"dia, akan tetap dia yang kamu hampiri."
Suara gemuruh dari para pendukung masing-masing sekolah terdengar jelas ditelinga Aileen yang sudah duduk di stadion dengan popcorn dan juga minuman yang tadi dibelikan Darren.
Hari ini adalah hari perlombaan basket antar sekolah yang Darren nanti-nantikan.
"Hai Aileen!" Aileen menoleh, menemukan Nara dan juga Adnan.
"Eh hai!" sahut Aileen seraya tersenyum.
Nara duduk disebelah kanannya.
"Ai," sapa Adnan sambil tersenyum lalu duduk di sebelah kiri Aileen. Aileen membalasnya dengan senyuman.
"Dikit lagi mulai ya? atau masih lama?" tanya Nara sambil matanya terus memperhatikan Darren dan timnya yang sedang pemanasan dipinggir lapangan sana.
"Lima menit lagi," sahut Adnan.
"Eh kok lo disini, bukannya latihan dance? lo lomba hari ini juga kan?" tanya Aileen.
Nara menoleh lalu tersenyum "Itu kan masih nanti siang, gue mau nonton Darren dulu, biar Darrennya juga semangat kalo liat gue," sahutnya.
Aileen tersenyum tipis, ternyata Nara pede sekali.
"Eh udah mulai udah mulai," ucap Adnan.
Aileen langsung menoleh ke lapangan, dia bisa lihat Darren yang tersenyum padanya.
Aileen ikut tersenyum "SEMANGAT DARREN!" teriaknya.
Darren mendengarnya, dia tertawa kecil, lalu berkumpul dengan timnya.
Wasit meniupkan peluit, pertanda permainan sudah dimulai.
Bola dipegang oleh tim Darren.
Teguh melempar bola ke atas, yang langsung dicuri oleh Darren.
Mereka melangsungkan permainan diiringi teriak-teriakan semangat.
Darren mendribble bola basket coklat itu, melewati bahu-bahu lawan lalu berdiri di tengah kemudian melemparkan bola itu ke arah ring.
Aileen, Nara, Adnan, semua tim Darren, dan coach Aji serta para pendukung tim sekolah mereka berseru sambil bertepuk tangan karena Darren berhasil mencetak goal dengan skor tiga poin.
Permainan berlanjut, tim lawan berhasil mencetak dua goal. Poin masing-masing terus bertambah, hingga waktu permainan tersisa dua menit dengan skor kedua tim sama.
Masing-masing tim berkumpul, menentukan strategi apa yang akan mereka lakukan. Hingga wasit kembali meniupkan peluit.
"AYO DARREN SEMANGAT!" teriak Nara. Aileen meliriknya.
"SEMANGAT SEMUAAAA!" teriak Aileen.
Saat bola dilempar, Teguh berhasil merebut bola itu lalu mendribblenya kemudian mengopernya pada Dodot. Dodot membawa bola itu ke depan, namun sayang tim lawan berhasil mencuri bola itu dari tangan Dodot.
Semua cemas, terutama Darren dan coach Aji, waktu tersisa satu menit. Kalau tim lawan berhasil mencetak goal mereka akan kalah.
Darren menghapus pikirannya, lalu kembali fokus. Dia berlari untuk merebut bola itu lagi dan berhasil! Darren kemudian berlari mengoper bola itu pada Dane, lalu Darren berlari ke depan, saat Dane mendribble bola itu, Dane melihat ke arah Darren yang sudah memberi kode padanya.
Dane melempar bola itu, Darren menangkapnya lalu langsung melemparnya ke arah ring.
Darren berhasil memasukan bola itu ke dalam ring!
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Kita
TeenfikceMungkin cerita kita hanyalah salah satu dari banyaknya cerita tentang diam-diam menyayangi sahabat sendiri lebih dari seharusnya. Mungkin cerita kita hanyalah salah satu dari banyaknya cerita tentang patah hati. Mungkin cerita kita hanyalah salah...