Tekan Vote sebelum membaca:)
Happy reading:)*****
Sekarang Angkasa sedang terbaring di UKS. Hanya tersisa Azzura disana. Semua anak masuk kelas setelah bel berbunyi.
"Nyusahin banget sih jadi orang. Udah sok pahlawan lagi", oceh Azzura sambil memandang Angkasa yang masih terbaring disana.
"Mau gue tinggal, tapi kasian juga", Azzura dilema. Dia membuka ponselnya membaca beberapa berita yang cukup membosankan sebagian tentang Angkasa dan dirinya.
Azzura menutup kembali ponselnya dan meletakannya di atas meja. Azzura menatap Angkasa sekilas. Berkali-kali dia menggerutu kesal. Kadang dia menampar wajah Angkasa agar Angkasa cepat bangun dan dia bisa mengikuti kegiatan belajar mengajar seperti biasa.
Azzura memegangi pelipisnya. Dia mengambil bangku yang ada di sudut ruangan lalu dipindahkan ke sebelah Angkasa. Kepalanya dia letakkan di atas tangan kirinya yang sudah berada di atas kasur. Membosankan sekali. Apa para petugas PMR tidak merasa bosan? Mereka hanya menunggu orang sakit, mengobatinya, lalu menunggu orang pingsan sadar.
"Ngapain lo disini?", tanya Angkasa dengan tatapan semu. Azzura memutar bola matanya jengah. Bukannya menjawab, dia berdiri lalu mengembalikkan bangku itu ke sudut ruangan dan keluar dari ruangan itu tanpa pamit.
"Wehh", teriak Angkasa sedang mecoba untuk bangkit. Please deh, nggak usah sok kuat.
Azzura menghentikkan langkahnya ketika sudah di ambang pintu. Melirik ke arah belakang. Lalu menghembuskan nafasnya gusar.
"Gue punya nama", tegas Azzura yang masih berdiri disana.
"Tau", ketus Angkasa.
Azzura melanjutkan jalannya lagi. "Dasar orang nggak tau diuntung", batin Azzura kesal. Dia kembali ke kelasnya. Dan alhasil semuanya mendekati dirinya untuk menanyakan kabar Angkasa.
"Angkasa gimana, Ra?"
"Dia baik-baik aja kan?"
"Sumpah gue khawatir banget"
"Bisa-bisanya dia berantem sama kak Awan sih?"
"Hidup-hidup dia, kenapa jadi kalian yang ribet sih?", ketus Azzura sambil membuka bukunya.
Yah, pendengar kecewa. Mereka terpaksa kembali ke tempat duduk mereka dengan raut wajah yang sedikit masam karena tidak mendapat informasi yang mereka inginkan.
*****
Tokk--tokk---
Pintu UKS perlahan terbuka. Angkasa masih sibuk dengan ponselnya. Heran aja kan, dia kan tidak punya kontak lain selain Arsen. Ups salah, sekarang dia sudah punya kontak Azzura.
Terlihat seorang perempuan yang sedikit tersenyum ragu sedang masuk ke dalam UKS. Menghampiri Angkasa tentunya. Tapi Angkasa sama sekali tidak menghiraukan orang itu.
"Lo udah baikan?", tanya orang itu dengan nada khawatir.
"Hmm", Angkasa meletakkan ponselnya di meja lalu menarik selimut dan memejamkan matanya, lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa
Любовные романы>> "Lo bertahan karena cinta, tapi kenapa lo nggak pergi saat lo benci?" ~Marcello Angkasa Raymond "Karena sebagian perasaan bisa aja berubah." ~Azzura Aldebaran "Tapi sebagiannya lagi nggak akan bisa berubah. Contohnya gue." "Kalau gitu nggak usah...