cerita kita - bagian 31

8.8K 609 55
                                    

"Harusnya aku siap. Karena bagaimanapun, mengikhlaskanmu adalah bagian dari menyayangimu"

"Ai makan diluar dulu yuk?" ucap Darren seraya menyampirkan tasnya dibahu.

Aileen terdiam beberapa detik, lalu menoleh "Eh maaf, gue lupa bilang ke lo kalo gue hari ini sama Adnan juga baliknya," ucapnya lalu tersenyum.

Darren masih menatap Aileen yang sedang merapikan peralatan sekolahnya "Ohh oke," sahutnya "kalo gitu gue duluan, lo hati-hati," lanjut Darren lalu perlahan dengan hati berat melangkah keluar dari sana. Berjalan menuruni tangga tanpa menoleh ke kanan ke kiri hingga sampai di pelataran parkir.

Darren terdiam di atas vespa, apa ini artinya Aileen sedang pendekatan dengan Adnan? apa ini artinya Aileen suka dengan Adnan?

Darren memasang helm lalu menyalakan mesin vespanya. Merasa sepi walaupun suara bising motor dan mobil terdengar.

Darren berhenti di sebuah warung kopi yang ada dipinggiran. Darren memarkirkan vespanya, lalu mendekati si Ibu penjual.

"Bu mau kopi susu'nya satu ya," ucap Darren lalu duduk disalah satu bangku setelah si Ibu penjual mengangguk.

Darren melepas helmnya, menaruhnya tepat disampingnya.

Tak lama dari itu datang sebuah taksi yang tiba-tiba melipir ke dekat warung ini.

Lalu turun sang supir yang memakai seragam biru. Menoleh ke ban belakang yang ternyata mengalami kebocoran lalu mengetuk jendela tempat penumpang duduk "Mba maaf ini bocor aduh ban taksinya,"

"Yahh serius Pak? terus gimana dong saya pulangnya?"

"Mmm... saya juga ndak tau ini mau bo—"

"Kenapa Pak?" Darren tiba-tiba datang menginterupsi.

"Eh Darrenn!" seru seseorang lalu keluar dari dalam taksi.

Darren berdecak pelan setelah tahu bahwa orang itu adalah Nara.

"Yaampun Darren! kok bisa ketemu disini si kita?" ucap Nara seraya menyentuh lengan Darren.

Darren buru-buru mengalihkan pandangan "Ini kenapa Pak?"

"Ha? i-ini Mas, bocor ban saya. Engga tau ini kenapa tiba-tiba," ucap Pak supir seraya menggaruk tengkuknya.

"ohh bocor, itu tuh di depan sana. Nggak jauh ada bengkel, mau saya bantu dorong?" tawar Darren.

"Aduh Mas ndak usah ngerepotin saya nanti."

"Haha enggak Pak. Tenang aja, saya bantuin nggak jauh kok."

"Ndak-ndak bener, ndak usah. Saya minta tolong yang lain aja boleh Masnya?"

"Oh boleh dong, apa Pak?"

"Itu anu, tolong ini anterin penumpang saya hehe boleh toh Mas?" ucap Pak supir seraya menunjuk Nara dengan ibu jarinya. Mendengar itu Nara sontak tersenyum malu-malu, kegirangan.

Darren tersenyum tipis, kenapa harus minta tolong hal itu Pak. Pak.

"Ohh iya gampang, tapi serius ini Bapak nggak mau saya bantu?" ucap Darren memastikan.

"Iyaa iyaa serius saya."

Darren menaikan kedua alisnya "Yaudah kalo gitu. Hati-hati ya Pak." ucapnya lalu menepuk bahu Pak supir yang menganggukkan kepala sambil tersenyum ramah.

Darren berbalik badan, menemukan Nara yang tersenyum lebar.

"Lo mau anterin gue kan?" ucap Nara.
Darren terdiam beberapa detik.

Cerita KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang