Budayakan vote sebelum membaca:)
Happy reading:)*****
At the risk of sounding foolish
I don't wanna fool around no more
If we're gonna do this then let's do this
You can fix my broken heart if it's all yoursSo take it easy
'Cause it ain't easy to sayI wanna be more than friends
I wanna be more than friends
I wanna tell everyone you're taken
And take your hand until the end I wanna be more than friends (Friends)I'm asking you to be my baby
I'm giving you my heart, don't break it
I'm crushing and I'm going crazy
Either way I know we'll make it (I know, I know, I know we'll make it)Jrengg~~
"Angkasa, kamu udah makan?", tanya Ratu perhatian.
"Belum", Angkasa meletakkan gitarnya di tempat semula. Dia masih duduk di antara alat musik lainnya.
Angkasa membuka buku musik dan membaca beberapa chord yang harus dia hafalkan selama satu minggu ini untuk perlombaan.
Band Semesta selalu menang setiap mengikuti kompetisi apapun. Itu dikarenakan Angkasalah yang mempelopori. Meski pernah break dalam waktu yang cukup lama, tapi Angkasa bisa membangunnya lagi seperti sekarang.
Ratu masih setia duduk sambil memperhatikan Angkasa yang bahkan sampai sekarang tak berhenti mengacuhkannya. Meskipun Angkasa sendiri yang memintanya untuk menjadi pacarnya dan dia tidak masalah meskipun Angkasa masih dekat dengan mantannya, Azzura.
Yah, Angkasa bahkan sampai sekarang tidak pernah berhenti mengantar dan menjemput Azzura, meskipun Ratu sering melihat Azzura menolaknya. Kenapa Angkasa harus memilih seseorang yang tidak mencintainya padahal orang yang mencintainya saat ini ada di depannya?
Sebagian orang memilih dicintai daripada mencintai, tapi Angkasa benci saat Ratu menyatakan dirinya menyukainya. Angkasa itu seperti diksi dalam puisi yang penuh dengan misteri. Tak semua orang mengerti ataupun memahami.
"Aku keluar dulu ya, ada tugas yang harus dikumpulkan", Ratu melenggang pergi meninggalkan ruang musik.
Di perjalanan menuju kelasnya, dia berhadapan dengan orang yang sedari tadi mengacaukan pikirannya, Azzura. Mereka sama-sama berhenti dan saling memandang sejenak.
"Tunggu", Ratu dengan sigap memegang pergelangan tangan Azzura sebelum ia pergi.
Azzura berhenti sesuai dengan permintaannya. Tapi dia tidak akan memulai pembicaraan dulu.
"Gimana caranya Angkasa bisa suka sama lo?", Azzura langsung menyingkirkan tangan Ratu dari lengannya lalu menyelipkan rambut yang menutupi matanya ke belakang telinganya.
"Kenapa lo nggak tanya sendiri sama Angkasa? Gue yang disukai, bukan menyukai. Gue sebagai objek, bukan subjek", Azzura pergi begitu saja dan mampir ke perpustakaan, sementara Ratu melanjutkan jalannya menuju kelas.
Seperti biasa, teman-teman Azzura sudah menunggu di dalam perpustakaan dengan buku yang hari lalu belum selesai mereka baca.
"Lo ada masalah apa sama si nenek lampir?", tanya Venus sebal karena beberapa menit sebelum dia masuk ke perpustakaan, dia melihat Azzura dan Ratu sedang berbincang dengan nada dan ekspresi yang tidak biasa.
"Plat nomor jakarta aja", jawab Azzura tanpa memperhatikan ekspresi teman-temannya yang terlihat bingung dengan jawaban itu.
"Maksudnya?", tanya mereka serempak. Azzura mengerutkan dahinya sambil tersenyum tipis.

KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa
Romance>> "Lo bertahan karena cinta, tapi kenapa lo nggak pergi saat lo benci?" ~Marcello Angkasa Raymond "Karena sebagian perasaan bisa aja berubah." ~Azzura Aldebaran "Tapi sebagiannya lagi nggak akan bisa berubah. Contohnya gue." "Kalau gitu nggak usah...