Chapter 67

8 0 0
                                    

Maybe there's something

you're afraid to say,

or someone you're afraid to love,

or somewhere you're afraid to go.

It's gonna hurt.

It's gonna hurt because it matters.

- John Green

Pukul 23.30.

Pak Andrew berdiri di depan kubikel Shafa sambil menggeleng-gelengkan kepalanya melihat yang ada di depannya.

Gilang duduk di sebelah Shafa, laptopnya diletakkan di sebelah monitor komputer Shafa. Dua anak itu duduk berjejer, menghadap ke layar komputer masing-masing.

"Lo ngapain berduaan?"

Gilang menengok ke Pak Andrew yang menghampirinya.

"Kerja bos." Jawab Gilang, kembali memandangi layar laptopnya.

"Ni anak gw kenapa nih." Pak Andrew menunjuk Shafa yang sibuk garuk-garuk kepalanya.

"Belom keramas dia seminggu kayaknya." Sahut Gilang asal.

Shafa menepuk bahu Gilang kencang.

"Sakittt..." Omel Gilang.

"Galak banget nih, pak si Gilang. Enakan sama Vincent ah." Keluh Shafa menyebut junior auditor yang ada di tim nya Gilang.

"Nah," kata pak Andrew. "Bukannya ini kerjaannya Vincent dan kawan-kawan, Lang? Lo mah santai aja di ruang meeting sana."

Harusnya cukup junior auditor yang meneror Shafa dengan request-request mereka, tapi ini Gilang turun tangan langsung, membiarkan junior auditor di tim nya berkumpul di ruang meeting menangani pembagian tugas yang lain.

"Mental semua anak-anak gw sama si Shafa nih. Terpaksa gw turun tangan."

Pak Andrew menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Lo masih lama?" Tanya pak Andrew ke Gilang. "Si Shafa mau gw suruh balik aja bentar lagi. Gw juga bentar lagi mau balik."

Gilang menengok ke Pak Andrew.

"Gw besok mesti ke kantor dulu, jadi rencananya mau gw kejar sampe jam 2 sih ini."

Buset.

"Lo bawa mobil, Fa?" Tanya pak Andrew ke Shafa.

"Nggak."

"Lang, si Shafa bareng lo aja ya? Kesian anak gadis pulang malem gini sendirian." Kata pak Andrew, setengah ngeledek.

"Pak, saya lambaikan tangan ke kamera deh pak kalo sampe jam dua." Shafa memasang raut muka memelas.

Gilang melirik Shafa kemudian dia menghela nafas.

"Iyeee... gw pulang sekarang deh." Katanya sambil beberes peralatan kerjanya. "Awas lo, utang traktir."

"Ya elah, ga pake utang juga biasa gw traktir." Shafa ikut membereskan peralatan kerjanya.

"Udah, udah." Pak Andrew beranjak pergi dari situ menuju ruangannya. "Titip si Shafa, Lang."

"Iyeee..." Gilang menaruh tali tas punggung laptopnya di lengannya.

"Eh, Lang, tungguiiiinnn!" Shafa masih sibuk dengan high heels nya yang tadi dilepas selama duduk.

"Gw brief tim gw dulu di ruang meeting." Gilang beranjak pergi dari situ. "Ketemu di resepsion."

"Okeee..." Shafa akhirnya ikut pergi dari kubikelnya sambil menenteng tas baby pink kesayangannya.

Cinderella harus pulang sebelum jam dua belas malam. Ciao.

***

Sepenggal Kisah ShafaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang