Btw ini aku revisinya pagi pagi buta gara-gara gabisa tidur alias kebangun dari jam 1 an dan ini aku post ulang abis subuh.
Suara cekikikan terdengar dari sebuah kamar. Dengan televisi yang menyala menampilkan sosok kartun tanpa rambut.
Sedangkan di sebuah sofa ada dua orang penonton yang tidak berhenti tertawa. Bahkan ada beberapa bungkus makanan yang berserakan.
"Papi..." Sang anak menggoyangkan tangan sang ayah dengan manja.
"Kenapa sayang?"
Sang anak melihat jam dinding yang ada di belakang, "Mami kok belum pulang ya? Queenie udah ngantuk."
Laki-laki yang tak lain dan tak bukan ayah dari Queenie menghela napas, "Sebentar lagi ya sayang? Mami masih terjebak macet. Queenie kalau ngantuk tidur saja ya?"
Tapi sang anak menggeleng tegas, "Engga mau Papi. Queenie mau sama mami. Besok kan ulang tahun Queenie. Queenie kangen banget sama mami. Kalau bisa di ulang tahun aku, hadiahnya mami di rumah terus main sama Queenie."
"Iya. Nanti bilang sama mami ya. Tapi kalau ngantuk anak papi ini engga boleh dipaksa ya?"
Mengangguk semangat, "Iya Papi Haidal ku sayang."
Haidar tersenyum sambil mencubit pipi anaknya gemas, "Udah mau 3 tahun masih belum bisa bilang R."
Queenie cemberut, "Bisa kok."
"Coba bilang nama lengkapnya Queenie."
"Elenola Queenie Zualdhan." Jawab Queenie lantang.
Mau tidak mau Haidar mencium pipi gembul putrinya, "Tuh kan belum bisa. Erenora Queenie Zuardhan. Berarti kamu belum bisa sekolah dong."
Memasang wajah memelas, "Pliss dong Papi. I want to school."
Sebenarnya sejak kecil Queenie tidak melulu diajarkan bahasa Inggris, hanya saja anak itu suka melihat kartun dari luar. Dan juga sering mendengarkan maminya yang bercakap dengan temannya dari London.
"Oke. Lusa kita daftarkan kakak ya."
Terkadang baik Haidar maupun Ratu memanggil Queenie dengan panggilan kakak agar anak itu lebih mandiri. Meskipun sampai saat ini mereka belum ada rencana untuk tambah momongan.
Saat anaknya sudah terjatuh di pangkuannya, Haidar mendengar suara sepatu menaiki tangga. Tak lama kemudian pintu kamar terbuka dari luar.
"Quuenie udah tidur?" Tanya Ratu yang tidak dijawab oleh Haidar.
Ratu melihat anak dan suaminya sebentar lalu pergi ke kamarnya sendiri untuk membersihkan diri. Sedangkan Haidar memindahkan anaknya menuju ranjang agar lebih nyenyak tidurnya.
Selesai dengan aktivitas mandi, Ratu masuk kamar anaknya lagi dengan penampilan yang lebih segar. Ratu kemudian duduk di sebelah Haidar sambil mengambil camilan.
"Tadi siapa yang jemput Queenie dari rumah Sandra?" Tanya Ratu mengunyah makanannya.
"Aku."
Ratu mengangguk, "Pasti susah banget ya dia diajak pulang?"
Haidar berdiri, "Ada yang mau aku omongin sama kamu tapi engga di sini. Aku tunggu di kamar."
Setelah Haidar keluar, Ratu beranjak mendekati ranjang dan membenarkan letak selimut putrinya. Tak lupa sebuah kecupan ia layangkan dengan sayang.
Ratu mematikan lampu kamar Queenie dan hanya menyisakan lampu tidur saja. Kemudian Ratu menyusul Haidar yang sudah terlebih dulu ke kamar.
"Hai Sayang." Sapa Ratu duduk di sebelah Haidar dan meletakkan kepalanya di pundak sang suami.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan Terindah ✓ (Completed)
RandomCeritanya udah tamat. Tapi meski gitu engga ada salahnya kan tetap ngasih vote nya? Kalau kata Ratu, Haidar itu bukan cowok idaman. Udah cuek, kasar lagi. Haidar, "Bikin risih tau engga?!" Ga bisa bikin sinopsis kalau penasaran langsung baca aja. Ma...