terdiam. Masih menatap Aileen.
"Maafin gue karena udah sayang sama lo lebih dari seorang sahabat. Maafin gue karena perasaan gue ini bikin persahabatan kita jadi rusak." ucap Darren, ada penyesalan, ada kesedihan ada kebimbangan.
Aileen seperti ditusuk. Ingin sekali dia bilang pada Darren kalau Darren tidak perlu meminta maaf seperti ini karena Aileen pun juga merasakan yang sama.
Tapi ada sebuah hati yang harus Aileen jaga. Hati Adnan.
"Iyaa," sahut Aileen.
"Gue akan pergi kalo lo nggak mau gue ada dideket lo lagi."
Aileen yang mendengar itu langsung menatap Darren.
Kalau Darren benar-benar melakukan itu, bagaimana? Aileen tidak siap kehilangan sahabatnya.
"Tapi sebelum gue bener-bener pergi. Gue mau tau yang sebenarnya. Gue butuh yakinin perasaan gue kalo lo itu emang nggak sayang sama gue lebih dari seorang sahabat." tegas Darren.
Aileen beralih dari menatap Darren.
Darren menelan saliva "Buktiin ke gue Ai. Biar gue bisa pergi," ucapnya tidak ikhlas.
Aileen menarik nafas, menahan tangis karena hatinya sudah terlalu sakit. Bagaimana bisa Aileen mengucapkan itu? bagaimana bisa Aileen mengucapkan kata yang nantinya akan membuat Darren benar-benar pergi darinya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Kita
Teen FictionMungkin cerita kita hanyalah salah satu dari banyaknya cerita tentang diam-diam menyayangi sahabat sendiri lebih dari seharusnya. Mungkin cerita kita hanyalah salah satu dari banyaknya cerita tentang patah hati. Mungkin cerita kita hanyalah salah...