cerita kita - bagian 19

11.4K 754 16
                                    

"harusnya kamu duduk dipinggir lapangan sana semangatin saya bukan malah berduaan sama dia."

"Sarapan dulu baru abis itu berangkat," ucap Leta.

Pagi ini Darren sudah siap dengan baju basketnya. Aileen juga sudah siap menemaninya. Bahkan Aileen bangun duluan untuk membantu Leta membuat sarapan.

"Ini Aileen yang buat nasi gorengnya loh Ar, Mama mah cuma buat teh doang," ucap Leta, lalu mengusap kepala Aileen.

Aileen tersenyum lebar.

Darren diam-diam memperhatikan. "Kalo nggak enak gimana nih? kemaren kan masakan lo aja ke asinan." Ledeknya lalu tersenyum, padahal dalam hati Darren sudah sangat yakin rasa masakan Aileen ini super duper enak.

Aileen melirik Darren. "Kalo enak gimana nih? cobain aja dulu, awas nanti jatuh cinta sama masakan gue."

Darren dan Leta hanya tertawa, lalu kemudian mereka sarapan bersama. Setelah selesai Darren dan Aileen berpamitan pada Leta.

Mereka keluar rumah lalu menyapa Bi Juju yang sedang menyiram tanaman.

"Bi jalan dulu," pamit Aileen. Darren tersenyum seraya mengedipkan sebelah matanya. Lalu menjalankan vespanya.

Darren melirik Aileen dari kaca spion. Mata Aileen masih terpancar rasa sedih, apa Aileen memang masih sedih?

"Ai,"

"Ha?"

"Lo masih kangen sama orangtua lo ya?"

Aileen melihat ke kaca spion. "Kangen mah setiap hari kali Ar."

"Iyaa si, tapi masih sedih nggak?"

Aileen terdiam, dia memang masih sedih. Sampai-sampai Aileen bingung bagaimana caranya agar rasa sedih ini bisa hilang.

"Udah enggak kok." sahut Aileen.

Darren lega mendengarnya, walaupun belum seratus persen dia percaya bahwa Aileen sudah tidak sedih.

Darren berhenti tepat di tempat biasa dia memarkirkan vespanya.

Mereka sudah sampai, Aileen turun lalu membuka helm matanya melihat ke sekitar lalu jatuh pada beberapa motor yang terparkir, mungkin ini parkiran anak-anak yang mengikuti kegiatan ekstrakulikuler.

"Sini," Darren meraih helm dari tangan Aileen lalu menaruhnya diatas spion kemudian mengambil tasnya yang berisi air dan handuk serta baju ganti.

"Ayo masuk," ucap Darren, kemudian mereka melangkah menuju lapangan utama.

Saat sampai, rupanya semua anggota tim basket Darren sudah ada, coach Aji juga sudah ada.

"Darren gece lo jamal baru dateng lagi," ucap Teguh, teman basket Darren.

Darren cengengesan lalu menaruh tasnya di tempat duduk pinggir lapangan.

"Jagain ya mba," ucap Darren sambil mengacak-acak rambut Aileen.

"Ih rese! sana-sana!"

"Gue nggak di semangatin?" Darren menaik turunkan alis sambil tersenyum.

Aileen rasanya ingin mencubit pipi Darren saja daripada mengucapkan semangat.

Aileen tertawa kecil. "Semangat duren seyeng." Ucapnya, membuat Darren ikut tertawa juga.

"Makasih alien seyeng," sahut Darren lalu berlari ke tengah lapangan dimana teman-temannya sudah berkumpul.

Coach Aji meniup peluit, mereka kemudian membuat sebuah lingkaran.

"Okey, kalian pemanasan dulu lima menit." ucap coach Aji lalu meniup peluit lagi.

Cerita KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang