Assalamualaikum.. (yg muslim bisa atuh jawab dulu salamnya. Wajib kan menjawab salam)Oke di sini saya engga lagi mau mendakwah cuma bilang ini kalau Ratu sama Haidar balik lagi menyapa kalian semua. Ya kalau ada yang jawab salam Alhamdulillah bisa jadi pahala buat aku juga kamu.
So.....
✨✨✨
Seperti yang diucapkannya tadi, Haidar akan mengajak Ratu untuk ke rumahnya. Tetapi saat dia sudah tiba di parkiran gadis itu belum juga memunculkan batang hidungnya. Hal itu membuatnya kesal.
Jangan-jangan Ratu mencoba melarikan diri dari tanggung jawabnya. Wah itu tidak bisa dibiarkan. Baru saja Haidar mau masuk gedung lagi jika saja tidak melihat Ratu yang keluar bersama kakak kelas mereka yang tadi berangkat bersama Ratu.
Dengan kesal Haidar menghadang mereka dan menarik lengan Ratu.
"Lo ke mana aja sih?!" Gertak Haidar marah.
Yahsa menahan tangan Ratu tidak terima, "Lo apaan sih main kasar aja?"
"Bukan urusan lo." Balas Haidar menunjuk wajah Yahsa tidak sopan.
"Heh."
Ratu mengelus tangan Haidar perlahan, "Haidar Ratu minta maaf. Ratu pulang sama Kak Yahsa ya soalnya tadi berangkat sama dia. Engga enak. Lagian kami mau jenguk Kevan dulu."
Haidar menggeleng tegas, "Engga. Lo pulang sama gua."
"Jangan maksa dong. Ratu maunya pulang sama gue." Ujar Yahsa tak mau kalah.
"Lo bisa diem gak?!"
Ratu tampak bingung, "Haidar tapi..."
"Oke fine kalau kamu mau pulang sama dia. Aku sadar kalau aku engga ada artinya buat kamu." Tutur Haidar melepas tangan Ratu dan beranjak.
Tentu saja perubahan sikap Haidar membuat Ratu dan Yahsa bingung. Dan Ratu tentu saja merasa tak enak hati.
"Kak Yahsa, Ratu sama Haidar ya." Pinta Ratu pelan.
Yahsa mengangguk meski kentara raut tidak ikhlas di wajahnya. "Iya. Lain kali kita masih bisa pulang bareng."
"Maaf ya Kak."
"Iya. Engga apa-apa. Udah kamu susul sana. Keburu keluar tanduk." Ujar Yahsa bercanda.
"Bye Kak." Pamit Ratu lalu berlari menyusul Haidar.
Sedangkan Haidar sudah tersenyum miring saat mendengar suara kaki yang berlari ke arahnya.
"Haidar.."
"Hem. Ngga jadi pulang sama Kak Yahsa lo?" Sindir Haidar sambil masuk ke mobilnya yang diikuti oleh Ratu.
"Kan Haidar marah?"
"Ge-er banget lo. Tahu dari mana gua marah?" Elak Haidar. Dia segera melajukan mobilnya.
Ratu tersenyum, "Jadi Haidar engga marah? Alhamdulillah. Soalnya Haidar tuh serem banget kalau lagi marah."
"Diam dan pake seatbelt." Perintah Haidar.
Ditengah perjalanan mereka yang cukup macet, hp Haidar berbunyi berkali-kali membuat Ratu heran.
"Teleponnya engga diangkat Had?"
Haidar berdecih, "Lo gak liat gua lagi ngapa?"
"Terus?"
"Ya ambilin lah."
Mata Ratu membulat. Bukan gimana tapi masalahnya hp Haidar ada di kantong celananya sebelah kanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan Terindah ✓ (Completed)
RandomCeritanya udah tamat. Tapi meski gitu engga ada salahnya kan tetap ngasih vote nya? Kalau kata Ratu, Haidar itu bukan cowok idaman. Udah cuek, kasar lagi. Haidar, "Bikin risih tau engga?!" Ga bisa bikin sinopsis kalau penasaran langsung baca aja. Ma...