Assalamualaikum
Jadi hari ini cerita Haidar sama Ratu balik lagi yayayaya. *Gaje
Beruntung Ratu tidak bangun kesiangan pagi ini. Pasalnya akan ada ulangan matematika di jam pertama.
Saat Ratu keluar dari kamar, ia melihat ibunya sedang menyiapkan sarapan.
"Loh ibu udah pulang?" Tanya Ratu sambil mencium pipi ibunya.
Dahlia, ibunya Ratu tersenyum. "Selamat pagi teteh."
"Pagi juga ibu. Jadi ibu udah pulang? Teteh kira ibu agak lama di Surabaya." Tanya Ratu sambil menyodorkan piring pada ibunya bermaksud meminta diambilkan sarapan.
"Iya. Ayahmu yang minta. Lagian ibu engga tega ninggalin kalian. Apalagi pas ibu sampai sana malah dapat kabar kalau aa kecelakaan. Adik kamu itu gimana bisa kecelakan sih Teh?"
'Aduh.. Mau jawab apa ya? Masa Ratu jawab kalau aa abis balapan? Bisa marah ibu.'
"Sayang.. Kok ditanya ibu malah ngelamun hem? Engga ada yang disembunyiinkan?" Tanya Dahlia menyelidik.
Ratu tergagap namun segera menyembunya, "Eng engga kok Bu. Kayaknya Aa kemarin jatuh soalnya di sini hujan Bu. Memang di Surabaya engga ya?"
"Di Surabaya hujan juga sih."
Ratu bernapas lega karena alasannya dapat diterima. Meskipun kalau orang lain pasti langsung tahu Ratu berbohong.
"Oh iya ayah apa kabar Bu?"
"Ayahmu biar agak kurus tapi beliau sehat. Nanyain kamu sama aa terus. Bulan depan kamu ikut ya ke Surabaya? Ayah mau sidang lanjutan lagi. Soalnya berkas-berkas yang diminta pihak pengadilan udah lengkap."
"Ibu.. Teteh berharap pihak pengacara ayah bisa memberikan yang terbaik. Kalaupun memang ayah dinyatakan bersalah, setidaknya hukuman buat ayah lebih ringan."
"Kamu tahu engga selama di penjara ayah lebih religius. Sholat 5 waktu udah engga bolong-bolong, terus mulai belajar ngaji." Ujar Dahlia dengan nada gembira.
Ratu tersenyum senang, "Oh ya? Alhamdulillah ya Bu. Dulu ayah kan memang jarang beribadah, sibuk kerja sampai larut-larut. Anggap aja ayah lagi di pesantren."
Dahlia tergelak, "Hahaha kamu bisa aja. Yaudah habiskan sarapannya. Ibu mau siap-siap jengukin aa."
"Iya Bu. Nanti teteh ke sana kalau udah pulang sekolah."
Selesai sarapan, Ratu segera keluar rumah. Namun di depan ada seseorang yang sudah menunggunya.
"Kak Yahsa sedang apa?" Tanya Ratu heran.
"Menjemputmu. Apalagi?" Jawab Yahsa singkat.
Ratu tersenyum bingung, "Menjemput Ratu? Ahh mau jemput aa Kevan ya? Kan aa masih di rumah sakit."
"Kan tadi Kak Yahsa bilang mau jemput kamu adik manis. Lagian Kevan udah wa kakak kok kalau dia belum sekolah."
Mengangguk paham, "Ya udah berangkat aja?"
"Kamu hari ini engga usah naik angkot ya. Aku antar jemput." Pinta Yahsa saat mereka sudah di depan gerbang rumah.
"Nanti malah ngerepotin Kak Yahsa lagi."
"Engga kok. Lagian kamu kan adiknya Kevan eh kakaknya eh gimana sih? Abis kakak penasaran tapi tiap tanya Kevan tuh anak pasti gak mau jawab."
Ratu menggeleng, "Gimana kalau kita berangkat aja Kak?"
Wajah Yahsa kurang puas mendengar jawaban Ratu yang terdengar sedang mengalihkan arah pembicaraan. Namun dia hanya mengangguk lalu menyiapkan motornya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan Terindah ✓ (Completed)
RandomCeritanya udah tamat. Tapi meski gitu engga ada salahnya kan tetap ngasih vote nya? Kalau kata Ratu, Haidar itu bukan cowok idaman. Udah cuek, kasar lagi. Haidar, "Bikin risih tau engga?!" Ga bisa bikin sinopsis kalau penasaran langsung baca aja. Ma...