Budayakan vote sebelum membaca:)
Happy reading:)*****
Weekend
Ini adalah hari libur. Ibaratnya hari bebas untuk semua orang. Tapi Angkasa terlihat sibuk sekali di hari ini. Dia sibuk mengunjungi toko buku, lalu pergi ke toko bunga, mampir ke butik, dan berakhir di sebuah taman yang sangat luas di belakang rumahnya.
"Sa, ini taroh disana", ucap Angkasa seraya meletakkan beberapa lilin di atas meja yang sudah dihiasi dengan berbagai macam barang.
"Ribet banget punya kakak gini", omel adik sepupu Angkasa, Elsa.
"Terakhir kali, lo ngelakuin gini buat Ratu", Angkasa membeku di tempatnya lalu melirik tajam ke arah Elsa. Elsa hanya menunjukkan cengiran di bibirnya sembari mengangkat kedua jarinya membentuk huruf V.
"Buat apaan?", Elsa meletakkan beberapa dekorasi di atas meja lalu membuka ponselnya.
"Kencan", Angkasa berulang kali membuka ponselnya. Tentu saja untuk bertanya kepada mbah-nya, Google.
Setelah semua dirasa selesai, dia menambahkan bunga di tengah meja sebagai finishing-nya. Angkasa meninggalkan semuanya. Dia masuk ke dalam rumah diikuti dengan Elsa.
"Papa lo mana? Sepi banget", tanya Elsa sambil memandangi sekelilingnya.
"Lagi tugas di luar negeri", Angkasa meraih remot televisi yang ada di atas meja lalu memilih acara kartun kesukaannya.
Elsa ikut duduk di sampingnya. Memperhatikan ponsel Angkasa yang berulang kali berdering terus menerus, tetapi berulang kali juga panggilan itu diacuhkan.
"Sa, Arsen nggak kesini?", ucap Elsa seraya mengambil album masa kecilnya dulu saat mereka masih bermain bersama.
Yah, itu kenangan masa kecil. Kenangan itu selalu bagus diingatan semua orang. Kenangan itu bahkan tidak akan pernah terulang lagi, mungkin.
"Dia lagu nikung temennya", Elsa memperhatikan Angkasa yang masih fokus pada layar televisi seraya menaikkan satu alisnya ke atas.
"Temennya? Siapa?", Elsa terlihat bingung dan terheran-heran. Setau dia Arsen bahkan tidak pernah punya minat untuk pacaran selama sekolah.
Angkasa hanya mengedikkan kedua bahunya. Elsa pergi ke dapur untuk membuat secangkir kopi. Secangkir kopi mungkin lebih baik daripada bicara tanpa direspon.
Elsa kembali lagi ke ruang keluarga untuk ikut melihat film membosankan yang sedang Angkasa tonton. Meletakkan gelasnya di meja lalu tiduran di atas sofa.
"Kapan pulang?", tanya Angkasa basa-basi.
"Baru juga nyampe", Elsa berdecak kesal. Selalu saja pertanyaan itu yang keluar dari mulut Angkasa saat tidak ada topik pembicaraan.
Angkasa hanya ber-oh ria. Dia beranjak pergi, mengambil ponselnya, menaiki anak tangga lalu masuk ke kamar untuk mengambil jaket dan kunci mobil.
"Gue mau keluar. Jaga rumah", Angkasa melambaikan tangannya pergi keluar rumah.
Elsa hanya mengangguk lalu tersenyum, meskipun baginya ini adalah hari terburuk dan paling menyedihkan yang pernah dia alami. Pilihan buruk untuk berlibur kesini, tapi apa boleh buat?
*****
"Ngapain lo disini?", Azzura menatap Angkasa heran. Namun, laki-laki itu sama sekali tidak memberikan jawaban. Dia hanya melamun berdiri di ambang pintu.
"Gue mau pergi", jawab Angkasa.
"Gue minta maaf ya kalau ada salah, tapi please jangan gentayangin gue. Gue anak baik-baik kok. Suer"
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa
Romansa>> "Lo bertahan karena cinta, tapi kenapa lo nggak pergi saat lo benci?" ~Marcello Angkasa Raymond "Karena sebagian perasaan bisa aja berubah." ~Azzura Aldebaran "Tapi sebagiannya lagi nggak akan bisa berubah. Contohnya gue." "Kalau gitu nggak usah...