Chapter 68

8 0 0
                                    

I need to talk with you again,

why did you go away?

All our time together just feels like yesterday

I never thought I'd see a single day without you

The things we take for granted,

we can sometimes lose

Shafa bersender ke kursi mobilnya Gilang malam ini, memandangi jalanan di luar sana yang sepi.

"Ini nggak ada yang lebih ngantuk ya lagunya?" Tanya Gilang memecah keheningan sambil bersiap mengganti channel radio mobilnya.

"Ih." Shafa menepis tangan Gilang. "Ini aja sih, enak tau."

And if I promise not to feel this pain

Will I see you again?

Will I see you again?

Gilang pasrah sambil terus menatap jalanan di depannya.

"Lo ikut ke Bali?" Tanyanya tiba-tiba ke Shafa.

Shafa yang sudah setengah memejamkan matanya menjawab males-malesan.

"Ikut." Jawabnya. "Lo ikut kan?"

"Ikut. Males sik sebenernya." Jawab Gilang. "Bos gw nyuruh. Bakal ngapain aja sih?"

"Party lah. Menurut lo?"

"Gaya lo party, Fa. Awas aja kayak di X2."

Shafa menepuk lengan Gilang.

"Shutt. Dieeemm."

'Cos time will pass me by,

maybe I'll never learn to smile

But I know I'll make it through

if you wait for me

"Ditan tau?" Tanya Gilang lagi.

"Apaan?" Shafa memasang muka sepolos mungkin, padahal nggak mempan juga, ini Gilang gitu loh.

"Lo ke Bali ikutan party nya pak RS."

"Sebenernya gw nggak mau bilang 'party' ya. But thanks to your beloved cem-ceman."

"Siapa cem-cem an gw?" Gilang bingung.

"Priscilla. Duh? Gw nggak sengaja ketemu dia di PIM. Terus dia jelasin panjang lebar, segala DJ, free flow, dress code seksi..." Shafa ngomel panjang lebar. "Di depan Ditan. Sebel banget gw."

Gilang diam.

"Terus, jadi ribut kan gw sama Ditan." Lanjut Shafa.

Gilang menengok ke arah Shafa.

Do you remember how it was

when we never seemed to care?

The days went by so quickly

'cause I thought you'd always be there

"Untung sekarang udah baikan, dan gw bisa ikutan." Kata Shafa lagi.

Gilang tetap diam sambil membuka kaca mobilnya.

"Malam mas Gilang, mbak Shafa..." Sapa pak Satpam yang sedang berjaga di gerbang komplek.

"Malam, pak." Gilang menutup kaca mobilnya kembali.

And all the tears I cry,

no matter how I try

They'll never bring you home to me

Won't you wait for me

"Enak banget ya lagunya." Kata Shafa sambil ikut bernyanyi pelan. "Kavana. Jadul abis."

Gilang tetap diam dan menyetir mobilnya sampa akhirnya mobil itu berhenti di depan rumahnya Gilang.

"Ga lo masukkin?" Shafa melepas seatbelt nya.

"Besok aja. Capek." Jawab Gilang sambil membuka seatbeltnya dan mencabut kunci mobilnya.

Shafa keluar mobil Gilang, menutup pintunya kemudian berjalan menuju pintu pagar rumahnya sambil mencari sesuatu di dalam tasnya.

Gilang mengunci mobilnya sambil menghampiri Shafa yang masih berdiri di depan pintu pagar rumahnya.

"Nyari apaan sik? Udah jam satu nih, ngantuk gw." Omel Gilang. Dia nggak akan masuk rumahnya duluan kalau Shafa belum masuk rumahnya.

"Lang," Shafa menatap Gilang dengan muka panik. "Omg."

"Paaaannnn...."

"Kunci gw ketinggalan." Shafa sedang membicarakan satu set kunci berisi kunci pagar rumah dan kunci pintu rumah yang biasa dia bawa saat dia sedang lembur.

Gilang ngeloyor pergi menuju pagar rumahnya.

"Lang, gimana nihhh..." Shafa mengejar Gilang menuju pagar rumahnya.

Gilang membuka pintu pagar rumahnya sambil berkata,

"Malem ini lo tidur di kamar gw aja deh."

Are you frickin' kidding me!?

***

Sepenggal Kisah ShafaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang