Kita temenan aja

1.5K 52 0
                                    

Budayakan Vote sebelum membaca:)
Happy reading:)

*****

"Pagi", sahut Angkasa di tengah keramaian. Laki-laki itu baru berangkat saat jam sekolah hampir berakhir? Apa dia sekarang berubah pikiran?

"Gue udah izin sama guru", Arsen dan Azzura secara bersamaan mengangguk.

"Besok gue yang jemput Azzura ya, Sa", Angkasa menggeleng tegas. Arsen terpaksa mengalah, lagi.

Azzura saat ini sedang dalam mood yang sangat buruk. Karena terlambat, dia jadi harus berlari lapangan sepuluh kali. Padahal Angkasa sudah berjanji waktu itu. Jika dia mau menjadi pacarnya, semua peraturan di sekolah ini akan ditiadakan, tapi percuma saja.

Azzura tak mau berkomentar apapun. Bahkan saat semua orang sedang bersenang ria membicarakan orang yang ada di hadapannya, dia bukan satu dari mereka.

Angkasa pun terlihat sama sekali tidak perduli dengan apa yang Azzura rasakan sekarang. Mood yang buruk, dia tidak perlu bertanggung jawab atas itu.

Angkasa mengeluarkan sebuah kotak dari dalam sakunya. Kotak itu sudah terlihat rapi dan terhias indah. Bahkan disana terdapat potongan hati yang berpisah seakan meminta untuk disatukan.

Azzura dan Arsen sama-sama menatap Angkasa dengan tatapan penuh tanya. Meskipun itu hanya berlangsung kira-kira selama satu detik saja.

"Buat lo", Angkasa mendorong kotak itu ke depan Azzura. Azzura mengernyitkan dahinya. Dia mengambil kotak itu dan membukanya secara perlahan-lahan.

"Lo ngasih gue kotak kosong?", Angkasa mengangguk tanpa berdosa.

"Buat apaan?", sambung Azzura lagi. Akhirnya Angkasa mau menjelaskan.

"Nanti, kalau gue ulang tahun, lo harus ngado gue, jadi gue kasih lo kotak biar lo nggak perlu beli", Azzura meniup rambutnya ke atas dan memutar bola matanya malas. Arsen sontak langsung tertawa tanpa diperintah.

"Yah, Sa. Emang semua kado yang selalu datang tiba-tiba di meja lo itu kurang?", Arsen bertanya, dan Angkasa hanya mengedikkan bahunya.

"Gue pikir hadiah yang satu ini spesial karena dari orang yang spesial", kali ini kata-kata Angkasa membuat jantung Azzura berhenti berdetak sejenak. Pipinya sekarang merah dan memanas. Apa Angkasa selalu mengatakan hal-hal seperti itu pada fansnya? Jika iya, maka Azzura akan membunuhnya perlahan-lahan.

Angkasa menaikkan satu alisnya menghadap ke arah Azzura. Azzura memalingkan wajahnya pada semangkuk bakso yang baru saja ibu kantin antarkan.

"Gue mau nanya", singkat Angkasa yang membuat aktivitas makan Azzura terhenti.

"Lo suka sama gue?", sambungnya dengan wajah polos, datar, dan dingin yang ia miliki.

"Emang orang suka harus bilang?", itulah Azzura, selalu menganggap semuanya santai seperti di pantai.

"Berarti lo suka sama gue?", Angkasa semakin sering menduga-duga sejak mereka pertama kali dinyatakan sebagai sepasang kekasih. Pertanyaan yang sama, meskipun dengan jawaban yang sama juga, yaitu tidak.

"Nggak!!", tegas Azzura. Angkasa manggut-manggut mengerti. Yah, memang tidak semua orang harus jatuh cinta padanya.

*****

Bel masuk sudah berdentang. Orang-orang berusaha menghabiskan makanan yang ada di mejanya secepat kilat. Tapi Angkasa dan Azzura terlihat santai.

"Nanti pulang gue ada rapat osis".

"Oh", Azzura masih fokus pada makanannya yang tinggal satu sendok makan lagi.

AngkasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang