Accompany you

2.5K 85 2
                                    

"Gue mau ngajak lo ke cafe"

"Mau apa?" Azzura menarik sebelah alisnya ke atas.

"Nge date"

Azzura menyipitkan matanya. Meletakkan bantal yang semula ada di sampingnya ke pangkuannya. Sembari merapal beberapa mantra.

"Lagi apa lo?" tanya Angkasa heran.

"Lah lo lagi ngapain?" Azzura balik bertanya.

"Jelas gue lagi ngajak lo nge date"

"Gue juga jelas, lagi nyingkirin mantra jahat dari tubuh lo", ucap Azzura lagi.

Angkasa menghela nafasnya berat. Kalau bukan karena terpaksa dia tidak akan mengajak Azzura kencan. Ini benar-benar menyiksa batin Angkasa. Seperti yang dirasakan Azzura saat ia bersama dengan Angkasa.

"Arsen punya foto kita berdua pas jalan bareng", akhirnya Angkasa mengatakan yang sejujur-jujurnya.

"Ya trus?"

"Ya gue nggak mau foto itu disebar lah. Sebagai gantinya, Arsen minta gue buat ngajak lo kencan. Puas?"  Azzura mengangguk mengerti.

Azzura langsung bangkit dari sofa dan masuk ke kamara. Keluar lagi dengan pakaian rapi lalu mengambil sepatu kesukaannya yang transparan dengan sedikit warna biru dongker dan pita di tengahnya.

Jujur saja Angkasa tidak percaya secepat itu membujuk Azzura. Jadi dia hanya mematung di tempat duduknya.

"Apa? Nggak percaya? Gue juga nggak mau digosipin jalan sama orang kayak lo", Angkasa membuang nafasnya lega setelah mendengar alasan dari Azzura.

Mereka kencan, tapi jalan saja berjarak. Bicara saja tidak. Intinya ini cuma formalitas. Saat baru masuk cafe sih iya, pada bilang cocok. Tapi nyatanya sebaliknya kan?

"Nih, cepetan pesen. Habisin. Trus pulang", Angkasa memberikan buku menu kepada Azzura.

Angkasa mengantar Azzura pulang. Dan kembali lagi ke rumah. Mengirim beberapa foto untuk bukti ke Arsen. Arsen tentu saja tersenyum penuh kemenangan. Sedikit lagi.

*****

Pulang sekolah....

"Trik modus sekarang banyak juga yah", sindir Angkasa ke Azzura. Untuk yang kedua kalinya Azzura berhenti dan menoleh ke belakang. Menatap Angkasa yang masih berdiri berjarak kira-kira dua ratus meter dari tempatnya berdiri.

"Kalau bener modus emang kenapa?", tanya Azzura penasaran. Matanya mulai menyelidik setiap gerak-gerik yang Angkasa lakukan.

"Artinya lo suka sama gue", simpul Angkasa. "Tapi nggak mau ngaku", lanjutnya. Azzura menaikkan sebelah alisnya ke atas.

"Emang orang kalau modus artinya suka?", Azzura balik bertanya. Kini dia membalikkan badannya seratus delapan puluh derajat. Membuat keduanya saling berhadapan meskipun terpisahkan oleh jarak. "Kalau gue sih, cuma penasaran aja--", Azzura menghela nafas di sela-sela kalimatnya. "Lo kan the most wanted sekolah. Tapi, setelah gue teliti, biasa."

Angkasa diam saja tak berkomentar. Rasanya dia seperti sedang bermain catur dan sekarang skak-mat.

"Udah kan?", tanya Azzura menunggu jawaban. "Sebenernya yang modus itu lo", tuduh Azzura pada Angkasa. Laki-laki itu tampak pasrah dengan wajah datar seakan-akan ada yang mau dia bantah, tapi tidak ada kalimat yang tepat.

Angkasa segera kembali ke kelasnya, berpisah dengan Azzura di pertigaan gerbang sekolah. Baru saja sebelah kaki Angkasa memasuki ruang kelasnya, Arsen langsung menghampirinya dengan sangat antusias.

AngkasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang