Please Change

2.9K 373 11
                                    

***

Mark memutar matanya malas saat harus mencuci gelas, cangkir dan peralatan kafe lainnya. Mimpi apa dia sampai-sampai dia harus mengerjakan pekerjaan rendagan seperti ini, jika bukan karena ancaman kakaknya, mark tak akan sudi melakukannya.

“sunbae… jika sunbae lelah, sunbae bisa istirahat”, tawar jaemin. Dia tahu mark tak biasa mengerjakan pekerjaan seperti ini. Terlebih jam sudah menunjukkan pukul 10.45 malam, mark pasti lelah.

“dari tadi saja bodoh!.. kau membuat tangan dan kaki pegal!.. jinja… “, mark melepaskan sarung tangannya sembarangan hingga mencipratkan air ke baju jaemin. Jaemin hanya bisa menahan diri, mark sama sekali tak membantunya. Mark salah memberikan pesanan, menjatuhkan gelas, menumpahkan minuman dibaju jaemin dan bahkan mark hampir bertengkar dengan pelanggan. Ini baru hari pertama tapi mark sudah membuat ulah, bagaimana selanjutnya??

“no… apa kau mengenal ko eun??”, mark masih penasaran, kenapa ko eun begitu membela jaemin, bahkan dia berani sekali memukul mark.

“maaf tapi aku tak mengenal ko eun sunbae…”, mark tertawa meremehkan. Dia tak akan percaya pada jaemin.

“kau pikir aku percaya??.. dia tak mungkin tak mengenalmu sampai dia berani memukulku”, jaemin menatap mark tak percaya, jadi ko eun benar-benar memukul mark karena jaemin. Sebenarnya siapa ko eun??

“terserah sunbae… kami benar-benar tak dekat seperti yang sunbae pikirkan”, jaemin tak ingin bicara hal-hal seperti itu, jaemin mempercepat pekerjaannya dan sebisa mungkin menyibukan diri agar mark tak bertanya hal-hal seperti itu lagi.

“hya!.. kau mendengarku atau tidak??”,
Planggg, jaemin tersandung kaki mark hingga dia jatuh tersunggur dilantai. Lututnya berdarah dan telapak tangannya tak sengaja terkena pecahan gelas yang dia bawa.

“jaemin??... apa yang kau lakukan??”, pekik salah seorang pegawai lainnya.

“ceoseonghamnida… aku tidak melihat jalan… ceoseonghamnida”, jaemin bergegas membersihkan pecahan gelas sebelum ada bos mereka datang.

“kau benar-benar ceroboh, yang ada kafe ini akan rugi… untuk apa juga kau mengajak teman… merugikan saja”, oceh pegawai itu sambil menatap sinis jaemin dan mark. Mark yak peduli, dia justru tertawa pelan karena dia berhasil mengerjai jaemin. Dia akan membuat jaemin dipecat jadi dia tak perlu ikut bekerja dengannya.

Mark berjalan melewati jaemin, melepaskan apronnya llau keluar dari ruangan dapur. Mark perlu udara segar, dia sudah lelah dan ingin sekali tidur. Ketika mark keluar matanya menangkap sosok hina yang sedang duduk ditempatnya tadi sore sebelum dia dan jeno berangkat les.

“dimana pahlawan kesianganmu itu??”, tanya mark sambil mengambil tempat duduk didepan hina.

“siapa??... aku tidak punya pahlawan seperti itu”, jawab hina ketus. Matanya mencari-cari dimana jaemin.

“ah… atau mungkin dia itu pacarmu??... kau dan dia selalu bersama… tapi matamu itu selalu mencari jaemin… sebenarnya siapa pacarmu??”, pancing mark. Hina terdiam, kenapa semua orang berpikir jika dia dan jeno berpacaran padahal mereka berteman, itupun mereka tak sengaja berteman karena jaemin. Memang dasarnya saja hina dan jaemin tak bisa menunjukkan kedekatan karena mark.

“bukan urusan sunbae… dimana jaemin??.. awas saja sunbae membuat jaemin kesulitan.. aku akan mengadu pada jaehyun oppa”, ancam hina.

“hah… apa kau benar-benar menyukai lelaki rendahan dan lemah seperti dia??.. seleramu benar-benar rendahan gong hina!”,

“jaemin bahkan bermartabat dan baik dibanding sunbae!... jangan pikir aku tak tahu kenapa sunbae memukuli jaemin terakhir kali… aku tegaskan pada sunbae… aku tidak tertarik dengan laki-laki brandalan dan egois sepertimu!... dan aku hanya menyukai jaemin.. HANYA JAEMIN SEORANG!!”,

Everything For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang