Just A Friend With You

1.3K 45 0
                                    

Budayakan vote sebelum membaca:)
Happy reading:)

*****

"Karena lo nggak akan pernah berubah Angkasa, lo tetep jadi anak cengeng buat gue", Azzura langsung terkekeh melihat Angkasa yang mulai terlihat menakutkan seperti monster.

"Seneng dong harusnya", protes Azzura setelah melihat ekspresi dari Angkasa.

"Buat apa?"

"Ya artinya, lo itu orang spesial buat gue. Nggak peka banget sih jadi cowok", desis Azzura sebelum akhirnya dia meninggalkan cowok itu di depan gerbang seorang diri.

Peter rupanya sudah menunggu di depan gerbang sekolah. Azzura langsung menghampirinya. Entah sejak kapan mereka seakrab ini.

"Gue mau bilang makasih", ucap Azzura.

"Buat apa?"

"Lo udah bantuin Angkasa"

"Oke. Sama-sama. Ayo pulang"

"Lo pulang dulu aja, gue pulang sendiri", Azzura kembali masuk ke sekolahnya melalui gerbang yang beberapa menit lalu dia lewati juga.

Azzura masuk lagi ke dalam kelasnya. Kebiasaannya pulang terlambat tidak pernah berhenti dia lakukan. Dia suka melakukannya. Apalagi kelas selalu sepi setelah bel pulang sekolah.

Di meja Azzura tertinggal satu coklat dan satu buah kartu ucapan. Pertama, Azzura kira itu bukan miliknya, tetapi setelah membaca kartu ucapan itu, tertera namanya disana.

~Azzura

Hanya itu yang ada di dalamnya, entah siapa yang mengirimnya. Tapi hanya ada satu tas yang tersisa disana. Sepertinya tas itu milik Angkasa, tapi letaknya berada di belakang.

Gludakk--gludakk--

Terdengar suara di belakangan ruangan Azzura mendekatinya dengan takut-takut. Kalau itu hanyalah tikus, bukan masalah besar. Tapi kalau ucapannya benar tentang sekolah ini angker, itu lebih menakutkan.

"Lagi apa lo, Sak?", pekik Azzura sebal saat menyadari itu hanya seseorang yang sedang memunguti coklat dari dalam laci Angkasa.

"Lo tau gue lagi badmood kan? Venus nggak nge chat gue semalem", Sakti mengacak-acak rambutnya frustasi, tapi dia tak berhenti juga memakan coklat dari laci milik Angkasa.

Azzura memutar bola matanya jengah dan memilih untuk kembali lagi ke tempat duduknya tanpa memperhatikan orang itu. Kenapa Venus jatuh cinta pada orang seperti itu?

"Gue belum bilang Angkasa, nanti lo yang bilang ya", Sakti berhenti memakan coklatnya dan ikut diam menerim nasibnya. Berulang kali dia mengecek ponselnya, tapi selama itu juga tidak ada pesan yang masuk seperti biasa, setiap satu detik sekali.

"Ngapain lo disini?", tanya seseorang yang berada di ambang pintu.

"Ambilin coklat lo", Sakti berkata jujur tanpa merasa bersalah. Mata Angkasa langsung menuju ke arah Azzura yang sedang memainkan sebuah kubik di tangannya.

"Lo belum pulang?", Angkasa memasukkan semua bukunya yang ada di dalam meja ke dalam tasnya.

"Lo tanya ke gue?", tanya Sakti.

"Hantu penunggu kelas", Angkasa berjalan melalui Sakti lalu berhenti di samping Azzura duduk.

"Peter nggak mau nganter lo?", Azzura menggeleng. Dia masih sibuk untuk menyatukan warna yang masih saling berpencar.

"Kenapa dia nggak nganter lo?"

"Gue yang nggak mau", jelas Azzura. Angkasa langsung meraih pergelangan tangan Azzura lalu menariknya keluar.

AngkasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang