Chapter 86

9 0 0
                                    

"Duh, asli gerah banget."

Siang ini di kantin kantor. Geng rempong berkumpul satu meja untuk menikmati makan siangnya dan juga ngerumpi.

"Everyday is summer in Senayan." Lana menanggapi sahutan Eva tadi sambil meminum es teh manisnya.

"Sis, besok kita di Bali. Gerah dikit, pake bikiniii..." tambah Dina sambil tertawa.

"Ntar gw bawa bikini gambar bendera Amerika gw."

"Lo punya?" Tanya Shafa, shocked.

"Punya dong." Eva tertawa. "Dioleh-olehin tante gw."

"Foto nanti di pinggir pantai. Ala-ala cover film American Pie." Sahut Lana.

Mereka semua tertawa.

"Nggak sabar besok deh. Mumet banget sama kerjaan." Kata Eva.

"Ini kita kayak liburan bareng ya. Sampe Kamis aja tapi ya..." Lana menghabiskan minumannya. "Jumat masuk lagi. Hiks, tanggung banget..."

"Kira-kira pak Andrew ngasih nggak ya kalo gw cuti hari jumat..." Shafa menengok-nengok ke belakangnya, khawatir pak Andrew tiba-tiba ada di belakangnya dan mendengar perkataannya itu.

"Jauh, Fa... jauh... tuh, masih di meja para manajer sama Gilang juga tuh." Kata Lana yang duduk di seberang Shafa.

"Gilang gabung sama manajer-manajer itu?" Tanya Shafa sambil ikut menengok ke belakangnya, ke meja di ujung dekat pintu masuk. "Gaya banget."

"Bentar lagi manajer kali, Fa." Kata Dina.

"Aamiin. Gw siap-siap malak traktiran aja deh."

"Makin santer deh peletnya. Kemaren gw ke bank di bawah, mbak Mariska, lo tau kan customer relationnya yang tinggi, cantik, full make up ituu..." kata Dina.

"Hmm." Shafa menyimak sambil menghirup es cincaunya.

"Bilang gini: 'Mbak Dina, titip salam ya buat mas Gilang... hari ini dia datang nggak?'" Lanjut Dina.

"Saingan dong sama Sisil." Sahut Eva pelan.

"Yo'i. Makin getol aja tuh temen lo yang satu itu nempelin Gilang." Tambah Lana.

"Kenapa ya?" Tanya Shafa.

"Lo beneran nih nanya kenapa?" Dina bertanya balik.

Shafa menunjukkan tanda dia benar-benar nggak ada ide.

"Single, available, good-looking, hard worker..."

"Sebentar," potong Eva sambil nyengir. "Lo kayak orang yang lagi ngomongin pujaan hati deh."

"Emberrrrr...." Dina ketawa. "Kalo gw jadi Shafa, gw nggak akan menyia-nyiakan semua perhatian ituhhh..."

"Apaaaannnn...." Protes Shafa.

Geng rempong sibuk cekikikan.

"Woy! Ngomongin apa sih lo cekikikan begitu."

Lana, Eva, Dina dan Shafa langsung terdiam dan menengok ke sosok yang berdiri di pinggir meja mereka.

Gilang.

"Ada dehhh..." Jawab Dina.

Gilang langsung duduk di sebelah Shafa.

"Sempittt..." Kata Shafa.

"Geser dikittt..." Gilang memaksa duduk.

Shafa menggeser duduknya sambil bersungut-sungut.

"Punya lo kan." Gilang mengambil es cincau Shafa dan mulai menikmatinya. "Enak juga nih gerah minum beginian."

"Apalagi kalo minta." Sahut Shafa.

Sepenggal Kisah ShafaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang