Chapter 18

11 0 0
                                    

Le Gourmet, Kemang, jam delapan malam. Terdengar lagu Maroon five accoustic dari speaker di langit-langitnya. Dan di sini, Shafa duduk berhadapan dengan Fabi, di meja pojok dekat kaca yang menghadap ke jalan.

"Jadi gimana sama kita, Fa?" Tanya Fabi, lelah. Lengan kemeja nya sudah digulung. Rambut tidak lagi rapi. "Have you thought about it?"

Shafa menghindari pandangan Fabi sambil mengaduk-aduk cappucino dinginnya dengan sedotan. Piring di hadapannya sudah kosong. Mereka sudah menghabiskan beberapa menit pertama untuk berpura-pura sibuk dengan makanan.

"Have you?" Shafa balik tanya.

Terdengar Nothing Last Forever nya Maroon Five dari speaker. Accoustic. Lebih lembut. Dan lebih sedih.

It is so easy to see
Dysfunction between you and me
We must free up these tired souls
Before the sadness kills us both

"I did." Jawab Fabi. "Whatever makes you happy, Fa."

"I was happy being with you, Fab."

Was. Yup, past tense.

Terlihat raut muka Fabi kecewa. They were happy together. Dulu, bukan sekarang ini.

"We were happy being together, Fa." Katanya singkat.

Fabi pun sudah merasa lelah sama semuanya. Hancur sudah bayangannya untuk mengarungi hidup bersama perempuan yang duduk di hadapannya sekarang.

I tried and tried to let you know
I love you but I'm letting go
It may not last but I don't know
Just don't know

Shafa menahan tangisnya. Padahal, dia sudah memutuskan hal ini sejak dua minggu setelah mereka bertengkar dan Fabi tidak juga menghubunginya. Saat itu Shafa tau kalau hubungan yang sudah dijalaninya bersama Fabi selama tiga tahun belakangan ini akan mencapai akhirnya.

It's not the goodbye that hurts. But the flashback that follows.

Terbayang di benak Shafa, gimana Fabi dulu langsung mencium keningnya setelah dia menjawab pertanyaan dengan sebuah kata 'ya'. Serangkaian bunga putih yang Fabi bawa saat dia datang ke rumah Shafa. Saat mereka merayakan hari jadi mereka tiap tahunnya di tempat yang sama mereka mengawalinya, di sini.

"I'm gonna miss you, Fa."

That's it. Air mata mengaliri pipi Shafa.

Fabi menggenggam tangan Shafa.

"I'm gonna miss you too, Fab." Kata Shafa pelan, menghapus air matanya.

Fabi tersenyum pahit.

"Yuk pulang, aku anter kamu sampai rumah." Katanya lembut.

Dan lagu Maroon Five pun terus berputar.

Everyday
With every worthless word we get more far away
The distance between us makes it so hard to stay
But nothing lasts forever, but be honest babe
It hurts but it may be the only way

***

Sepenggal Kisah ShafaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang