Suasana jam terakhir pelajaran semakin membuat murid merasa senang. Bel pulang sekolah sudah sangat mereka rindukan. Ditambah lagi jam kosong karena si guru berhalangan hadir.
"Hei Dar."
Haidar menaikkan pandangannya dari buku yang ia baca. Dilihatnya Rizken tersenyum sambil duduk di sebelahnya. Tapi kemudian dia kembali membaca bukunya.
"Eng pulang sekolah sendiri Dar?" Tanya Rizken masih tak menyerah.
"Sama Ratu."
Rizken mengulum senyum sinisnya. Dengan cepat dia mengembalikan ekspresinya.
"Balikan Dar?" Tanya David menepuk pundak Haidar.
"Haidar memang mau balikan?" Tanya Rizken pada David. Dia mengulas senyumnya.
David menaikkan alisnya sebelah, "Kenapa Haidar engga mau balikan?"
"Dulu kan pas putus, gue sempat ngajak Haidar balikan. Eh Haidar bilang kalau dia anti balikan sama mantan. Iya engga Dar?" Tanya Rizken memastikan. Lebih tepatnya menskak Haidar.
Haidar menatap tajam Rizken, "Gua engga bilang kalau anti balikan sama mantan. Gua bilang kalau gua engga bakal balikan sama lo."
Setelah mengatakan ucapan pedasnya, Haidar memasukkan semua bukunya ke dalam tas. Meskipun belum waktunya pulang, Haidar sudah keluar dengan menggendong tasnya. Tujuannya saat ini adalah di mana Ratu berada.
Kebetulan yang sangat menyenangkan saat melihat gadis itu sedang duduk di brankar sendiri. Haidar langsung masuk nyelonong membuat Ratu terkejut.
"Loh kok Haidar udah di sini? Kan belum bel pulang." Tanya Ratu heran. Dari tadi dia belum mendengar bunyi bel sama sekali.
Haidar menarik kursi untuk dia duduki, "Pengin. Engga boleh?"
"Eh boleh dong."
Ketika mereka sama-sama terdiam, Sandra masuk sambil membawa 2 tas. 1 tas miliknya dan 1 tas milik Ratu.
"Loh ada Haidar? Lo ngapain?" Tanya Sandra dengan raut kebingungan.
"Mau ngantar Ratu pulang. Udah ayo." Ajak Haidar keluar terlebih dahulu tanpa harus repot menunggu keduanya.
Mereka keluar dari UKS bersamaan dengan bel pulang sekolah berdentang. Banyak pandang mata menyaksikan langkah mereka.
Jika Haidar dan Sandra cuek menanggapi tatapan penasaran itu, tapi berbeda dengan Ratu yang terus menunduk. Tiba-tiba langkah Ratu terhenti karena dia merasa menabrak sebuah punggung.
"Eh." Ratu mengangkat wajahnya dengan kening berkerut.
"Kenapa nunduk?" Tanya Haidar dengan nada dingin.
"Eng-engga kok."
Sandra menepuk pundak Ratu, "Rat, maaf ya gue ditelepon buat ke rumah tante gue nih. Tante gue sakit."
"Oh. Ya udah hati-hati ya." Ujar Ratu tersenyum mengiyakan.
Haidar mengajak Ratu untuk segera masuk ke mobilnya. Namun di tengah perjalanan terdengar nada dering telepon masuk.
Setelah menepikan mobilnya Haidar mengangkat teleponnya, "Halo Bun kenapa?"
"......"
"Baik Bunda. Haidar ke rumah sakit sekarang."
Setelah tidak ada lagi percakapan, Haidar memasukkan lagi hpnya. Membuat Ratu bertanya-tanya.
"Haidar siapa yang sakit?"
"Lo turun di sini ya? Gua mau ke rumah sakit." Perintah Haidar.
Ratu menatap Haidar bingung. Dia melihat keluar. Cuaca sangat panas. Pasti akan membuat kepalanya semakin pusing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan Terindah ✓ (Completed)
RandomCeritanya udah tamat. Tapi meski gitu engga ada salahnya kan tetap ngasih vote nya? Kalau kata Ratu, Haidar itu bukan cowok idaman. Udah cuek, kasar lagi. Haidar, "Bikin risih tau engga?!" Ga bisa bikin sinopsis kalau penasaran langsung baca aja. Ma...