Sudah hampir satu bulan lamanya Ratu dan Haidar tidak bertemu. Laki-laki itu masih berada di Singapura untuk menemani pengobatan Emi. Kalaupun ada komunikasi itu hanya berupa panggilan atau video call. Dan itu hanya berlangsung berapa menit saja.
Tapi memang beberapa hari ini dia tidak mendapat kabar dari Haidar. Dan tentu saja membuatnya semakin galau juga khawatir.
Sebenarnya Ratu ingin protes, tapi kasihan Haidar juga kalau dia menambahi beban laki-laki itu dengan segala macam rengekannya. Meski yang pada akhirnya sekarang Sandra yang menjadi sasaran kegalauannya.
"Sudah dong Rat, kalau kangen ya hubungi sana. Jangan merengek. Gue bingung dengerin rengekan lo." Ujar Sandra memutar bola matanya. Dia menyingkirkan tangan Ratu yang menggelayut padanya.
Ratu memproutkan bibirnya kesal, "Tapi nanti takut ganggu dia."
Sandra memutar bola matanya kesal, "Ya udah jangan telepon kalau takut ganggu."
"Tapi kangen."
"Bodo ah. Kalau ya kangen telepon. Toh kalau lo tetap jadi prioritas dia, sesibuk apapun dia bakal tetap angkat telepon lo. Atau jangan-jangan di sana dia lagi nyari cewek baru. Nih ya yang gue tahu cewek Singapura itu cuantik-cuantik." Cerca Sandra menyemangati. Atau lebih tepatnya menakuti.
"Ihh malah bikin Ratu takut."
Ratu mencoba menghubungi Haidar. Namun wajahnya tidak menandakan senyuman. Lalu dia melepas hpnya lagi.
"Engga diangkat." Ujar Ratu putus asa.
Sandra merangkul sahabatnya, "Nah mending daripada lo meratapi kegalauan lo, sekarang kita mending jalan aja yuk. Gue ada janji sama Nathan. Mmm gue suruh ajak Bayu juga biar lo engga ngenes banget."
Ratu mengangguk menyetujui usulan Sandra. Lagipula dia dan Bayu sudah seperti sahabat. Tidak mungkin Haidar akan marah padanya.
"Nah. Mereka udah nunggu kita di parkiran. Yuk." Ajak Sandra menggandeng tangan Ratu.
Sampai di parkiran, mereka melihat Bayu dan Sandra yang sudah menunggu di luar mobil dengan kerumunan para gadis yang mencoba menarik perhatian keduanya. Namun saat Sandra dan Ratu datang, kerumunan itu bubar.
"Udah lama?" Tanya Sandra mendekati Nathan.
Nathan melingkarkan tangannya di pinggang Sandra, "Belum kok Sayang. Udah yuk berangkat keburu mulai filmnya."
Ngomong-ngomong Sandra dan Nathan sudah jadian. Entah bagaimana ceritanya mereka bisa jadi, tapi menurut Ratu mereka cocok kok jadi pasangan.
"Hah kita engga bisa kayak mereka ya Rat?" Tanya Bayu pada Ratu.
Sandra memukul kepala Bayu, "Kalau berani habis lo sama Haidar."
Bayu mengusap kepalanya sambil melotot pada Sandra, "Dasar bar-bar. Lagian Haidar engga tahu."
Ratu bersedekap dada, "Apa sih?! Engga mau ah kalau gitu."
"Bercanda. Udah yuk berangkat aja." Ajak Sandra masuk ke dalam mobil diikuti Nathan di sebelahnya.
Sedangkan Bayu masuk ke tempat kemudi yang disusul Ratu di sebelahnya. Sepanjang perjalanan mereka mendebatkan banyak hal. Salah satunya mengenai film yang akan mereka tonton.
Tapi Ratu sama sekali tidak menikmati kebersamaan mereka. Yang ada dia selalu kepikiran seseorang yang beberapa hari ini tidak ada kabar.
"Lo kenapa sih Rat? Dari tadi lihatin hp mulu? Masih ngarep Haidar ngasih kabar?"
Pertanyaan Sandra menghentikan aktivitas makan mereka. Ratu menjadi pusat perhatian. Gadis itu hanya mengaduk makanan sambil sesekali lihatin hp.
Ratu mengangkat wajahnya, "Apa sih San?! Ratu cuma heran engga biasanya hp Haidar engga aktif terus."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan Terindah ✓ (Completed)
RandomCeritanya udah tamat. Tapi meski gitu engga ada salahnya kan tetap ngasih vote nya? Kalau kata Ratu, Haidar itu bukan cowok idaman. Udah cuek, kasar lagi. Haidar, "Bikin risih tau engga?!" Ga bisa bikin sinopsis kalau penasaran langsung baca aja. Ma...