Ratu tersenyum bahagia. Hari ini adalah hari pertama dirinya bekerja di cafe milik Bayu. Mungkin bagi pemula sepertinya, pekerjaan itu bukan hal yang ringan. Mengingat dulu di rumah lamanya semua kebutuhan yang ia inginkan tinggal meminta tolong kepada asisten rumah tangga.
Sebenarnya Ratu bukan gadis yang tidak bisa melakukan apa-apa, hanya saja memang dari kecil kedua orang tuanya melarang dia melakukan kegiatan yang dianggap menimbulkan rasa lelah. Dan efeknya baru dirasakan saat ini. Saat dia mencoba untuk melakukan sebuah pekerjaan, semua yang akan dia lakukan terasa berat.
Tapi dia tidak boleh menyerah dan mudah merasa lelah. Karena apapun yang terjadi dia harus bisa. Lagipula sedari tadi dia tidak terlalu banyak bekerja. Seperti kalau bawaannya terlalu berat maka akan digantikan dengan pegawai lama yang sudah berpengalaman.
Enaknya pegawai di tempatnya bekerja ini sangat ramah. Tidak ada perbedaan senior-junior. Meski begitu dia tetap menghormati dan ramah kepada yang sudah lama, agar banyak yang mau membantunya jika dia belum bisa melakukan suatu hal.
"Hei, noh ada yang pesan di meja 12." Suara Bayu mengejutkan Ratu yang sedang membaca buku menu.
Ratu mengangguk lantas berdiri, "Siap Pak Bos."
Bayu terkekeh saat melihat Ratu yang menghormat kepadanya. Gadis ajaib menurutnya.
Dengan semangat Ratu menghampiri meja yang kata Bayu memesan tadi. Segerombol anak muda yang samar-samar ia ingat wajahnya. Kalau tidak salah mereka adalah teman-teman Haidar yang bertemu dengannya di mall saat jalan-jalan dengan Sandra.
Zack, Nusa, Firly dan Ibram kalau tidak salah. Mereka berempat terlihat kaget saat melihat Ratu yang mengenakan baju pelayan menghampiri mereka.
"Selama siang, mau pesan apa?" Tanya Ratu sambil membawa buku catatannya. Dia mencoba tersenyum ramah. Meski ingat benar bagaimana mereka bersikap saat pernah bertemu dulu.
"Eh dedek gemes. Kerja di sini ya?" Tanya Zack dengan nada menggoda.
Ratu tersenyum mengangguk. Lebih tepatnya tersenyum tidak enak. Tapi bagaimanapun juga mereka adalah pengunjung dan dia harus menghormatinya.
"Wah jadi semangat nih nongkrong di sini. Habisnya kita nyari info tentang Ratu susah banget. Nanya ke Haidar malah pelit banget." Ujar Nusa terkekeh. Dia juga ikut berdiri di sebelah Ratu. Bahkan tangannya dengan berani merangkul Ratu.
Firly bertepuk tangan kecil, "Cocok lo Sa sama Ratu. Ya walau lebih cocok sama gue sih."
Dengan risih Ratu melepas tangan yang ada di pundaknya, "Kalian mau pesan apa? Kalau engga Ratu mau pergi."
Ibram menarik Ratu agar duduk di salah satu kursi, "Hei, ngga usah buru-buru kali. Kita kan juga pelanggan. Dan tugas seorang pelayan adalah melayani apa mau kita."
"Lepas. Ratu mau kerja lagi."
"Weh nantangin kita dia." Kekeh Zack tersenyum.
Setetes air mata Ratu mengalir di pipinya. Perlakuan mereka mengingatkannya pada kejadian Josh beberapa pekan lalu. Membuat tubuhnya bergemetar.
"Et jangan takut dong Ratu. Kita engga akan ngapa-ngapain lo kok. Tapi kalau lo mau ya kita cari tempat." Goda Firly dengan sangat kurang ajar.
Mereka dikejutkan oleh gebrakan meja yang dilakukan oleh Bayu. Laki-laki itu menatap mereka penuh amarah, "Lo pada kalau engga mau pesan mending cabut."
Tak hanya itu Bayu juga menarik tangan Ratu hingga berdiri di sebelahnya. Dan tangannya merasakan betapa dinginnya tangan Ratu. Menandakan jika gadis itu tidak dalam keadaan baik-baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan Terindah ✓ (Completed)
RandomCeritanya udah tamat. Tapi meski gitu engga ada salahnya kan tetap ngasih vote nya? Kalau kata Ratu, Haidar itu bukan cowok idaman. Udah cuek, kasar lagi. Haidar, "Bikin risih tau engga?!" Ga bisa bikin sinopsis kalau penasaran langsung baca aja. Ma...