***
Mark tengah serius belajar dengan guru private ketika tiba-tiba bibik lee datang dan mengatakan ada yang menelfonnya.
“dari siapa Bik?”
“Dia seorang wanita… dia bilang ingin bicara dengan tuan”, mark gelisah, jika itu seorang wanita sangat besar kemungkinan itu adalah ibunya.
“aku akan turun”, mark dengan langkah ragu turun kelantai bawah untuk mengangkat telfon. Mark sudah membuang ponsel lamanya, kebetulan juga rusak karena terjatuh saat dia dan jaemin berkelahi.
“Yo…boseyo”, sapa mark ragu.
“Mark”, benar saja, itu adalah suara ibunya.“Aku merindukanmu… apa kau baik-baik saja?”, tanya ibunya lembut diseberang sana.
“n..ne.. aku baik-baik saja”, jawab mark masih dengan segala keraguannya.
“Mom akan menjemputmu… kau pasti tersiksa tinggal dengan anak itu-“
“Ani!-“, mark terdiam, dia juga terkejut dengan jawaban tegas yang keluar dari mulutnya sendiri.
“Apa maksudmu tidak?... anak itu membuat kehidupan kita susah… aku dan ayahmu akan bercerai dan kita harus tinggal terpisah seperti ini-“
“Lalu bagaimana dengan kehidupan bahagia jaemin yang mom rampas?... mom memisahkannya dengan ayah dan kakaknya sendiri… dia sudah seharusnya disini mom!... mom yang tidak berhak.. dan Jung Yoon Ho bukan ayahku.. dia pamanku!”, jawab mark tegas dan berapi-api, dia masih tak mengerti kenapa ibunya bisa berbuat hal yang kejam. Meskipun mark hanya tahu tentang ibunya yang sengaja menuduh ibu jaemin berelingkuh dan memalsukan tes dna jaemin.
“Kau membela anak itu?... aku ibumu mark!... kau harusnya membantuku untuk mempertahankan keluarga kita-“
“Aku ingin mom dan paman bercerai… kembalikan ji sung… mom tidak pantas merawat ji sung!”
“Mark Jung!... Kau sudah berani memerintah ibumu?... tidak akan aku kembalikan ji sung!... jika kau tak mau kembali padaku… aku akan menyiksa adikmu dan jangan harap aku akan membiarkan jaemin tetap hidup!”
“Andwe!... mom!... mom!”, terlambat, soo yeon sudah memutus sambungan telfonnya. Mark mendadak panic, dia tidak mungkin member tahu jaehyun tentang hal ini. Dia harus bertemu ibunya dan menyelamatkan ji sung dan tentu saja mencegah ibunya mencelakai jaemin lagi.
***
Planggggg
Soo yeon melemparkan ponselnya sembarangan, dia benar-benar marah. Berani-beraninya Jung Yoon Ho memberi tahu mark siapa ayahnya. Dia tidak akan tinggal diam, dia akan melakukan apapun untuk membuat kehidupan jung yoon ho menderita.
“Sudah diumumkan nyonya… Jung Jaehyun tidak akan mengambil harta itu, Mereka akan menyerahkan harta itu kepada Yayasan Jung Hope 2 hari lagi”, soo yeon mengeram kesal. Jaehyun tidak main-main dengan ancamannya hari itu.
“Anak itu!... Aku harus bertemu dengan anak itu!”
“Kau Harus bercerai dengan Jung Yoon ho, Soo yeon-ah”, Soo yeon menoleh dan mendapati Hwang Yu Moo datang.
“Ani… aku tidak mau-“
“Itu satu-satunya cara agar harta itu tetap bisa kau perebutkan karena jika harta itu jatuh ke yayasan, harta itu tidak bisa diperebutkan… Jung Jaehyun dan ahli warisnya yang berhak mengelola maupun memilih pengelola dan dia juga bisa mengambilnya kembali sewaktu-waktu apabila pengelola yayasan dianggap tidak mampu mengelola yayasan”, soo yeon mendengus kesal.
