Omma

5K 550 15
                                    

***
Jaehyun akhirnya terpaksa pulang setelah ji sung menelfonya dan merengek meminta pizza. Jaehyun masuk kedalam rumahnya dan langkahnya terhenti ketika melihat ibu tirinya ada di rumah tamu tengah membaca majalah dan dia membiarkan tv tetap menyala.

“kau sudah pulang jaehyun??”, jaehyun tak menghiraukan pertanyaan ibu tirinya dan memilih melewatinya. Mungkin hingga dia mati, dia tidak akan bicara pada ibu tirinya.

Jung soo yeon hanya menaikan bahunya sebentar lalu melanjutkan kegiatannya membaca majalah. Dia tak mau ambil pusing dengan kelakuan tidak sopan anak tirinya. Selama jaehyun tidak mengusik kehidupannya maka dia juga tak akan mengusik kehidupan jaehyun. Dia tak peduli jika jaehyun tak mau bicara dengannya bahkan sampai dia mati, itu bukan masalah untuknya.

-

“ji sung-ah!”, jaehyun membuka pintu kamar ji sung dan astaga kedua adikku itu bukannya belajar, mereka justru sedang bermain game bersama.

“Hyung!!... pizza... pizzaku!”, seru ji sung dan meninggalkan gamenya begitu saja.

“Hya!.. kau menghancurkan permainannya bodoh!!.. jinja!!”, kesal mark karena usahanya jadi sia-sia untuk menang karena sekarang permainan mereka jadi selesai.

“Tidak semudah itu Jung Ji sung”, kata jaehyun sambil menahan kepala ji sung dengan telunjuknya. Ji sung yang hendak mengambil pizzanya langsung cemberut.

“katakan padaku kalian sudah mengerjakan Pr dan belajar atau belum??... apa kalian hanya akan bermain game semalaman??”, tanya jaehyun tajam.

“mark hyung yang mengajakku bermain game hyung padahal aku belajar tadi”, adu ji sung.

“kau yang mengajakku bodoh!...kau mau belajar berbohong??”, jaehyun mendelik dan menatap tajam ji sung.

“kau berbohong??”, ji sung menundukkan kepalanya takut.

“belajar sekarang atau aku tak akan memberikan pizza ini padamu!... dan mark kau juga!... seharusnya kau menolak dan menyuruh ji sung belajar bukannya ikut bermain”, omel jaehyun. Mark hanya memutar matanya malas lalu keluar dari kamar ji sung.

“belajar ji sung”, kaya jaehyun lagi dengan nada yang lebih rendah. Ji sung bergegas membereskan peralatan main gamenya lalu mengambil buku pelajarannya.

***

Pagi ini jaehyun seperti biasa mengantar ji sung dan mark kesekolah, jaehyun akan terus mengawasi kedua adiknya itu agar mereka tidak ketinggalan pelajaran.

“mark.... apakah disekolahmu memang masih ada kegiatan semacam bullyng??”, Mark menelan ludahnya susah payah lalu pura-pura tidak tahu.

“aku kurang tahu hyung... mungkin anak-anak lain melakukannya”, kata mark mencoba tak peduli. Bisa gawat jika sampai hyungnya tahu kalau mark yang melakukan hal semacam itu.

“kuharap kau tak melakukan itu dan fokus pada pelajaranmu...-“, jaehyun terdiam sebentar, dia menggurungkan niatnya untuk bertanya tentang jaemin karena sekarang mereka sudah sampai di depan sekolah mark.

“hyung tak langsung pulang??”, tanya mark setelah jaehyun ikut turun dari mobilnya.

“tidak... aku ingin bertemu wali kelasmu”, mati sudah mark. Jaehyun pasti akan tahu jika mark sering tak fokus dikelas terlebih mark lebih sering pacaran dikelas.

“ah wae??... hyung tak percaya padaku??.. hyung jebal jangan membuatku malu.. disini kalau ada keluarganya yang sampai menghadap wali kelas mereka dianggap bermasalah hyung.. aku kan tidak membuat masalah”, rengek mark tiba-tiba. Dia tak ingin jadi bahan ejekan teman-teman hanya karena kakaknya datang ke sekolah.

“apa salahnya??... aku hanya ingin tahu perkembanganmu disekolah... nanti juga aku akan kesekolah ji sung..”

“aboji dan omma tak pernah melakukan itu hyung... jadi untuk apa hyung repot-repot-“

“aku peduli pada masa depanmu... aku bukan aboji atau ibumu yang tak peduli tentang masa depanmu... jangan merengek karena aku akan tetap melakukannya”, jaehyun tak memperdulikan mark yang kesal, dia tetap masuk ke dalam sekolah dan tentu saja jaehyun menjadi pusat perhatian semua orang.

-

“aku tak menyangka mark punya kakak yang begitu tampan dan perhatian sepertimu... ayah dan ibumu tidak pernah datang kesekolah meskipun ada rapat orang tua”, jaehyun hanya tersenyum memaksakan saat wali mark menyebut kata ‘ibumu’.

“aku hanya tidak ingin mark merasa tidak diperhatikan karena orang tuaku sibuk”, wali mark Ahn So hee tersenyum manis lalu memberikan data perkembangan nilai mark.

“mark memang masih ranking 10 besar, tapi itu dikelasnya... dia hanya rangking 20 dari 100 siswa yang ada”, jaehyun berdecak kesal. Dia pikir mark ranking 10 besar dari seluruh siswa.

“apa mark pernah terlambat??, membolos atau dia tidak fokus??”, tanya jaehyun penasaran.

“hmmm... kalau terlambat tentu pernah tapi itu hanya sekali dua kali.... mark jugaa tidak pernah membolos.. dia memang hanya kurang fokus ketika di kelas”, jaehyun pikir dia harus meminta mark berhenti berpacaran selama nilai tidak membaik.

“tapi...”, jaehyun selalu mengingat jaemin. Sejak kemarin pikirannya terus mengkhawatirkan jaemin. Sebenarnya maksud jaehyun datang kesekolah mark juga untuk menanyakan keamanan di sekolah ini sampai membiarkan adanya tindak bully dikalangan siswanya.
“anak kelas 1-2, na jaemin... dia siswa disini kan??”, wali kelas mark terkejut.

“ne... bagaimana kau mengenalnya??”

“aku tidak sengaja bertemu dengannya sebelum dia bekerja paruh waktu... boleh aku tahu seperti apa na jaemin di sekolah??... dia seorang yatim piatu kan??”, jaehyun mengurungkan niatnya menanyakan masalah bullyng di sekolah ini dan memutuskan mencari lebih banyak informasi tentang kehidupan jaemin.

“ne... dia kehilangan kedua orang tuanya ketika usianya 14 tahun... dia sekarang tinggal dengan keluarga pamannya tapi sepertinya dia tidak mendapat perlakuan yang baik karena yang kudengar semua uang sakunya diambil oleh bibinya, jadi dia harus bekerja menghidupi dirinya. Tapi dia anak yang baik, dia belajar sangat keras karena dia ingin menjadi seorang dokter... dia juga seorang atlet handal, dia pernah memenangkan mendali emas di tingkat nasional”, jaehyun terdiam. Betapa jaehyun merasa sangat bangga dan haru meskipun dia bukan siapa-siapa jaemin. Orang tua jaemin pasti sangat bangga padanya.

“jika boleh saya tahu, orang tuanya meninggal karena apa??”, wali mark terdiam sebentar, sepertinya ada keraguan baginya untuk memberi tahu jaehyun.

“itu.... hmm... ayah jaemin adalah seorang detektif... mereka dibunuh... dan jaemin melihat kejadian itu... dia sempat depresi tapi sekarang di sudah baik-baik saja... hanya saja... dia tak memiliki teman. Ayahnya dituduh melakukan penggelapan uang bahkan setelah kematiannya”, hati jaehyun semakin teriris, kenapa jaehyun merasa sangat sesak didadanya??, jaehyun seperti merasakan semua penderitaan yang jaemin rasakan.

“dan sekolah ini tak melakukan apapun ketika jaemin dibulli oleh teman-temannya sendiri??”, suara jaehyun tiba-tiba meninggi. Dia tak bisa menahan amarahnya ketika ingat bagaimana keadaan jaemin kemarin.

“apa... apa yang kau katakan jaehyun ssi??”, tanya wali mark tergagap.

“kemarin aku menemukan jaemin dengan tubuh penuh luka lebam didekat sekolah, dia bahkan jatuh pingsan... apakah sekolah ini tak punya keamanan untuk menjamin siswanya tidak mendapatkan serangan bullyan seperti itu??-“,

“kau pasti salah menyimpulkan jaehyun ssi, disekolah ini tak ada yang namanya pembullyan.. kami tak mungkin membiarkan siswa kami dipukuli seperti itu... apa jaemin mengatakan seperti itu??”,

“tidak!... tapi aku seorang dokter... aku tahu luka itu karena pengeroyokan”,

“tapi bisa saja bukan teman sekolahnya yang melakukan itu, mungkin... dia terlibat perkelahian dengan preman atau-“

“anda bilang jaemin anak baik kan??.. kenapa menuduhnya terlibat perkelahian??”, wali mark terdiam. Jaemin memang anak yang baik, dia bahkan sangat rajin belajar dan bekerja hingga tak mungkin punya waktu berurusan dengan preman.

“aku-“,

“aku akan bicara pemilik sekolah... aku tak ingin ada pembullyan seperti itu... anak-anak seharusnya dididik untuk menghargai sesama bukan merendahkan seperti itu”, jaehyun menggepalkan tangannya kuat lalu keluar dari ruangan. Jaehyun akan bicara dengan pamannya Jung Si Wan, dia adalah adik bungsu ayahnya sekaligus pemilik SM High School.

“seandainya dia tahu jika adiknya yang melakukan pembullyan itu”, gumam wali ahn setelah jaehyun pergi.

***

Jaehyun mengambil nafas dalam dan mulai mengedarkan pandangannya menatap setiap sudut sekolah yang sudah ada sejak 25 tahun yang lalu. Jaehyun memang tak bersekolah dikorea ketika dia menginjak Sekolah menengah atas tapi dia tak menyangka jika disini juga ada kasus pembullyan terlebih SM High School terkenal dengan prestasinya dan keamanannya.

Jaehyun melangkahkan kakinya dikoridor, entah kenapa hatinya mengatakan jika dia ingin melihat jaemin. Memastikan jika anak itu baik-baik saja dan melihat bagaimana dia saat belajar.

Jaehyun baru saja melewati kelas 1-1 dan ponselnya tiba-tiba saja berdering hingga mengalihkan perhatian siswa yang tengah belajar didalam.

“ceoseonghaeyo”, kata jaehyun penuh sesal setelah guru yang sedang mengajar menatapnya dengan tajam. Dia buru-buru pergi sambil mengangkat telfonnya.

“yoboseyo”, jawabnya sambil berlari kecil keluar dari lingkungan sekolah.

“jaehyun-ah”,

“oo... tuan kim”, langkah jaehyun terhenti setelah ingat jika do young yang menelfon, itu berarti ada kabar tentang ibunya. “kau menemukan ibuku??”, tanya jaehyun penuh harap. Sungguh jaehyun sudah tak sabar untuk bertemu dengan ibunya lagi.

“bisa kita bertemu??.. aku tidak bisa mengatakannya ditelfon”, detak jantung jaehyun berdetak tak karuan. Ada perasaan takut bercampur dengan rasa senang dihatinya mendengar do young ingin bertemu. Jadi do young benar-benar menemukan ibunya.

“tentu... kau dimana??.. aku kesana sekarang”

“tidak... temui aku nanti siang.. sekarang aku masih ada pelatihan... jam 2 di tempat biasa”, ada kekecewaan dihati jaehyun, tapi dia juga tak bisa memaksa do young memberi tahunya sekarang.

“baiklah... sampai jumpa nanti”, sambungan telfon mereka terputus dan kini mata jaehyun begitu berbinar terlepas dari rasa cemas dan takutnya jika saja keadaan ibunya tidak sesuai ekspektasinya.

“aku datang omma... aku akan menemuimu dan memelukmu.. aku merindukanmu omma”, lirih jaehyun.
***

“tuan Kim!!”, seru jaehyun sambil melambaikan tangannya. Jaehyun sangat bersemangat dan terlihat jelas betapa bahagianya dia.

“sudah kubilang berhenti memanggilku kim.. kau tak bisa diberitahu jung jaehyun”, omel do young sambil duduk dihadapan jaehyun.

“aku lebih suka memanggilmu seperti itu”, jawab jaehyun enteng. “katakan padaku, kau menemukan ibuku??.. beritahu aku alamatnya... aku akan langsung pergi kesana dan memeluk ibuku... ibuku sehat kan??.. apa ibuku memiliki anak lagi??.. wuah... aku tak sabar bertemu dengan adikku dan memberikan hadiah untuknya... semoga saja ukuran sepatunya benar.. kira-kira sudah setinggi apa ya dia??...mungkin tidak jauh beda dengan mark”, do young hanya terdiam, jaehyun terlihat sangat bahagia dan antusias. Dia sudah menunggu selama 7 tahun agar bisa bertemu dengan ibunya tapi do young tak sanggup memberi tahunya apa yang telah dia dapatkan.

“jaehyun-ah”,

“oo wae??... kenapa wajahmu begitu??... kau belum menemukan ibuku??.. ais... jinja... aku sangat senang kau menelfonku karena aku pikir kau menemukan ibuku”, senyuman jaehyun luntur begitu saja. Dia langsung menyimpulkan do young belum menemukan ibunya karena wajah do young yang terlihat sedih dan menyesal.

“aku menemukannya”, lirih do young dan mata jaehyun kembali berbinar.

“jinja???... kalau begitu katakan padaku dimana ibuku”, pinta jaehyun memohon.

“sebelumnya... maafkan aku”, senyum di wajah jaehyun kembali menghilang. Rasa takut menyelimuti hatinya bahkan ketika do young memberikan sebuah map untuknya.

“bacalah.. aku harap aku yang salah”, dengan berat hati jaehyun mulai membuka isi map itu, terdapat biodata ibu kandungnya Jang Hae So.

“ibuku mengganti namanya??”, tanya jaehyun penuh ketidakpercayaan. Ibunya ternyata mengganti namanya juga menjadi Jang Mi Ri, itu 7 tahun lalu setelah kecelakaan yang menimpa jaehyun dan adiknya.

“ibumu pindah ke daegu karena suaminya Na Jun Ki dipindah tugaskan”,

“Tunggu.... omma...”,

‘Meninggal 5 Desember 2014’,

Detak jantung jaehyun seolah terhenti, tubuhnya bergetar dan kepalanya pusing. Ini pasti salah, jaehyun pasti salah membaca, dia terus mengucek kedua matanya berharap apa yang dia lihat itu salah.

“maafkan aku”, ucapan do young sontak menyayat hati jaehyun. Tanpa sadar air matanya sudah terjatuh sejak dia membaca kalimat menyakitkan itu.

“Tidak... omma tak mungkin meninggalkanku... kau salah..  kau pasti salah tuan kim!!... ommaku masih hidup!!... aku belum bertemu dengannya!... aku belum memeluknya dan meminta maaf padanya..  aku... tidak!!... omma!!”, erang jaehyun frustasi.

“jaehyun-ah”, jaehyun tak memperdulikan do young, kedua tangannya meremas dokumen milik ibunya lalu pergi begitu saja meninggalkan do young dengan rasa bersalahnya.

***

“Katakan padaku bahwa itu bohong!!”, Jung Yoon Ho terkejut bukan main saat tiba-tiba jaehyun menerobos masuk kedaalam ruangannya bahkan melemparkan beberapa dokumen di atas mejanya.

“Apa-apaan ini Jung jaehyun??... dimana sopan santunmu??”, Jung yoon ho menurunkan sedikit nada suara ketika menyadari betapa kacaunya anaknya. Rambut jaehyun berantakan, matanya masih setia mengeluarkan cairan bening hingga membasahi kedua pipinya bahkan mengenai bajunya. Jung Yoon Ho akhirnya mengambil dokumen itu dan membacanya.

“ini??...”, Yoon Ho terkejut bukan main, seharusnya dia tahu jika jaehyun tak mungkin diam dan melupakan keinginannya untuk bertemu dengan ibunya.

“Katakan padaku bahwa ibu masih hidup!... Katakan Ayah!!”, Yoon Ho menaruh kembali dokumen itu dan mencoba bersikap tenang dihadapan jaehyun meskipun dia merasa takut, dia selalu takut jika saat ini tiba. Saat dimana jaehyun tahu ibunya telah tiada dan dia akan membenci yoon ho.

“Dia... dia memang sudah meninggal”, jawab yoon ho setenang mungkin tanpa menatap jaehyun yang sekarang merasa sakit hati. Jaehyun merasa dikhianati dan dicampakan oleh ayahnya sendiri.

“Kenapa ayah melakukan ini padaku??... WAE??!!... Aku menuruti keinginanmu pindah ke amerika dan tak membicarakan ibu lagi dihadapanmu... tapi kenapa??... TAPI KENAPA KAU MEMBIARKAN AKU KEHILANGAN IBUKU SELAMANYA???... kenapa kau tak memberitahuku??... Dimana salahku??... hiks..hiks... apa ingin bertemu dengan ibuku adalah sebuah kesalahan??.. Kenapa kau melakukan ini padaku??... kembalikan ibuku... KEMBALIKAN AYAH!!... Semua ini karena kesalahanmu.. karena keegoisanmu!!... kau memisahkan aku dengan ibuku!.. AKU MEMBENCIMU!!”

Plaggg

Jaehyun menjatuhkan vas bunga yang ada Di atas meja ayahnya lalu keluar dari ruangan ayahnya dengan membanting pintu begitu keras.

“maafkan aku jaehyun... sungguh maafkan ayah”, lirih jung yoon ho dengan tetesan air matanya.

***

Jaehyun kehilangan arah, dia bingung harus pergi kemana. Hatinya hancur dan dia tak akan bisa pulang ke rumahnya dalam keadaan hancur seperti ini. Jaehyun masih tak bisa percaya bahwa 7 tahun lalu adalah pertemuan terakhirnya dengan ibunya. Bahwa dia tak akan melihat wajah ibunya lagi, mendengar suara dan bahkan mendapatkan pelukan hangat dari ibunya. Semua harapan dan impiannya tinggal bersama ibunya telah hancur, pengorbanannya dengan tinggal di Amerika mengikuti keinginan ayahnya berakhir sia-sia. Jaehyun tak bisa bertemu dengan ibunya.

“Jaehyun-ah kau dimana??”, jaehyun masih tak menjawab, dia tetap menangis dan membiarkan do young berbicara ditelfon.

“ayo kita bicara dulu... aku tahu kau kecewa dan sakit hati tapi tolong jangan menghilang seperti ini... kembalilah... jangan mengambil keputusan sesaat karena rasa kecewamu... kau tak ingin tahu dimana adikmu??... apa kau tak ingin menemuinya dan memeluknya??... dia membutuhkanmu”, Sejak kemarin jaehyun mengendarainya entah kemana dan sekarang dia berakhir di daegu. Jaehyun ingin bertemu ibunya, hanya ingin melihat ibunya hingga dia lupa bertanya bagaimana keadaan adiknya dan siapa namanya.

“aku.... aku ingin bertemu omma... do young-ah... hiks..hiks..hiks... aku ingin melihat omma... aku akan menemui adikku setelah melihat omma”, do young mengerti. Jaehyun akan mengunjungi ibunya di columbarium(Rumah Abu) di daegu.

“arraseo... setelah itu kembalilah... kita bicara disini”, jaehyun memutuskan panggilan telfonnya dengan do young dan kembali menangis dalam diam.

-

Setelah mengendalikan dirinya, jaehyun memutuskan membeli sebuket bunga sebelum pergi ke columbarium. Jaehyun hanya merapikan rambutnya sementara dia masih menggenakan pakaiannya yang kemarin. Dia belum mandi bahkan makan sekalipun, dia terlalu shock hingga melupakan semuanya.

“ouh omma... hiks..hiks..hiks...”, baru saja sampai didepan abu ibunya jaehyun kembali menangis sesegukan.

“maaf karena aku baru datang menemuimu... maaf... aku...aku... ah... kenapa ibu meninggalkanku sebelum aku kembali??... wae??... hiks..hiks..hiks... kenapa ibu menghukumku seperti ini??... maafkan aku omma... maaf”, jaehyun menangis lebuh dalam lagi bahkan dia belum benar-benar meligat wajah ibunya yang ada didalam foto.

“omma....o-“, ketika akhirnya jaehyun memperhatikan semua barang yang ada bersama dengan abu ibunya, hatinya kembali teriris. Ada sebuah foto keluarga yang diletakkan disana. Ibunya bersama dengan suaminya memeluk seorang anak laki-laki yang terlihat berusia 10 tahun. Mereka terlihat sangat bahagia dan jaehyun tak akan melupakan senyuman anak itu. Ingatannya tiba-tiba muncul, ingatan ketika dia datang menemui ibunya 7 tahun yang lalu dan bertemu dengan adiknya lagi, Jaehyun akhirnya mengingat dengan jelas bagaimana senyum bahagia adiknya saat tahu dia memiliki seorang kakak dan dengan mudahnya dia memanggil jaehyun dengan panggilan hyung.

“Hyung... Jaehyun Hyung”, lutut jaehyun terasa lemas. Seluruh tubuhnya terjatuh begitu saja dilantai dan dadanya semakin sesak.

“tidak mungkin... ouh.. tidak mungkin”, elak jaehyun tak percaya. Secepat mungkin jaehyun mengambil ponselnya dan menghubungi do young kembali.

“Na Jaemin... Apa nama adikku Na Jaemin???... Katakan padaku... katakan padaku kim!!”, tuntut jaehyun frustasi.

“iya... Nama Adikmu Na Jaemin, dia ada di seoul sekarang-“, ponsel jaehyun terjatuh begitu saja. Bagaimana mungkin hal ini terjadi, anak yang dia selamatkan itu adalah adiknya sendiri.

“ne... dia kehilangan kedua orang tuanya ketika usianya 14 tahun... dia sekarang tinggal dengan keluarga pamannya tapi sepertinya dia tidak mendapat perlakuan yang baik karena yang kudengar semua uang sakunya diambil oleh bibinya, jadi dia harus bekerja menghidupi dirinya. Tapi dia anak yang baik, dia belajar sangat keras karena dia ingin menjadi seorang dokter... dia juga seorang atlet handal, dia pernah memenangkan medali emas di tingkat nasional”

“itu.... hmm... ayah jaemin adalah seorang detektif... mereka dibunuh... dan jaemin melihat kejadian itu... dia sempat depresi tapi sekarang di sudah baik-baik saja... hanya saja... dia tak memiliki teman. Ayahnya dituduh melakukan penggelapan uang bahkan setelah kematiannya”,

“aku... aku tidak punya.... mereka sudah tidak bersamaku”,

Jaehyun memeluk kedua lututnya dan menangis sesegukan lagi. Semua ucapan wali kelas mark dan bayangan wajah jaemin ketika mengatakan bahwa dia tidak punya orang tua tergiang dikepalanya. Bagaimana mungkin jaehyun bisa hidup tenang bersama dengan ayahnya, tinggal di luar negeri, bersekolah di tempat yang bagus, makan yang enak tanpa memikirkan uang tapi adiknya disini hidup dengan penderitaan seorang diri. Bekerja paruh waktu di usianya yang masih belia dan harus mengalami tindakan bullying disekolahnya. Kenapa tuhan begitu tidak adil pada adiknya, kenapa harus adiknya  yang hidup menderita, kenapa bukan jaehyun saja??

“omma.. hah... hiks..hiks..hiks...omma”, rintih jaehyun semakin kesakitan. Kenyataan bahwa ibunya meninggal sudah cukup menyakiti hati jaehyun dan sekarang dia harus tahu bahwa ibunya meninggal karena dibunuh dan adiknya hidup menderita sendirian.
***


####

Ok jadi disini author ngambil setting waktunya tahun 2016. Jadi author ngikutin tahun lahirnya jaemin 13 agustus 2000, sementara jaehyunnya 14 februari 1995. Jadi mereka itu sebenarnya beda 5 tahun jadi kejadian waktu mereka kecelakaan itu, jaemin belum 9 tahun karena kejadiannya bulan mei. Karena itu author bilang jaemin tahunya dia kecelakaan umur 8 tahun dan jaehyun udah umur 14 tahun.

Kalau untuk romancenya mungkin agak telat munculnya...

Author mau fokusin dulu sama Jaehyun yang baru tahu jaemin adik kandungnya.

Thanks buat yang udah baca...

Diikutin terus ya...

Everything For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang