"akankah kita benar-benar bisa membuka hati saat seseorang yang lain masih ada dibarisan paling depan sebagai seseorang yang kita sayangi?"
Sore ini Aileen kembali diantar pulang oleh Adnan, dan Darren tentunya kembali mengantar Nara untuk pulang.
Sebenarnya bukan itu yang mereka mau, tapi waktu yang memaksa.
"Eh ada film baru, kita nonton dulu yuk! gue males nih dirumah, lagian kan besok hari sabtu. Mau nggak Ar?" tawar Nara setelah Aileen dan Adnan meninggalakan mereka untuk pergi ke mobil.
Darren yang sedang memakai helm terdiam beberapa detik. Dia tidak mau. Tapi Darren tidak mungkin menolak Nara. Lagipula siapa tahu dengan begini, dengan membiasakan diri berdua dengan Nara, perasaannya pada Aileen akan perlahan memudar. Iyakan?
"Boleh," akhirnya begitulah sahut Darren seraya memasang pengait helm.
Nara tersenyum lebar, lalu langsung naik ke atas vespa "Ayuk!" serunya penuh semangat.
Kemudian dengan hati yang sama sekali tidak mau, Darren menjalankan vespanya, hingga sampai digedung bioskop yang terkenal seantero kota.
Nara menekan tombol tiket, mengambilnya lalu plang itu terbuka. Darren kembali menjalankan vespanya, masuk lalu parkir di basement nomor dua.
Nara turun, Darren memasang standar lalu melepas helmnya.
"Tiket parkir mana?" pinta Darren.
Nara memberinya.
Kemudian mereka melangkah, yang satu sangat gembira yang satu rasanya ingin pulang saja.
"Film spiderman dua ya," ucap Nara lalu tersenyum.
"Tinggal yang jam lima belas empat lima ya, silahkan, hijau masih kosong yang merah sudah terisi," sahut si mba ticketing dengan ramah.
Nara melihat-lihat, hanya tersisa dibagian depan. Darren meliriknya malas.
"Yah tinggal didepan Ar, mau?" tanya Nara.
Darren hanya manggut-manggut malas.
"Yaudah disini aja mba." ucap Nara seraya menunjuk dua kursi di depan bagian pinggir.
Mba ticketing tadi mengklik layar "Total tiket jadi seratus ribu rupiah," Nara memberikan uang seratus ribu yang memang sudah disediakannya.
Darren hanya diam memperhatikan poster film, tidak ada niat untuk membayar tiket. Lagipula kan Nara yang mengajaknya, dan Nara juga bukan Aileen, jadi untuk apa Darren membayarkan tiket bioskop untuknya?
"Terimakasih," ucap Mba ticketing seraya memberi dua tiket pada Nara. Nara mengambilnya lalu terseyuman. Kemudian beranjak dari sana bersama Darren.
Darren menyodorkan uang lima puluh rupiah ke hadapan Nara "Nih gue bayar tiket gue." ucap Darren.
Nara menggeleng "Apasih haha nggak usah. Kan gue yang ngajak jadi gue yang bayarin."
"Ya nggak bisa gitu dong. Udah nih ambil."
Nara mau tak mau mengambil uang itu. Lumayan untuk membeli popcorn.
Setelah pintu teater dibuka, Nara dan Darren bersiap untuk masuk. Mereka mengantri beberapa detik hingga dapat giliran. Nara memberi dua tiket tadi yang langsung dirobek lalu dikembalikan lagi.
Mereka kemudian masuk ke dalam teater. Berjalan menuruni tangga hingga sampai di tempat yang tadi Nara pesan.
Darren melihat layar. Dia paling malas menonton di depan begini. Bisa bikin leher jadi pegal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Kita
Fiksi RemajaMungkin cerita kita hanyalah salah satu dari banyaknya cerita tentang diam-diam menyayangi sahabat sendiri lebih dari seharusnya. Mungkin cerita kita hanyalah salah satu dari banyaknya cerita tentang patah hati. Mungkin cerita kita hanyalah salah...