“Negosiasiku dengan beberapa pemegang saham juga percuma karena mereka akan kembali mendukung jaehyun dan memohon agar dia mengambil harta itu, karena keuntungan mereka tidak akan sebesar sebelumnya jika uang itu diserahkan ke yayasan”, lanjut Hwang Yu Moo.
“Menyerah saja pada pernikahan ini…. Lagi pula pernikahan kalian tidak bahagia dan tidak berarti”, sarannya lagi.
“Aku ingin tetap menjadi istri seseorang…. Aku ingin jika suatu saat aku bertemu dengannya lagi, aku memiliki harga diri dan mengatakan padanya bahwa aku seorang istri dari keluarga yang terhormat… dan aku ingin menunjukkan padanya jika aku sudah menghancurkan keluarga bahagia adiknya itu”
“kau masih memikirkan laki-laki brengsek itu?... untuk apa?... dia sudah menghilang dan dia tidak akan berani menganggumu!”, ketus hwang yu moo.
“aku tidak akan pernah melupakan kejadian itu seumur hidupku… mark akan selalu mengingatkanku padanya…. Meskipun aku mengenalnya beberapa hari saat itu aku masih tak percaya dia melakukan hal itu padaku….Dendamku tidak akan pernah berakhir hingga aku bisa membunuhnya dengan tanganku sendiri”,
“kau akan tetap membunuhnya meskipun kau bercerai…. Bercerai saja, kita pikirkan cara untuk merebut seluruh harta Jung”, Soo Yeon tak bisa beradu argument lagi, mungkin memang sudah tidak ada alasannya untuk bertahan.
***
Jaemin menatap sebuah butik dengan tatapan ragu, haruskah dia benar-benar menemi tiffany?, tapi dia tidak ingin kakaknya terus menerus sedih dan tidak bahagia.
“Jangan beri tahu kakakku dan ayah jika aku datang kesini ya paman”, pinta jaemin dan kwanghee hanya mengangguk pelan.
“Kau yakin akan bicara dengan onni?”, tanya hina yang juga ikut menemani jaemin. Jaemin tidak ingin jeno ataupun mark curiga jadi dia bilang jika mereka akan pergi berjalan-jalan.
“Ya… aku juga ingin melakukan sesuatu untuk kakakku”, hina hanya bisa mengikuti jaemin. Dia berharap tidak ada hal buruk karena firasatnya berkata lain.
“Selamat datang-“, Soo young terkejut ketika melihat dua orang siswa SMA masuk ke dalam butik.
“Anyeonghaseyo”, sapa jaemin dan hina.
“Nuguseyo?”, tanya soo young pelan sebelum dia memekik. “Ah!... Kalian pasti teman sekolah Adik Tiffany!”, Soo Young belum terlalu dekat dengan renjun karena renjun sangat pemalu sehingga dia tak benar-benar hafal nama bahkan detail kehidupan adik tiffany.
“Ne?.... Kami datang ingin bertemu tiffany nuna… kami tidak kenal adiknya”, kata jaemin menjelaskan, hina mengangguk mengiyakan. Soo young tampak bingun, jelas-jelas seragam sekolah mereka sama dengan renjun.
“Apa Aku bisa bicara dengan Tiffany Nuna?”, tanya jaemin dan Soo young mengangguk perlahan.
“Ikuti aku”, soo young memimpin jalan menuju ruangan tiffany sementara jaemin dan hina mengikuti dari belakang.
Tok tok tok, soo young membuka pintu lalu menyembulkan kepalanya dari balik pintu.
“Kau sedang sibuk?”, tanya soo young
“Tidak juga… aku hanya sedang memeriksa beberapa desainku… kenapa?”, soo young membenahi posisi berdirinya dan menunjukkan setengah tubuhnya dari balik pintu.
“Ada Yang mencarimu… mereka ingin bicara denganmu”
“Siapa?”, soo young berbalik menatap jaemin dan hina.
“Siapa namamu?”, tanya soo young
“Jaemin…Na--… Adik Jaehyun hyung”
“Apa????”, Jaemin, Hina dan bahkan tiffany yang ada di ruangan dibuat kaget bukan main dengan teriakan soo young.
“Kau kenapa Soo young-ah”, Tiffany bergegas berjalan kea rah pintu, Saking kagetnya soo young tanpa sadar dia melepaskan pegangan pintu hingga pintu itu terbuka sendiri dan menampakan Jaemin dan Hina yang berdiri dibelakang Soo young.
Tiffany menghentikan langkahnya, dia sungguh tak siap untuk menghadapi jaehyun atau bahkan adiknya. Tiffany sudah dengar jika jaemin terluka dan akhirnya mendapat ingatan, apa yang harus dia katakana sekarang jika jaemin bertanya alasan hubungan mereka kandas.
“Aku ingin bicara dengan nuna”, untuk pertama kalinya jaemin bicara dengan tiffany. Terakhir kali mereka bertemu di lotte world, jaemin bahkan tidak mau menatap tiffany.
“Masuklah”, Jaemin berbalik menatap hina lalu tersenyum.
“Tunggu aku diluar”, hina mengangguk dan mencengkram lengan jaemin sebelum jaemin masuk.
-
“Apa yang ingin kau bicarakan denganku?... “, tanya tiffany dengan raut wajah tenang dan berusaha terlihat tegar.
“Nuna Sakit?...”, Tiffany membolakan matanya terkejut, dari mana jaemin tahu. “Ada bekas suntingan dilengan nuna. Bahkan meski sudah 1 minggu pulang dari rumah sakit, kondisi tiffany tetap tidak baik. Diamasih harus mendapat suntikan dan minum obat.
“Bukan apa-apa… hanya sakit biasa”, jawab tiffany asal.
“Nuna… apa nuna tahu siapa aku?... tidak mungkin jaehyun hyung tidak member tahumu”,
“Ya… aku tahu”
“Boleh aku tahu kenapa kalian putus?”, kedua mata tiffany memanas, setiap kali dia mengingat jaehyun dia pasti menangis dan jujur saja sekarang dia ingin menangis. “Jaehyun hyung mabuk dan menghancurkan barang-barang di apartemen saat kalian putus… dia selalu termenung sedirian akhir-akhir ini… ketika dia bersamaku, dia akan tersenyum dan tertawa lepas tapi ketika sendirian semua itu hilang… jaehyun hyung melakukan segalanya untukku… jadi…aku berharap aku bisa melakukan sesuatu untuknya”,
“Aku dijodohkan”, jawab tiffany asal. “Orang tuaku menentang hubungan kami dan kami memutuskan untuk berpisah”, jaemin terkejut bukan karena alasan itu tapi kenapa kakaknya tidak berjuang jika itu alasannya.
“dan jaehyun hyung tidak memperjuangkan nuna?”,
“Aku melarangnya… aku…aku tidak ingin dia terluka lebih jauh… dia terlalu mencintaiku sementara takdir tak pernah membiarkan kami bersama… dia berhak mencintai gadis lain”, bohong sekali, didalam batinnya tiffany berteriak merutuki kebohongannya. Bahkan meski mereka sudah putus, tiffany tetap ingin bersama jaehyun. Dia tidak akan sanggup mendengar jaehyun bersama dengan gadis lain.
“Apa nuna tidak mencintai kakakku?”, Jika bisa tiffany berkata jujur, tentu saja iya… tapi dia tidak ingin jaemin tahu yang sebenarnya.
“Aku hanya menyukainya bukan mencintainya… jika dipikirkan lagi kenapa aku merindukannya,… mungkin karena aku merasa bersalah karena dulu aku mengacuhkannya… dan aku sudah menebusnya”, Entahlah, jaemin merasa tidak puas dengan jawaban tiffany, seolah ada hal lain yang dirahasiakan darinya.
“Baiklah… aku hanya ingin tahu alasan kalian putus,… aku tidak bisa ikut campur jika memang itu adalah keputusan kalian bersama… maaf menganggu waktumu nuna”, tiffany hanya mengangguk dan membiarkan jaemin keluar dari ruangannya. Tapi belum sempat jaemin memegang pegangan pintu langkahnya terhenti.
Jaemin menajamkan matanya, dia memperhatikan sebuah Pajangan yang terletak tak jauh dari pintu. Sebuah Pajangan Piano kecil yang terbuat dari kaca.
“ini…. Dari mana nuna mendapatkan ini?”, tanya jaemin ragu. Kedua matanya mulai memanas dan didalam pikirannya muncul banyak kemungkinan terburuk.
“Itu Milik Ibuku,… dia membelinya di daegu”, sontak jaemin berbalik menatap tiffany dan kedua matanya sudah berkaca-kaca.
“Kau…kau kenapa jaemin?”, tiffany panic, apakah jaemin tahu tentang piano itu?... apa mungkin jaemin juga mengenal ibunya saat tinggal di daegu dulu.
“Nuna…. Kau punya adik?”, tiffany terdiam, sepertinya jaemin sudah tahu. Jaemin mengenal pajangan itu, itu berarti dia mungkin sering berkunjung kerumah tiffany di daegu.
“Jaemin…aku”
“Bukan perjodohan kan?... alasan kalian putus… adikmu…. Adikmu Hwang Renjun… iya kan?-“
“Jaemin.. aku bisa jelaskan..aku-“, jaemin mengelak tangan tiffany yang ingin menyentuhnya. Kedua pipinya sudah basah akibat air mata.
“Jika itu benar… ayah renjun,,… dia…dia membunuh orang tuaku… lalu… itu sama saja ayah nuna membunuh ibu kami … iya kan?... Jaehyun hyung tahu hal itu… iya kan?”, tiffany hanya terdiam, dia tidak tahu harus mengatakan apa pada jaemin. Dia tidak punya hak untuk membela diri.
Jaemin menyeka air matanya lalu bergegas keluar dari ruangan tiffany, dia perlu tempat untuk menangis. Dia perlu menenangkan dirinya, bahkan jika dia terluka karena renjun sahabatnya. Rasanya akan lebih terluka ketika anak pembunuh ibumu adalah gadis yang paling kau cintai.
“Hina-“, Jaemin terpaku, langkahnya terhenti ketika melihat renjun sedang berdiri dihadapan hina.
“Jaem-“, renjun sungguh tak pernah berpikir jaemin mungkin saja akan datang kesini menemui kakaknya. Renjun pikir jaemin sebaiknya tak tahu tentang hal ini tapi nyatanya jaemin sekarang tahu.
“Aku sudah tahu… aku… “, jaemin menghela nafasnya dan air matanya kembali mengalir. “kau benar… aku…aku mungkin tak akan bisa memaafkan kalian… tapi dibanding dengan kenyataan ini… aku tidak bisa membayangkan betapa terlukanya jaehyun hyung…. Dia tidak seharusnya tahu”, jaemin melangkahkan kakinya keluar dari butik.
“Tolong jaga jaemin”, pinta renjun sebelum hina mengejar jaemin.
“Kau tidak perlu khawatir”, hina ikut pergi dari butik tiffany dan mengejar jaemin.
-
“Jaemin-ah”, Hina hanya bisa ikut menangis melihat jaemin menangi sesegukan sambil menundukkan kepalanya sedalam mungkin. Sejak keluar dari butik tiffany, jaemin tak henti-hentinya menangis.
Hina menyentuh punggung jaemin pelan dan mengusapnya berkali-kali. Dia berharap jaemin akan berhenti menangis dan tenang, dia tidak ingin jaemin terluka seperti ini lagi.
“Hina-ya”, Jaemin mendonggakan wajahnya dan menatap hina masih dengan wajah basahnya.
“iya… katakana saja… jangan memendamnya lagi”, pinta hina.
“Apa kau menyukaiku?”,
“ne?”, kenapa jaemin tiba-tiba menanyakan hal seperti itu padanya.
“jika… jika saja kau benar-benar menyukaiku… lalu… suatu ketika orang tuamu dibunuh… dan …orang yang membunuh mereka adalah ayahku…. Apakah kau akan membenciku juga?... sedalam apa luka yang akan kau rasakan?”, hina terdiam, dia mencoba mencerna apa yang jaemin katakan. Hingga dia akhirnya mengerti jika mungkin itulah yang menjadi alasan putusnya hubungan jaehyun dan tiffany.
“apa itu yang jaehyun oppa alami?”, jaemin hanya sanggup mengangguk pelan.
“Aku berpikir sebaiknya hanya aku yang tahu siapa pembunuh ibu kami karena itu aku tak ingin jaehyun hyung sampai tahu tentang renjun-“
“maafkan aku”, sesal hina.
“bahkan meski kau tidak member tahu jaehyun hyung… jaehyun hyung pasti akan mencari tahu….ketika aku tahu renjun adalah anak dari pembunuh ibuku…aku terluka…. Tapi aku berpikir aku mungkin bisa memaafkannya jika dia datang menemuiku dan minta maaf meski itu bukan kesalahannya… aku…aku membencinya karena dia justru pergi meninggalkanku disaat terburukku tanpa sepatah katapun….Tapi Dia hanya sahabatku…. Tiffany nuna adalah gadis yang dicintai kakakku sejak dia masih sekolah menengah pertama…. Seberapa dalam luka yang harus dia tanggung?... hyung melakukan segalanya untukku tapi aku…. Aku tidak bisa melakukan apapun sekarang… aku tidak bisa mengembalikan kebahagiaan kakakku… aku tak bisa”, hina mengangguk mengerti. Hina memberikan sebuah pelukkan hangat untuk jaemin dan membiarkan jaemin menangis dibalik pelukkan hina.
“Gwaenchana…gwaenchana… karena kau adalah seorang adik dan jaehyun oppa adalah kakakmu…. Oppa akan tetap melakukan apapun untuk kebahagiaanmu…. Kau bisa melakukan hal lain untuknya….”, hina menepuk pelan punggung jaemin. Menemani jaemin hingga seluruh air matanya habis.
***
Mark Berhasil keluar dari kediaman jung setelah mengelabuhi bibik lee dan juga choi minho yang merupakan penjaga yang disewa yoon ho untuk menjaga mark selama dirumah. Mark harus bertemu dengan ibunya dan juga menyelamatkan ji sung.
“Dia kabur dari rumah”, kata seseorang yang sedang memperhatikan mark. Mark tampak sedang menelfon dari telfon umum, dia berusaha menghubungi ibunya.
“Terus Awasi dia dan beritahu aku ketika dia bertemu dengan ibunya”, perintah seseorang dari balik telfon.
“siap bos”, orang itu bergegas menghidupkan mobil saat mark keluar dari telfon umum dan naik ke dalam sebuah taxi.
-
Mark akhirnya sampai disebuah rumah mewah seperti alamat yang dikatakan ibunya. Mark hanya berharap dia tidak membuat masalah besar dengan menemui ibunya. Mungkin jaehyun akan marah besar tapi dia tidak bisa diam saja jika adiknya ji sung dan jaemin ada dalam bahaya.
“Silahkan masuk tuan” mark segera masuk ke dalam rumah itu, dalam pikirannya dia mencari cara untuk bisa kabur bersama ji sung nanti.
“Kau bilang kau tidak ingin mom melukai jaemin dan ji sung?... apa saja yang sudah dikatakan jaehyun dan ayahmu itu?”, tanya soo yeon ketika mark masuk kedalam ruangannya.
“mom… dia pamanku bukan ayahku”
“Mark Jung!... jangan pernah berpikir untuk bertemu dengan laki-laki bajingan itu!”, bentak soo yeon emosi.
“Dia ayahku… kenapa aku tak boleh menemuinya?... apa salahnya?”,
“Apa salahnya?... dia tidak layak kau sebut ayah!”
“apa mom tidak mencintai ayah?”
“Tidak!... tidak sama sekali!... berhenti membicarakan laki-laki itu!”, putus soo yeon masih dengan amarahnya. “karena kau sudah disini maka aku tidak bisa membiarkanmu kembali… kau harus membantu mom menghancurkan keluarga jung”,
“No Mom!... aku tidak akan melakukannya… aku kesini untuk membawa ji sung pergi!... Mom tidak pernah benar-benar menyayangi kami… aku ingin tinggal dengan jaehyun hyung-“
Plakkk, sebuah tamparan keras mendarat diwajah mark.
“Bahkan meski jaehyun hyung marah karena aku melukai adiknya… dia tidak pernah memukulku mom!”, teriak mark tak terima.
“Aku yang melahirkanmu jadi aku berhak memukulmu!... kau anak tidak tahu diuntung!... percuma aku mempertahankanmu dan membesarkanmu jika kau pada akhirnya menusukku!”, mark tercekat. Dia tak pernah menyangka akan mendengar kata-kata menyakitkan seperti itu dari ibunya.
“Mom menyesal melahirkanku?”
“Ya!... Aku menyesal melahirkan anak dari laki-laki yang merebut kesucianku!”, lagi, mark dibuat terkejut dengan ucapan ibunya. Jadi mark tak pernah diinginkan oleh ibunya bahkan ayahnya juga, karena itukah mark tak pernah mendapatkan kasih sayang penuh dari ibunya.
“Mom…” tanpa terasa air mata mark terjatuh.
“kau lahir dari sebuah kejahatan… dia… orang yang kau sebut sebagai ayahmu telah merebut kesucianku… dia memperkosa gadis yang baru dia kenal beberapa hari”, mark kehilangan kata-katanya. Jaehyun dan yoon ho tidak mengatakan hal itu, mereka hanya member tahu mark jika ayahnya adalah kakak kandung ibu jaehyun.
“Kau tidak akan pernah kembali kerumah itu… aku tidak akan membiarkan mereka hidup bahagia”, mark hanya diam saja ketika ada dua orang pria menyeretnya keluar dari ruangan ibunya dan membawanya ke sebuah kamar. Tapi sebelum mark benar-benar masuk ada sebuah keributan yang terdengar dari luar.
“ada apa?”, tanya soo yeon keluar dari ruangannya.
“Kami akan memeriksanya nyonya”, kedua laki-laki itu berlari ke lantai bawah namun belum sampai dibawah mereka sudah diserang oleh beberapa orang laki-laki berpakaian hitam.
Soo yeon panic, dia bergegas masuk kedalam ruangannya untuk menghubungi Yu Moo agar mengirim bantuan. Siapa yang berani datang kerumah itu sementara itu adalah milik Hwang Yu Moo.
Mark masih terdiam ditempatnya, dia masih memperhatikan orang-orang berkelahi sementara ada seorang laki-laki dengan setelan hitam dan bahkan jubah hitam berjalan santai ke arahnya. Mengenakan kaca mata hitam, laki-laki itu terlihat sangat gagah tapi juga menakutkan.
“Apa yang kau lakukan?... Adikmu ada diruangan sebelah… bawa dia keluar”, kata laki-laki itu dingin sebelum melewati mark dan masuk ke dalam ruangan ibunya.
“Ji sung!”, mark seolah baru tersadar, dia bergegas keruangan sebelah dan menemukan ji sung sedang Menonton.
“Jung Ji sung!”
“Mark hyung?.... Hyung!”, Ji Sung memekik senang. Dia bergegas menghampiri kakaknya dan memeluknya.
“Kita pulang ya”, kata mark lembut sambil membelai wajah adiknya.
“ya!.. aku mau pulang… aku tidak suka disini hyung!”, mark mengambil tas dan beberapa barang ji sung dulu sebelum mereka keluar dari kamar itu.
Ketika mereka keluar, perkelahian diantara beberapa orang itu masih terjadi dan itu membuat ji sung ketakutan.
“jangan dilihat”, mark bergegas mengggendong ji sung, dan meminta ji sung menutup wajahnya dibalik punggung mark. Mark dengan hati-hati melewati orang-orang yang berkelahi itu agar mereka tidak terkena imbasnya.
“Tuan mark… silahkan masuk”, mark Nampak ragu saat seorang laki-laki menyuruh mark masuk kedalam mobil.
“kalian siapa?”, tanya mark was-was.
“Tenang saja… kami akan membawa anda pulang ke kediaman jung”, mark terdiam ragu sebentar sebelum akhirnya setuju masuk kedalam mobil itu.
“Apa laki-laki itu akan menyakiti ibuku?” tanya mark pada laki-laki yang ada dibalik kemudi mobil.
“Tidak… tuan tidak akan melukai seorang wanita… tenang saja”, tapi mark justru tidak yakin, dia takut ibunya akan dilukai.
“ji sung… diam disini sebentar… hyung akan melihat mom-“
“Kita Pergi”, baru saja mark akan pergi ke dalam tapi laki-laki dengan jubah hitam itu sudah datang dan duduk disamping supir.
“Anda tidak menyakiti mom kan tuan?”, tanya mark ragu. Laki-laki itu hanya diam, dia tidak menjawab pertanyaan mark sedikit pun.
-
Setelah sampai didepan rumah keluarga jung, laki-laki itu Nampak mendapatkan panggilan. Dengan sigap dia menerima panggilan itu.
“ya aku tadi menelfonmu”,
“…”
“Tidak perlu… Mark dan ji sung ada bersamaku… mereka sudah didepan rumahmu”
“…”
“ya… aku bertemu dengannya”
“…”
“aku harus menghentikannya sebelum terlambat… dia berubah hanya karena 1 kesalahan masa laluku…. Dia menyebabkan keluarga adikku hancur… dan aku tidak ingin dia menghancurkan anakku”,
Mark terdiam, dia mendengarkan semua yang dikatakan laki-laki itu. Dia yakin jika orang yang menelfonnya adalah jung yoon ho.
“Aku tidak bisa mampir”, katanya sebelum memutuskan panggilan telfonnya.
“Bawa Ji Sung Masuk Duluan”, kata laki-laki yang tak lain adalah Jang Hae Won, Ayah Kandung Mark. Mark hanya diam ketika ji sung dibawa keluar duluan dan meninggalkan mark dengan ayahnya didalam mobil.
“Kau Ayahku?”, tanya mark memecahkan keheningan.
“Aku rasa itu tidak pantas untukku”
“Ya!... Kau tidak pantas menerimanya!... Kau laki-laki bajingan yang merebut kesucian ibuku!”, mark membentak ayahnya dengan emosional. Dia ingin mengeluarkan semua kemarahannya atas sebuah kenyataan menyakitkan yang harus dia terima.
“Ya… aku memang bajingan… dan aku tidak ingin kau mengikuti jejakku”
“Wae?... kenapa kau melakukan itu?”, tanya mark dengan suara bergetarnya. Dia ingin menangis, bahkan setelah bertemu dengan ayahnya, dia tidak bisa memeluknya dan mengatakan betapa dia senang bisa bertemu dengan ayah kandungnya. Mereka bahkan bicara tanpa saling menatap wajah. Mark tetap dibangku penumpang sedang ayahnya di bangku depan disamping kemudi.
“Jika aku mengatakan jika aku melakukannya tanpa sadar apa kau akan percaya?”, mark hanya terdiam, dia tidak bisa memutuskan, haruskan dia membenci ayahnya atau memaafkannya. “Aku tidak akan membela diri karena aku memang salah… tapi aku menemuimu hanya untuk memuaskan rasa penasaranmu… aku Jang Hae Won… aku ayah biologismu”, kata hae won dengan tenang.
“Terima kasih untuk datang… tapi… jangan sakiti ibuku lagi… dia banyak menderita karena aku”, kata mark akhirnya. Mark terlalu terkejut dengan semua kenyataan ini, tentang asal usulnya yang menyakitkan. Mark membuka pintu mobil dan bermaksud untuk masuk kedalam rumah, tapi hae won juga ikut turun.
“Tetaplah tinggal dengan pamanmu… jangan ikuti jejakku ataupun ibumu… jadilah anak yang baik dan tetap pada jalur yang benar… jangan mencoba mencariku”, kata hae won sebelum mark benar-benar pergi. Mark meneteskan air matanya dan hanya diam berusaha menguasai tangisannya. Hae won sebenarnya tak tega dengan mark, bagaimanapun mark putranya dan dia tidak pantas mendapatkan kenyataan seperti ini. Hanya ini yang bisa hae won lakukan untuk kehidupan yang lebih baik bagi mark. Mark berbalik dan menatap ayahnya dengan sendu.
“Aku… Bolehkah aku memelukmu… sekali saja??”, tanya mark penuh harap. Hae won mengangguk pelan.
“Kau boleh melakukannya”, mark melangkah mendekati ayahnya. Dengan tangan bergetar dia memeluk tubuh besar ayahnya.
“Ayah”, Satu kata yang sungguh dalam dan berarti bagi mark. Dia menangis tersedu-sedu dibalik tubuh besar ayahnya. Menyalurkan seluruh rasa rindu dan haus kasih sayang dalam dirinya. Mark tak benar-benar tahu bagaimana rasanya memiliki ayah, dulu mark mungkin berpikir untuk menyalahkan yoon ho karena tidak pernah peduli padanya. Tapi sekarang setelah dia tahu bahwa yoon ho bukanlah ayahnya, mark tak bisa menyalahkan ataupun membenci yoon ho, karena wajah jika yoon ho akan mementingkan anak kandungnya jaehyun dan jaemin.
“anak laki-laki tidak boleh menangis mark… jadilah laki-laki yang kuat”, hae won menepuk pelan punggung mark sebelum mencengkram kedua pundak mark.
Mark hanya mengangguk lalu melepaskan pelukkan ayahnya. Mark masuk kedalam rumah keluarga jung tanpa menoleh lagi. Hae won menghela nafas pelan, jika dia bisa memilih, dia juga ingin memeluk mark lebih lama dan menanyakan apa yang anaknya lakukan selama ini. Tapi pekerjaan dan juga masa lalunya tifak memungkinkannya untuk melakukan itu. Mark bisa ada dalam bahagia jika ada yang tahu jika mark adalah putranya, jadi akan lebih baik mereka hidup terpisah tanpa saling terkait sama seperti dulu. Mark cukup tahu siapa ayahnya dan bagaimana wajah ayahnya.
***####
Hug for My baby jaemin and Mark..
Kangen interaksi mereka berdua...
Cr to the owner....
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything For You
FanfictionAku tahu segalanya tentangmu tapi aku takut kau akan membenciku jika kau tahu semuanya -Jung Jaehyun Hidupku penuh Kemalangan sejak orang tuaku pergi tapi aku mendapatkan kebahagiaan ketika kau datang.... bahkan meski kau hanya orang asing dalam hid...