Chapter 39

6 0 0
                                    

Ting.

Ting.

Ting.

Shafa sibuk ketawa-tawa sendiri sambil whatsapp an sama geng rempong kantornya ngomongin mas Adrian.

Malem minggu begini, ngedate udah selesai, perut kenyang, apalagi yang lebih pewe ketimbang tidur-tiduran di atas kasur, selimutan, sambil ngerumpi via whatsapp.

Klek.

Pintu kamar Shafa terbuka tiba-tiba. Shafa mengalihkan pandangannya dari layar HP seketika. Siapaaa malem-malem begini tumben nyantronin kamarnya. Mbok Siti?

"Fa,"

Suara yang tidak asing lagi di telinga Shafa. Suara cowok serak-serak becek karena mau flu.

Gilang.

Shafa bengong melihat penampakan yang ada di hadapannya. Muka, rambut, sama kemeja semuanya kusut.

"Lah, darimana lo, Lang?" Tanya Shafa kaget.

"Kantor." Jawab Gilang lesu sambil menaruh backpack isi laptopnya yang terlihat berat. "Dikonciin gw. Orang rumah pada pergi kerumah Tante Dewi. Belom pada pulang."

"Bi Yati?"

"Dibawa juga. Emang bener-bener deh udah nggak diarep pulang gw." Kata Gilang masih lesu sambil menghempaskan dirinya ke sofa mungil deket lemari bajunya Shafa. "Lagi ngapain lo? Senyum-senyum sendiri."

"Nggaaakk..."

"Eh, gw pinjem anduk dong. Numpang mandi." Kata Gilang sambil buka kemejanya.

Buset, ni orang, sadar nggak sih dia lagi di kamar cewek perewong ting-ting yang udah punya pacar.

"Eh, eh. Maen asal buka-buka aja lo."

"Kenapa, emang lo bakal napsu?" Sahut Gilang yang udah tinggal pake t-shirt daleman putih dan celana kantornya.

"Nggak juga sih." Sahut Shafa.

"Sekalian baju gw yang waktu itu ketinggalan disini."

"Yang mana?"

"Yang jaman SMA."

Bener-bener deh. Shafa bangkit dari tidurnya kemudian berjalan menuju lemari baju, melewati Gilang.

"Apa yang bikin lo yakin gw masih nyimpen itu kaos belel sama celana pendek?" Shafa melototin Gilang sambil berdiri di hadapannya.

"Nah kannn... Lo aja masih inget persis baju gw yang mana yang ketinggalan disini, berarti masih ada."

Shafa membuka lemari bajunya sambil bersungut-sungut.

"Kan gw tau Fa, lo senengnya nyimpen-nyimpen barang bersejarah."

Iya, contohnya, foto Sendy dan boneka beruang dari Ditan.

"Baju lo mana bersejarahnya sik." Shafa melempar sebuah t-shirt hardrock newyork, celana pendek, dan selembat handuk mandi ke arah Gilang. "Ini gw simpen bakal kaen lap kaca jendela tuh."

Hup.

Gilang dengan sigap menangkap lemparan itu.

"Sama sikat gigi baru dong. Punya stock kan lo." Lanjut Gilang.

Pluk.

Sekotak sikat gigi baru masih di dalam kemasannya, mengenai kepala Gilang.

Ting, tung! Ting, tung!

HP Shafa berbunyi. Ditan.

"Halo." Jawab Shafa sambil mengusir Gilang supaya segera masuk ke kamar mandi.

Sepenggal Kisah ShafaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang