Cantik

1.2K 38 3
                                    

Budayakan vote sebelum membaca:)
Hapoy reading:)
Semoga kalian suka sama ceritanya:)

*****

"Kalau gue suka sama lo---"

"Ya"

"Love me like i do"

"Kalau bisa", Angkasa berjalan ke permainan yang lain.

Azzura mengikutinya tanpa sedikitpun protes. Padahal dia harus memarahi Angkasa dulu sebelum sampai disini.

"Lo beneran suka sama gue?", Angkasa mengambil pukulan di sudut mesin dan mulai memukul.

Azzura memperhatikannya sebentar sebelum menjawab pertanyaan yang sepertinya sangat membutuhkan jawaban. Semua orang tidak suka digantung kan?

"Just kidding", Angkasa mengangguk mengerti. Sebelumnya juga dia sudah memikirkan jawaban itu yang akan keluar dari mulut Azzura.

Angkasa menghabiskan koinnya setelah bermain bowling. Azzura sedari tadi hanya mengekorinya, dia bahkan tidak meminta bagiannya.

"Mau makan lagi?", tawar Angkasa saat melihat tempat makan di depan matanya.

Azzura menggeleng lalu menggandeng tangan Angkasa untuk segera turun ke mall-nya. Ada sesuatu yang perlu dia beli disana.

Dia mengambil beras satu kilogram yang baru saja ditimbang oleh pelayan toko. Azzura tersenyum lalu meraihnya dan pergi ke tempat lain.

"Lo pernah beliin gue ini", Azzura menunjuk boneka beruang yang berukuran sangat besar sedang memegang hati dengan kedua tangannya.

"Ya"

"Nggak ada niatan buat beliin Ratu?", Angkasa memutar bola matanya malas. Kenapa Azzura selalu membicarakan orang itu padanya?

"Nggak!!", tegas Angkasa, Azzura mengedikkan bahunya sembari berkata, "Ya sudah". Diakhiri dengan senyuman.

Azzura mengajak Angkasa pergi ke tempat coklat. Dia membeli beberapa coklat. Angkasa memegangi tangan Azzura seraya menaikkan satu alisnya ke atas.

"Lo mau jadi fans fanatik gue?", Azzura membuang nafasnya kasar.

"Nggak ada kerjaan banget gue jadi fans lo", Azzura buru-buru menyingkirkan tangan Angkasa dari tangannya.

Dia melanjutkan mengambil beberapa coklat lagi. Lalu selesai. Dia pergi ke kasir setelah selesau nembeli semua yang dibutuhkan.

"Lo beli beras buat apa?"

"Sejak malem itu, toko di depan apartment gue tutup. Gue nggak mau naik motor buat beli di dekat rumah lo, trus lo nggak mau anter gue lagi kalau aja ban motor gue bocor lagi", Azzura meletakkan semua barang belanjaannya di meja kasir.

"Kan lo yang nggak mau bilang, "Gue suka sama lo". Kalau lo bilang kan bisa diatur", ujar Angkasa.

"Ngapain gue bilang? Gue kan nggak suka sama lo waktu itu"

"Sekarang?"

"Apaan sih, ya nggak lah"

"Barangkali"

"Nggak usah mimpi di sore hari ya, mas", mereka selesai setelah Angkasa memberikan uang tunai pada kasir itu lalu mereka pulang.

Angkasa dan Azzura berjalan menuju parkiran, tapi tak satupun dari mereka yang mau berdebat lagi. Sampai di parkiran, Angkasa membukakan pintu mobilnya untuk Azzura.

"Thanks", katanya. Angkasa hanya mengangguk. Senyumnya irit, seperti matahari yang tak mau muncul di malam hari.

"Lo ngajak gue gini buat apa?", itulah pertanyaan yang sejak tadi sekali ingin Azzura tanyakan, tetapi dia perlu menunggu waktu yang tepat.

AngkasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang