Putusin dia!!

1.1K 26 0
                                    

"Kalau kamu udah putus, mau nggak jadi pacar aku?", tanya Azka sangat lirih di telinga Azzura.

Azzura mematung tanpa jawaban. Matanya mengisyaratkan kalau dia sedang bingung saat ini. Azzura meelebarkan bibirnya sambir memperlihatkan cengirannya. Dia tidak bisa menjawab itu. Bahkan dia tak tahu apakah Peter akan putus dengannya atau tidak.

"Kamu nggak suka aku?", tanya Azka kecewa saat Azzura tidak mengatakan ya atau bahkan hanya sekadar mengangguk.

"Bukan gitu. Setidaknya aku lebih suka kamu daripada kembaran kamu", wajah Azzura mendadak menjadi sinis saat membicarakan musuhnya, yaitu Angkasa.

"Kenal Angkasa dari kapan?", tanya Azka penasaran. Mereka sepertinya lebih dekat daripada hanya sekedar bertengkar setiap bertemu.

Azzura diam dan berusaha mengingat kejadian yang paling tidak disukainya karena harus mengenal satu orang yang saat ini paling ia benci.

"Dulu kecil pernah, katanya. Tapi aku nggak inget", jawab Azzura malas. Dia sepertinya sama sekali tidak tertarik dengan topiknya. Padahal Azka butuh jawaban. "Tau juga nggak", desis Azzura dengan sangat lirih.

"Satu-satunya yang aku tau nih. Dia adalah orang pertama yang membuat hidup aku penuh aturan", Azzura mengungkapkan kebenciannya pada Angkasa melalui Azka.

Azzura bahkan tidak perduli jika nantinya Azka akan menceritakan hal itu pada Angkasa. Yang dia khawatirkan adalah ekspresi dinginnya yang bisa membuatnya mengingat suatu hal. Itu saja.

Azka dan Azzura keluar dari cafe tak berapa lama setelah itu. Orang-orang juga tidak berhenti memandangi mereka sampai pintu cafe tertutup.

Azka menyalakan alarm mobilnya dan mobilnya berbunyi. Azka segera menghampiri mobil itu dan baru saja akan membukakan pintu, tangan Azzura mencegahnya.

"Kenapa?", tanya Azka dengan dahi yang berkerut.

Tatapannya berubah menjadi khawatir. Azka melirik sebentar ke arah jam sebelum akhirnya dia mengikuti kemauan Azzura yang ingin berjalan-jalan sebentar di dekat kompleks.

"Kamu tahu kenapa aku benci aturan?", tanya Azzura pada Azka yang hanya mengedikkan bahunya.

"Karena setiap orang lebih butuh kebebasan daripada harus mengikuti apa kata kertas tertulis. Mengikuti kemauan sendiri bisa menenangkan hati. Dan harusnya semua orang tahu, kebebasan kita lebih berharga dibandingkan sebuah kertas. Burung tidak bisa dipaksa untuk berenang di dalam air, begitupun ikan yang tidak bisa dipaksa terbang di udara", jawab Azzura dengan jawaban logisnya.

Azka mengangguk setuju. Azka mendekatkan tangannya lebih dekat ke tangan Azzura lalu menggenggamnya. Perasaannya lebih baik sekarang.

"Kamu suka Angkasa?", Azzura langsung menggeleng dengan tegas dan sangat penuh kemantapan.

"Kalau suatu saat Angkasa suka kamu?", Azka kembali lagi dengan pertanyaannya karena penasaran.

Azzura diam sejenak. Menatap manik Azka dengan sangat ragu. Kenapa dia bertanya seperti itu meskipun Azka sudah tau kalau kembarannya sudah mempunyai calon tunangan?

"Bercanda yah, kamu?", jawab Azzura sambil terkekeh. Tapi Azka sama sekali tidak menganggap itu hal yang lucu.

"Ha-ha lucu. Serius", Azka menunjukkan wajah yang sangat serius. Azzura ragu kalau itu bukan tatapan yang dimiliki Azka.

AngkasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang