Libur sekolah telah tiba. Banyak hal yang dapat dilakukan oleh semua siswa untuk mengisi masa liburan mereka. Begitu juga yang dilakukan oleh Ratu. Hari ini seperti biasa dia bekerja di tempat Bayu.
Karena liburan sekolah cafe tempat dia bekerja semakin ramai. Bahkan sedari tadi para pegawai kewalahan saking banyaknya pengunjung.
Ratu membereskan meja yang kotor sebelum dihampiri oleh Bayu. Laki-laki itu menggulung lengan bajunya hingga sebatas siku.
"Rat dari tadi lo belum makan loh. Makan dulu sana. Udah waktunya ishoma." Ujar Bayu mengingatkan.
Ratu tersenyum sambil menggeleng, "Ratu belum lapar."
"Wajah lo udah pucat gitu Rat. Engga mungkin lo engga lapar. Mending lo sekarang naik ikut Bunga, dia juga lagi makan. Nanti kalau engga dipaksa magh lo bakal kambuh lagi."
"Tapi Ratu memang belum lapar. Nanti kalau Ratu memang lapar, pasti Ratu makan kok." Tolak Ratu halus.
Tangan Bayu bersandar di bahu Ratu, "Rat bisa engga lo mikirin kondisi lo sendiri? Gue engga mau ya pegawai gue entar pingsan di tempat kerja. Mending-"
"Wahh gini ya yang namanya hubungan antara bos dan pegawai?"
Ucapan Bayu terpotong karena kedatangan Haidar dengan wajah sinis. Bahkan Bayu segera melepas tangannya yang ada di bahu Ratu.
Wajah Bayu berubah menjadi tegang takut Haidar salah paham, "Dar ini engga seperti yang lo kira. Gue cuma ingatkan Ratu biar makan, dia engga mau makan dari tadi."
Haidar tersenyum sinis, "Kayaknya lo engga perlu deh seperhatian itu ke pegawai lo. Emang lo engga takut karyawan lo yang lain iri karena engga lo perhatikan juga?"
"Haidar kamu apaan sih?" Bisik Ratu pelan. Dia menarik tangan Haidar agar sedikit tidak emosi.
Haidar melepas tangan Ratu, "Kamu nyaman dapat perhatian lebih dari dia? Kamu masih pacar aku loh."
"Iya kamu memang pacar aku, dan dia bos aku. Kamu jangan marah gitu dong." Ujar Ratu menenangkan. Dia merasa malu karena sekarang ketiganya menjadi pusat perhatian.
"Tapi engga ada bos yang sedekat ini kepada pegawainya. Pokoknya aku mau kamu keluar dari pekerjaan ini." Perintah Haidar mutlak. Seolah apa yang dia minta adalah hal yang gampang untuk dituruti.
Mata Ratu membulat tidak percaya, "Dua hari yang lalu kamu ninggalin aku di hari jadi kita buat jemput Emi, sekarang tiba-tiba kamu datang dan minta aku buat resign dari pekerjaan yang udah nyaman ini? Kamu kerasukan setan Singapura ya?"
"Pokoknya kamu harus keluar. Bay, Ratu resign dari tempat lo." Ujar Haidar final.
Ratu menggeleng cepat, "Kamu jangan kira karena kita pacaran jadi kamu bisa memutuskan hal apa buat hidup aku ya Had. Hidup aku tuh engga semulus seperti hidup kamu. Yang bisa semudah kamu buat meraih sesuatu."
Setelah mengucapkan kalimat itu, Ratu keluar dengan perasaan kesal. Entah dia ingin ke mana yang penting bisa melampiaskan rasa kesalnya. Bahkan kalau harus ke ujung dunia. Mungkin.
Bayu menatap Haidar dengan tatapan tidak percaya, "Lo dengan gampangnya minta dia buat keluar dari cafe gue karena alasan yang engga masuk akal gini? Lo gila ya Dar?! Lo udah pasti tahu gimana kehidupan keluarga dia."
Seakan tersadar dari kebodohannya Haidar keluar pamit dari cafe itu. Dia berusaha mengejar Ratu yang sudah entah pergi ke mana.
"Ya Allah kamu di mana Rat?"
Sedangkan Ratu memilih untuk tetap melangkah. Entah dia akan ke mana. Yang pasti dia masih tidak bisa bertemu Haidar.
Laki-laki itu, bukannya meminta maaf karena sudah meninggalkan dia beberapa hari yang lalu, tapi justru menyuruhnya keluar dari pekerjaannya. Dengan alasan tuduhan selingkuh pula.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan Terindah ✓ (Completed)
RastgeleCeritanya udah tamat. Tapi meski gitu engga ada salahnya kan tetap ngasih vote nya? Kalau kata Ratu, Haidar itu bukan cowok idaman. Udah cuek, kasar lagi. Haidar, "Bikin risih tau engga?!" Ga bisa bikin sinopsis kalau penasaran langsung baca aja. Ma...