Saling memukul, menendang dan ambisi untuk mengalahkan tidak dapat dihindarkan lagi. Tidak ada yang mau mengalah sebelum melihat musuhnya babak belur.
Haidar yang memang ditantang duel Josh terus saja menghindar dan melawannya. Tidak sedikit luka yang dia dapat. Karena memang ini pertama kalinya Haidar bertarung dengan Josh di luar arena gelanggang. Dan dia berharap bahwa kesempatan ini, pertama kalinya dia bisa menang dari Josh.
Yang membuatnya ambisi adalah melihat bagaimana kondisi Ratu yang saat ini dilihatnya. Dia tidak bodoh melihat bekas luka di sudut bibir gadis itu yang tak lain tak bukan bekas sebuah tamparan.
Sebenarnya setiap dia memukul, Haidar lebih dulu memejamkan matanya. Yang menjadi musuhnya itu adalah teman satu perjuangan berlatih taekwondo. Yang artinya sudah menjadi saudara sendiri. Namun jika sudah menyalahi aturan seperti itu, rasa-rasanya Josh sudah tidak pantas dibilang sebagai teman atau malah saudara. Terlebih Josh adalah orang yang pernah menyelamatkannya dari kecelakaan.
Tapi apakah balas budi harus membelanya dari kejahatan? Tidak. Haidar bukan orang yang sepengertian itu.
Di sela-sela kesibukannya melayani perkelahian Josh, Haidar melihat kondisi Kevan yang tak jauh beda dengannya. Ya sama. Mereka sama-sama melawan orang yang pernah mereka anggap sebagai teman atau sahabat lebih tepatnya. Percayalah pukulan yang kau berikan akan sama sakit kau rasakan.
Sedangkan Ratu, gadis itu tampak menjauh dengan wajah ketakutan. Mungkin ini pertama kalinya dia melihat perkelahian di depan mata. Ratu bukan gadis manja, tapi juga bukan gadis berani yang bisa menyaksikan kekerasan.
Tadi sebenarnya Josh ingin menyerang Kevan. Tapi dengan berani Haidar bertanya, "Tadi lo bilang mau sama gua?"
Padahal niat Haidar adalah ingin menyelamatkan Kevan. Dia tahu seberapa kuat Josh bertarung. Dan bukan meremehkan Kevan, tapi laki-laki itu bukan tandingan Josh. Ya meski dia belum pernah menang, tapi setidaknya Haidar tahu bagaimana cara berkelahi Josh.
Bug. Bug.
Haidar memejamkan matanya saat merasakan pukulan bertubi-tubi. Bahkan posisinya sekarang sudah tergeletak di lantai.
"Woi ! Pada tarung kagak ngajakin kita."
Haidar mengangkat wajahnya. Terlihat Bayu dan Nathan sudah berdiri sambil bersedekap dada.
"Lo pada ngapain di sini?" Tanya Josh menahan tangannya yang sudah melayang di depan wajah Haidar.
Nathan tersenyum miring berjalan menghampiri Josh, "Kita? Mau nolongin teman gue yang kayaknya lagi tersesat."
"Tersesat?" Tanya Josh membeo.
"Ya. Yang gue tahu bela diri itu untuk menolong bukan untuk menindas. Dan lo pasti engga lupa apa yang pernah dikatakan guru kita." Ujar Bayu berjalan dengan tangan yang dikantongi.
Josh berdecih, "Engga usah sok nyeramahin gue. Sekarang lo mau ada di pihak gue atau si pengkhianat ini?!"
Yang dimaksud pengkhianatan adalah Haidar. Padahal tidak seperti itu seharusnya.
Nathan menatap Bayu, "Lo mau ada di pihak mana Bay? Kayaknya kita emang ngga bisa mendamaikan mereka dah. Jadi kita harus milih."
Bayu tersenyum miring, "Ya kita temenan udah lama sama Josh."
"Jadi lo ada di pihak gue?" Tanya Josh tersenyum.
Nathan mengangguk, "Ya. Kita bakal jadi orang goblok kalau ada di pihak lo."
"Maksud lo apaan?! Jadi lo mau belain pengkhianat ini?!" Gertak Josh tidak terima.
Bayu menepuk pundak Josh lalu beralih merangkul Haidar, "Dia bukan pengkhianat. Justru lo Josh yang pengkhianat. Lo memanfaatkan kebaikan yang pernah lo lakuin ke Haidar. Nyatanya apa? Lo yang menyusun rencana penabrakan itu dan menjadikan lo seolah-olah menjadi pahlawan. Ayolah Josh. Mungkin lo bisa nipu Haidar, tapi engga dengan gue. Asal lo tahu tak-tik lo itu udah pernah gue pakai buat menjerat cewek yang gue taksir."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan Terindah ✓ (Completed)
RandomCeritanya udah tamat. Tapi meski gitu engga ada salahnya kan tetap ngasih vote nya? Kalau kata Ratu, Haidar itu bukan cowok idaman. Udah cuek, kasar lagi. Haidar, "Bikin risih tau engga?!" Ga bisa bikin sinopsis kalau penasaran langsung baca aja. Ma...