Suasana kantin di lantai 1 mulai ramai. Semakin banyak murid yang mulai berdatangan. Sebagian besar dari mereka didominasi kelas 11 karena kelas 12 sudah mulai sibuk mempersiapkan segala ujian dan semua tetek-bengeknya. Sedangkan kelas 10 lebih suka untuk jajan di kantin lantai 2.Di sebuah meja dari segerombol anak kelas IPA 4 yang sedang menyantap makan siang mereka bersama-sama. Meskipun mereka dikenal kelas yang tidak terlalu menyumbang prestasi tapi kekompakan mereka bisa diacungi jempol.
Kebetulan mereka sedang jam kosong jadi memudahkan untuk nangkring di kantin lebih dulu. Ada sekitar 6 anak yang duduk di satu meja membicarakan banyak hal sambil menyantap makanan atau hanya sekadar makan camilan. Di antara mereka ada Sandra dan Ratu juga. Keduanya dikenal sebagai murid yang supel dan banyak memiliki teman.
"Eh minggu depan anak kelas 12 udah mulai sibuk try out ya?" Tanya Siska, teman Ratu yang suka mencari bahan pembicaraan. Atau lebih dikenal sebagai tukang gosip.
"Iya ya. Ah engga rela gue mereka harus keluar dari sekolah kita secepat ini." Keluh si tiang alias Bella. Dia memiliki tinggi sekitar 170 cm. Katanya Bella bercita-cita menjadi atlet basket walaupun sangat tidak suka olahraga.
"Engga rela kenapa?" Tanya Fatir. Satu-satunya cowok di gerombolan mereka.
Sandra meneguk minumannya terlebih dahulu, "Ha elah masa lo gak ngerti maksud Bella sih Fat? Maksudnya itu dia engga rela kalau kakak-kakak ganteng di sekolah kita pada lulus gitu."
Fatir mengangguk paham, "Oh. Tapi satu angkatan kita banyak kok yang ganteng."
"Siapa elo? Hah lo mah bukan ganteng tapi cantik." Sungut Ayu kesal. Entahlah kalau bicara dengan Fatir sepertinya dia selalu begitu. Tapi beruntung Fatir tidak lagi terbawa emosi karena mungkin sudah terbiasa dengan ucapan pedas Ayu.
Ya Fatir itu laki-laki yang cantik. Bukan cantik dalam artian melambai. Tapi wajahnya memang cantik bersih. Mungkin mirip artis boyband Korea saking cantiknya.
"Heh Fatir itu bukan cantik ya tapi memang terlalu ganteng aja." Ujar Siska tidak terima.
Fatir tersenyum merangkul Siska, "Makasih sayang udah belain aku."
"Sama-sama sayang."
Baik Bela maupun Ayu sama-sama menampilkan wajah mau muntah melihat perilaku pasangan di depan mereka.
"Btw Sis, lo kok bisa mau sih sama Fatir? Ya walau dia engga melambai tapi wajahnya itu loh engga bisa ditoleransi sebagai cowok. Bahkan kalau kalian jalan tuh kentara banget masih cantikan si Fatir." Tanya Ayu dengan ucapan pedasnya.
Siska mengangkat bahunya cuek, "Entah. Mungkin karena dia terlalu tampan kayak oppa-oppa Korea kali? Dia nembak gue ya udah gue terima."
Wajah Sandra mengernyit tidak percaya, "Wah sesederhana itu? Gue aja yang suka oppa-oppa Korea kalau dikasih modelan kayak Fatir engga mau."
"Gue juga engga mau kali sama modelan kayak elo. Gini-gini gue juga milih kalau nyari cewek. Di antara kalian berlima nih yang paling pas sama tipe gue itu si Ratu dan Siska ya agak mendekatilah. Nah dua-duanya gue tembak, yang nerima cuma Siska. Ya udah gue pacaran sama dia." Ujar Fatir blak-blakan.
"What?! Eh Rat lo beneran pernah ditembak sama Fatir?" Tanya Bella histeris.
Ratu yang semula hanya melamun tersentak kaget, "Hah kenapa?"
Sandra mengusap bahu Ratu, "Lo ngelamun? Mikir apa sih?"
"Engga kok. Cuma rada engga enak badan aja. Tadi Bella tanya apa?"
Bella kembali antusias, "Lo beneran pernah ditembak Fatir?"
Ratu berpikir sejenak, "Engga apa-apa nih Fat Ratu bilang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan Terindah ✓ (Completed)
RandomCeritanya udah tamat. Tapi meski gitu engga ada salahnya kan tetap ngasih vote nya? Kalau kata Ratu, Haidar itu bukan cowok idaman. Udah cuek, kasar lagi. Haidar, "Bikin risih tau engga?!" Ga bisa bikin sinopsis kalau penasaran langsung baca aja. Ma...