Chapter 36

8 0 0
                                    

"Eh, kamu kemana aja, Fa? Katanya sakit?"

Gimana?

Shafa menengok ke sosok pria yang sedang membuka-buka odner di atas mejanya. Mas Adrian.

"Sakit apa?" Tanyanya lagi.

Hmm.

"Gangguan pencernaan, mas." Jawab Shafa singkat. Alias menci-menci. Tapi boong. Duh kenapa dia mau tau aja sih. "Kenapa mas, emang?"

"Nggak apa-apa. Nanya aja." Kata mas Adrian sambil memeriksa selembar kertas di dalam odner tersebut. "Udah ke dokter?"

Semua orang nyuruh Shafa ke dokter. Nggak Pak Andrew, nggak mas-mas yang satu ini. Shafa butuh dokter cinta, please!

"Nggak sih mas. Sembuh sendiri tuh." Jawab Shafa sambil pura-pura fokus ke layar komputernya, biar nggak ketahuan bohong maksudnya. "Salah makan paling."

"Jangan makan pedes-pedes dulu, Fa."

Shafa terkesiap. Kaget. Tiba-tiba mas Adrian sudah berdiri di samping kursi kerjanya. Shafa terlalu konsen pura-pura kerja sampai nggak sadar.

"Iya, mas." Jawab Shafa singkat.

Mas Adrian membungkukkan badannya, melihat ke layar komputer Shafa. Shafa kaget. Dia menengok ke samping, dilihatnya titik-titik di wajah mas Adrian, bekas shaving. Ini orang kenapa hobi banget yaa bungkuk-bungkuk liat komputernya Shafa. Kalo yang lagi Shafa kerjain itu confidential gimana? Kalo ternyata Shafa agen rahasia gimana?

Anyway.

"Ini daftar tanah dari audit report yg final ya?" Tanyanya, menatap Shafa.

Shafa makin kaget sambil mengingat-ingat tadi pagi nasi goreng yang dia makan pakai pete atau nggak. Kayaknya nggak, karena kalau iya si mas yang satu ini pasti udah pingsan menghirup nafas Shafa. Sedekat itu.

"Iya!" Jawab Shafa cepat.

"Mau dong gw."

"Ku email ya, mas."

"Ok. Thanks." Mas Adrian berdiri seperti semula dan beranjak pergi dari situ sambil membawa ordnernya.

Fiuh.

"Oh ya, Fa,"

Apalagi?

Shafa menengok ke pintu masuk cubicle nya, tempat mas Adrian berdiri sambil memainkan bolpennya.

"Belom boleh makan cendol juga dong kamu?" Tanyanya.

Shafa tersenyum miris kemudian menggeleng.

"Ok." Mas Adrian berlalu dari situ akhirnya.

Shafa sakit perut beneran. Kepingin makan pete.

***

Sepenggal Kisah ShafaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang