Chapter 40

7 0 0
                                    

"Gimana ceritanya lo bisa ketemu Adrian kemaren?"

Dina mendekatkan diri ke Shafa sambil ngomong dengan suara pelan. Well, sebenarnya nggak cuma Dina yang mendekatkan diri ke Shafa, Eva dan Lana pun melakukan hal yang sama.

Padahal hari lagi panas terik, kantin gedung pun lagi penuh-penuhnya. But nobody cares. Geng rempong have something else to worry about.

Mas Adrian malem minggu menghabiskan waktunya di social home ngebir bareng temen-temennya. Itu.

"Oke, dari hal itu ada beberapa fakta yang bisa didapat, satu," Lana berbicara sambil memperagakan jarinya. "Dia obviously single. I mean, who on earth yang punya pasangan tapi keluar malem minggu buat minum-minum sama temen-temennya?"

Eva mengangkat tangannya.

"I know someone who does." Katanya.

"Not him." Potong Lana. "Kedua, dia minum. Social drinker paling enggak. Ketiga, dia butuh pacar!"

"Eva, semangat." Kata Shafa.

"Gw?" Eva misuh-misuh.

"He definitely has eyes on you." Lanjut Lana.

"Noh." Tambah Dina.

"Tuh." Tambah Shafa juga.

Eva menghirup es cendolnya.

"Tadi pagi ketemu di lift sih." Sahutnya pelan, tenang.

"Terus? Ciuman?" Tanya Dina.

"Asli. HBL. Cariin pacar dong tolong ini." Ledek Shafa sambil nunjuk Dina.

"Iyahh... Cariin doongg..." Balas Dina.

Mereka berempat cekikikan.

"Ehhh... Terus gimana Epaaa..." Tanya Lana.

"Terusss... Yaaa... Gitu." Eva mengaduk-aduk cendolnya. Antara emang beneran tenang, sok misterius, atau justru menutupi perasaannya.

"Gitu gimana? Cepet." Desak Lana.

"Kenapa mesti cepet-cepet sihhh..." Eva protes sambil berhenti memandangi es cendolnya dan menatap teman-teman geng rempongnya.

"Udah, cepet."

"Yaa udah, cerita-cerita dikit terus dia minta nomor hape gw." Lanjut Eva dengan cengiran.

"Asik. Ngedate bentar lagiii..." Shafa cengar-cengir kegirangan sambil menghabiskan es kelapa mudanya.

"Bentar lagi nih, beberapa detik lagi." Kata Dina sambil melihat ke belakang Eva dan Shafa. Terlihat mas Adrian sedang berjalan menuju meja mereka. "Minum es cendol bareng. So sweeeeettt."

"Ha?"

Eva dan Shafa bingung.

"Jangan nengok. Adrian datang. On the way ke meja ini." Bisik Lana. "Shafa, Dina. Bubar kita yaaaaa..."

"Eh, eh..." Eva protes.

Sementara tiga personil geng rempong lainnya berusaha senatural mungkin pergi dari situ dengan senyum dikulum.

There. Everybody's happy.

***

Sepenggal Kisah ShafaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang