"padahal yang saya mau, hanya ada kita berdua."
Aileen yang sedang mengunyah roti isi coklat diam-diam menatap Darren yang sedang duduk dihadapannya seraya memainkan ponsel. Pikiran Aileen hanya melayang pada satu hal, apa saat ini Darren sedang berchat ria dengan Nara?
Darren membuka aplikasi instagram. Dia membuka direct message yang belum diizinkan.
Matanya melirik Aileen sebentar lalu kembali menatap ponselnya. Dia menekan ikon izinkan untuk direct message dari Nara.
"Ck Darren sarapan dulu Nak baru main ponsel!" ucap Leta tiba-tiba yang datang membawa tasnya.
Darren yang terkejut sontak hampir menjatuhkan ponselnya. Aileen yang melihat itu spontan tertawa.
Darren menatapnya. Tawa Aileen selalu berhasil membuat hati Darren ikut bahagia.
"Nggak usah ketawa deh lo," ucap Darren lalu menaruh ponselnya ke dalam tas.
Aileen menjulurkan lidahnya untuk Darren.
Leta duduk dikursi biasa, mulai sarapan bersama mereka.
Aileen meneguk habis susu coklatnya.
"Udah selesai kan. Ayuk berangkat." ucap Darren, berdiri lalu menyampirkan tasnya.
Aileen juga sama, dia malah sudah menyalimi Leta.
"Jalan dulu Ma, assalamualaikum,"
"Assalamualaikum Mama!" ucap Darren lalu Aileen.
"Waalaikumsalam sayang-sayangnya Mama!" sahut Leta seraya Darren menyalimi tangannya.
Lalu mereka berdua melangkah keluar rumah.
Seperti biasa, Darren memberi helm pada Aileen yang langsung memasangnya.
Setelah sudah siap, Darren langsung menjalankan vespanya menuju sekolah.
Darren sesekali melirik spion, ingin melihat Aileen, walaupun sakit yang Darren rasakan ketika kata-kata Aileen semalam terngiang.
Aileen menatap Darren dari belakang. Tumben Darren tidak mengajaknya bicara. Daritadi pagi baru satu percakapan yang terlibat antara mereka berdua.
"Ar," panggil Aileen.
Darren berdeham.
"Lo,"
"Ha?"
Aileen membenarkan helmnya "Lo gimana sama Nara?"
Darren terdiam beberapa detik. Dia jadi memikirkan Nara, dia jadi memikirkan apakah langkahnya membuka pintu untuk Nara adalah hal yang tepat? apakah membuka pintu untuk Nara bisa membuatnya nyaman dan bisa perlahan melupakan perasaannya pada Aileen? atau justru tidak ada efek apa-apa nantinya?
"Enggak gimana-gimana,"
"Kalian enggak chatan?"
Darren menekan rem karena lampu merah.
"Bukan enggak, tapi belum."
Aileen tersenyum tipis, hatinya terbesit rasa sakit.
"Ohh yaudah, kalo udah chatan bilang-bilang ya, terus kalo udah suka sama Nara bilang-bilang ya,"
"Kenapa harus bilang-bilang?"
"Iyakan gue-gue sahabat lo, masa nggak dikasih tau sih."
Darren tersenyum tipis, sahabat?
"Oh iyaa, lo kan sahabat gue," ucap Darren.
Setelah itu tidak ada lagi percakapan antara mereka hingga sampai disekolah dan mendarat di kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Kita
Ficção AdolescenteMungkin cerita kita hanyalah salah satu dari banyaknya cerita tentang diam-diam menyayangi sahabat sendiri lebih dari seharusnya. Mungkin cerita kita hanyalah salah satu dari banyaknya cerita tentang patah hati. Mungkin cerita kita hanyalah salah...