cerita kita - bagian 03

19.9K 1.4K 30
                                    

"terimakasih atas senyum yang berhasil kamu ciptakan di bibir saya pada hari itu, hati pertama kita bertemu."

"Nah ini kamar Aileen! Aaaa bagus kan, seneng nggak?!" seru Leta seraya membawa koper berisi baju-baju Aileen.

Aileen tersenyum lebar. "Ih bagus banget Tan-Mama! Aileen sukaaa bangett!" sahut Aileen seraya menyusuri kamar barunya.

Leta tersenyum gemas. Aileen ini memang sangat menggemaskan.

"Eh iya Aileen udah makan?" tanya Leta menghampiri Aileen yang sedang berdiri di balkon kamarnya.

"Udah kok Ma, tadi dirumah sama Tante Vanka. Eh iyaa Tante udah sampai belum ya,"

Leta tersentuh, baru saja berpisah. Pasti Aileen memikirkan Vanka.

"Udah belum ya, kita doain aja semoga selamat ya Tante Vanka. Sekarang Mama mau mandi dulu, Aileen disini aja ya, kalo mau apa-apa panggil aja Bi Jujuuuu..." Leta meletakkan tangannya didepan wajah, seperti membuat sebuah terompet. "Gitu."

Aileen tertawa melihatnya. "Hahaha Mama lucu!"

"Lucu dong hehe. Mama turun dulu ya, daah Aileen!" Leta keluar dari kamar Aileen yang sedang melambaikan tangannya.

Aileen duduk di atas kasur, dia memperhatikan sekitar, sepi.

Tak lama Aileen merasakan ada seseorang yang memperhatikannya.

Aileen memejamkan matanya, Aileen takut, itu hantu ya?!

"Bi Jujuuuuu!" teriaknya, tapi Bi Juju sepertinya sedang ada didapur, terlalu jauh dari kamar.

Aileen menutup wajahnya. "Ampun, jangan ganggu Aileen, Aileen anak baik kok, Aileen pernah nolongin anak tetangga yang jatuh dari sepeda waktu itu!"

"Kamu siapa, ngapain dikamar tamu?" ucap seseorang.

Aileen menurunkan telapak tangannya, dari suaranya, sepertinya ini manusia, bukan hantu.

Oleh karena itu perlahan Aileen membuka matanya, dia menoleh hati-hati.

Kemudian matanya langsung terpaku, terpaku pada figur laki-laki putih bersih, bibirnya pink, rambutnya rapi warna coklat tua. Siapa dia?

"Hei! saya tanya kamu. Kamu siapa?" ucap anak laki-laki tadi seraya melambaikan tangannya didepan wajah Aileen.

Aileen mengerjapkan matanya dua kali. Dia lalu tersenyum manis. "Hai kamu, aku Aileen Zamira, anaknya Mama Zanna sama Papa Izzan! Kamu yang kemarin kabur itu ya? eh emang kemarin kamu kenapa kabur? kamu liat hantu ya?" oceh Aileen, anak laki-laki tadi menaikan satu alisnya.

"Saya cuma tanya kamu siapa. Kenapa jawabnya panjang banget?"

"Hehe maaf ya, kenalan mau nggak? kan aku Aileen, kamu siapa?"

Aileen menjulurkan tangannya, anak laki-laki tadi memperhatikan dirinya dari rambutnya yang dikuncir dua sampai sepatu coklat dengan pita pink yang dipakainya.

"Haloo? aku Aileen kamu siapa?"

Anak laki-laki tadi menatap Aileen, tanpa membalas juluran tangan Aileen, tanpa menjawab pertanyaan Aileen, anak laki-laki tadi melangkah keluar dari kamar. Meninggalkan Aileen dengan tanda tanya, kenapa dia tidak mau kenalan dengan Aileen? dia malu ya karena Aileen cantik?

"Iyaa kali ya malu, Hihi lucu!" ucap Aileen gemas sendiri.

Karena Leta tak kunjung datang dan juga rasa bosan. Aileen memilih untuk keluar dari kamar, menuruni anak tangga dengan hati-hati.

Aileen melangkah ke halaman depan rumah. Aileen ingin melihat bunga matahari lagi.

Satu langkah sesudah keluar, langkah Aileen langsung terhenti karena melihat anak laki-laki tadi, sedang menyirami bunga matahari dengan wajah yang kurang senyuman.

"Kamu anaknya Mama Leta ya?" tanya Aileen, anak laki-laki tadi menoleh, wajahnya masih sama seperti tadi.

"Ka-kamu nggak suka ya sama Aileen? kok nggak senyum sih? daritadi juga enggak jawab pertanyaan Aileen?"

Anak laki-laki tadi menatap Aileen. Kalau dia ini gadis kecil yang ada dipemakanan kemarin, kenapa dia bisa seceria ini? bukannya kata Mama Leta dia ini yang kehilangan kedua orangtuanya?

"Kamu kok nggak sedih?" tanya anak laki-laki itu sambil menaruh gembor plastik. Wajah anak laki-laki itu berubah jadi tambah serius.

Aileen tersenyum. "Sedih kenapa?"

"Papa sama Mama kamu udah nggak ada kan?"

Aileen terdiam beberapa detik, kemudian tersenyum. "Iyaa."

"Terus kenapa enggak sedih?"

"Kan kata Tante Vanka, Papa sama Mama udah disurga, jadi nggak boleh sedih."

"Tapi kamu nggak bisa ketemu mereka lagi."

"Iyaa tau, tapi kan aku bisa doain mereka."

"Tapi tetep aja nggak bisa ketemu."

"Ih tapi bisa doain tau! emang kenapa? kamu sedih?"

Anak laki-laki tadi terdiam, luka dihatinya masih basah. Rasa kehilangan masih menyelimutinya "Iyaa."

Aileen bisa lihat wajah anak laki-laki itu berubah jadi sedih. "Kamu sedih kenapa?"

Anak laki-laki tadi menatap mata Aileen. "Papa Zain pergi, ninggalin saya, Mama, semuanya."

Aileen bisa lihat sekarang air mata yang jatuh dari kelopak mata anak laki-laki itu.

"Eh kamu jangan sedih, Papa kamu pasti ada disurga juga sama Papa Mama aku, Mereka pasti lagi main disana."

"Emang iyaa ya?"

"Iyaa tau! Papa kamu nggak sendirian. Papa sama Mama aku pasti nemenin Papa kamu. Sekarang kamu jangan sedih, kamu harus bahagia, karena Papa kamu juga bahagia disana."

Anak laki-laki tadi tak mengalihkan matanya dari Aileen yang sedang tersenyum.

Perlahan tapi pasti, anak laki-laki tadi ikut tersenyum.

"Saya Darren. Darren Pasha Ruzain,"

 Darren Pasha Ruzain,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cerita KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang