About Love

3.2K 357 7
                                    

***

“sepertinya nuna sibuk sekali??”, tiffany mendongak dan matanya membola karena jaehyun sudah duduk diatas meja kerjanya tanpa tiffany sadari.

“kapan kau datang??... kenapa aku tak tahu???”, jaehyun tersenyum, dengan tangannya yang lain membelai surai rambut tiffany.

“hmm… mungkin 10 menit yang lalu??.. nuna sangat fokus hingga tak mendengar suara langkahku.. mungkin jika ada kebakaran nuna tak akan tahu”, ledek jaehyun.

“iya dan kau tak mungkin membiarkan aku mati terpanggang disini”, tiffany mendekati jaehyun dan memeluknya begitu erat.

“tentu saja.. aku akan menyelamatkan nuna tak peduli dengan api yang membara”,

“uwah…. Pacarku keren sekali”,

“tentu saja”, jaehyun mengeratkan pelukkan dan tanpa sadar dia mencium pipi tiffany lagi. Tiffany juga tak sadar, dia terlalu menikmati pelukkan jaehyun untuknya.

“aku merindukanmu”,

“aku juga”, balas jaehyun. “ayo keluar… aku yang traktir”, ajak jaehyun.

“jinja??... arraseo… kaja”,

-

“jadi kau sakit karena tahu ibu dan adikmu tidak bersalah??”, tanya tiffany setelah menelan udon miliknya. Jaehyun membersihkan sedikit noda di ujung bibir tiffany sebelum mengangguk.

“ya.. kau tahu untuk seorang anak sepertiku, aku tak bisa menganggung penyesalan sedalam itu”, tiffany mengangguk mengerti.

“dan sekarang kau sudah menemukan adikmu??”,

“iya… tapi aku tak bisa memberi tahunya… dia kehilangan seluruh ingatannya saat kecelakaan bersamaku”,

“kau mungkin marah padaku saat itu karena kau sedang sensitif tapi… kenapa kau berkata bahwa kau membenciku dan tak akan pernah memaafkanku??”, mereka selalu berputar di pertanyaan yang sama. Apa dan kenapa jaehyun bersikap seperti itu dulu??

“ayah bilang.. aku yang memilih untuk tidak mengingatnya karena hal itu menyakitiku”, tiffany terdiam, apakah sikap tiffany dulu sangat menyakiti jaehyun.

“apakah… apakah kau akan tetap menyukaiku setelah mengingat semuanya??... apakah kau akan membenciku lagi???”, jaehyun tak berani menjawab, dia juga tak tau bagaimana dia akan bersikap nantinya.

“aku berharap aku bisa memaafkanmu jika nuna memang menyakitiku.. tapi.. semua tergantung pada alasan dibalik semua itu”, tiffany mengangguk pasrah. Itu berarti hubungan mereka tak akan terjamin, bukan tidak mungkin mereka akan berpisah.

“arraseo… aku sudah siap menerima semuanya… jadi..  maukah kau memberikan lebih banyak kenangan indah diantara kita sebelum kau mengingat semuanya??”, tanya tiffany dan jaehyun tentu saja mengangguk.

“tentu saja… ayo habiskan waktu yang tersisa untuk hal-hal indah lainnya”,

“haruskah kita pergi berlibur??.. atau berkencan seperti kebanyakan orang??”, tawar tiffany

“ah.. nuna mau pergi denganku dan jaemin??.. aku ingin mengajaknya ke lotte world minggu depan… bersama hina, jeno, ji sung dan mark”,

“itu namanya bukan kencan jaehyun-ah”,

“tidak apa-apa.. sebelum itu, kita berkencan… menonton film, menghabiskan malam ditaman, pergi ke namsan tower… otte??”, tawar jaehyun kali ini.

“kol…. Ayo kita lakukan”, jaehyun tersenyum. Entah kenapa dia sangat menyukai senyuman diwajah tiffany. Bahkan meski dia tidak mengingat tiffany didalam memorinya tapi hatinya seolah memberikan ruang tersendiri untuk tiffany. Jaehyun tak bisa mengelak jika dia memang menyukai tiffany… tidak.. mungkin dia memang jatuh cinta pada tiffany sejak 8 tahun yang lalu.

***

Hari ini adalah hari senin, hari dimana semua aktifitas kembali dimulai. Jeno membenahi tasnya ketika dia turun dari mobilnya. Matanya melengkung membentuk bulan sabit saat dia melihat hina juga datang dengan mobil keluarganya.

“kau datang sedikit lebih pagi”, kata jeno dan hina tersenyum

“aku kan memang rajin.. ah… kenapa kemarin tak datang??”, sebenarnya jaemin dan hina mengajak jeno untuk belajar bersama di rumah hina setiap minggu tapi jeno tak datang.

“omma mengajakku pergi ke busan… kami mengunjungi kakek dan nenek”,

“ah… pasti menyenangkan… kemarin aku dan jaemin belajar berdua … tapi lebih banyak bercanda karena ji sung juga ikut”,

“ji sung??... kenapa?”,

“ah… jaehyun hyung menitipkan ji sung pada jaemin”, jeno mengangguk pelan. Tak lama mereka melangkah bersama beberapa orang siswi yang merupakan teman-teman herin datang dari arah belakang sambil dengan sengaja menyenggol bahu hina dengan keras. Beruntung jeno dengan cepat menangkap tubuh hin sebelum terjatuh.

“pagi-pagi sudah pacaran”, sindir salah seorang gadis

“katanya suka jaemin tapi kemana-mana dengan jeno… dasar munafik”, kata gadis satunya.

“iisss-“

“jen… tidak apa-apa.. jangan dibesarkan.. aku malas berurusan dengan mereka”, cegah hina sebelum jeno mengeluarkan kata-katanya.

“tapi mereka berbicara buruk tentangmu”, kesal jeno.

“tapi kenyataannya aku tak seperti itu…. Aku hidup bukan untuk penilaian orang lain… kaja”, hina menarik tangan jeno dan membawa melanggkah lebih jauh ke dalam sekolah.

Sementara hina dan jeno sudah sampai di gedung sekolah, kehebohan terjadi setelah jaemin datang bersama dengan mark. Jaehyun benar-benar memaksa mark datang ke sekolah dengan menggunakan bis bersama dengan jaemin.

“hya… kau benar-benar datang menggunakan bis mark??”, tanya jungwoo tak percaya sambil menutup hidungnya karena alergi dengan bau bis.

“sialan!.. jangan menatapku seperti itu… ini semua karena anak sialan itu”, kesal mark menatap punggung jaemin yang berjalan duluan ke dalam gedung sekolah.

“wuah… kau bahkan diskors 3 hari lalu kakakmu menyuruhmu sekolah dengan bis… hahhaha… lengkap sudah menderitaanmu mark”, tawa jungwoo, lucas dan teman-teman mereka yang lain.

“diam kalian!.. aku tak akan tinggal diam… dia akan tahu akibatnya”, kesal mark sambil berjalan mendahului teman-temannya.

***

Jam istirahat telah berbunyi dan seperti biasa herin akan menempel pada mark sebelum  mark pergi ke kantin bersama teman-temannya. Mark tanpa sengaja menatap ko eun yang duduk paling depan dan tanpa sadar dia mencibir dengan kesal. Dia tak akan membiarkan ko eun hidup tenang setelah memukul seperti itu.

“sayang… makan bersama ku ya??”, ajak herin sambil memeluk lengan mark begitu erat.

“aku sedang tak ingin makan… kau mau ikut denganku??”, tanya mark sambil membelai rambut herin.

“odi??... aku ikut”, mark menarik herin bersamanya dan mark membawa herin ke atap sekolah dan tanpa bicara mark menarik tengkuk herin dan menciumnya tak sabaran. Mark mungkin masih berusia 17 tahun tapi dia punya gaya pacaran yang intim walaupun tak sampai berhubungan badan.

“kenapa kau terburu-buru sayang??”, tanya herin setelah mark menghentikan ciumannya.

“aku merindukan bibirmu”, kata mark sebelum melumat bibir herin lagi.

“aku juga merindukanmu sayang”, herin mengecup bibir mark sekali lagi.

“kau menarik… kau cantik dan juga seksi.. tapi..”, mark melepaskan kedua tangan herin yang melingkari lehernya lalu mengusap bibirnya sedikit kasar.

“aku sudah bosan denganmu”,

“apa katamu??”, tanya herin dengan nada tinggi dan tak terima.

“aku bosan denganmu.. ayo putus”,
Plakkk… sebuah tamparan keras menyapa wajah mark. Mark meringis tapi dia masih bisa tersenyum sinis.

“Jadi kau benar-benar mengincar hina sekarang??... kau pikir aku akan diam saja??.. setelah kau menginjak harga diriku seperti ini, aku tidak akan melepaskanmu dan hina… bahkan meski kau adalah keponakan pemilik sekolah.. aku tidak peduli.. tunggu dan lihat apa yang bisa aku lakukan pada kalian!!”, herin mendorong tubuh mark kasar namun mark masih bisa mempertahankan keseimbangannya.

“Bajingan!!”, mark masih bisa mendengar umpatan herin sebelum herin turun dari atap.

“lakukan saja… kita lihat apa yang bisa kau lakukan… “, mark tersenyum sinis. Senyuman itu berubah menjadi senyuman yang sangat manis, dia bisa mendekati hina tanpa memikirkan herin lagi. Dia sudah bebas dan dia akan melakukan apa yang harus dia lakukan, menaklukan hina.

***

Mark baru saja turun dari atas ketika matanya tak sengaja menangkap sosok ko eun yang sedang sambil berjalan ke arah kelasnya. Dengan seringaian nakal mark menunggu ko eun hingga sampai didekatnya dan mark merentangkan kakinya.

Brakk….

“akgghhh… “, mark tertawa puas, ko eun jatuh tersungkur karena tersandung kaki mark. Ko eun meringis kesakitan dan dia benar-benar kesal.

“kau mamang tak punya hati mark-“, ko eun baru saja akan memukul mark tapi mark menahan tangan ko eun lalu memutar tubuh mereka hingga ko eun terjepit di dinding.

“kau bilang aku tidak punya hati??... lalu apa kau punya hati saat kau memukulku??”, tanya mark tajam dan ko eun tak mau kalah dia juga menatap mark dengan tajam.

“kau memang pantas mendapatkannya!.. pikirkan sekali lagi!.. kau tak terima jika aku memukulmu tapi jaemin bahkan tak melakukan apapun setelah kau memukulnya mark!”, kesal ko eun.

“apa pedulimu??.. kau menyukainya??.. dia hanya laki-laki rendahan dan dia pantas mendapatkannya!!”,

PLAKK… koeun berhasil menampar mark dan suara tamparan itu berhasil mengundang perhatian siswa siswi yang lewat.

“Kau!!”, dan sebelum mark menampar ko eun, ko eun menahan tangan mark dengan tangannya sendiri.

“Kau yang rendahan sunbae!!..  kau hanya sampah yang tidak ada apa-apanya tanpa uang dan keluargamu!!.. kau akan merasakan apa yang dirasakan jaemin sebentar lagi.. semua orang akan membuangmu karena kau tak punya uang!!”, mark merasakan sakit dihatinya saat ko eun mengatakannya dengan tatapan tajam seperti itu. Mark tak pernah merasa ditohok bahkan meski itu jaehyun sekalipun tapi ko eun justru membuat hatinya sakit.

“DIAM!!”,

“Mark Jung!!”, dan yang menghentikan aksi mark kali ini adalah kepala sekolah choi young do. Semua siswa berhamburan melarikan diri sementara mark dan ko eun masih saling menatap tajam.

“apa yang kau lakukan pada ko eun??”, tanya kepala sekolah masih datar.

“tidak ada!.. bukan urusan anda!!”, mark ingin pergi dari sana tapi kepala sekolah choi menghentikan langkah mark dengan kata-katanya.

“kau tidak bisa berbuat seenaknya disini mark!... pamanmu tidak akan menerima kelakuan burukmu lagi.. dan ayahmu mengawasimu… jika kau masih berulah… kau akan dipindahkan… ingat itu!”, mark menggepalkan tangannya kuat-kuat. Semua ini karena jaemin, dia membuat ruang gerak mark menjadi sempit.

***

Jaemin hanya diam mendengar beberapa teman sekelasnya membicarakan pertengkaran mark dan ko eun. Jaemin taak mengerti kenapa ko eun membelanya dan menyeret namanya di dalam pertengkaran mereka.

“jaemin-ah”,

“hmmm”, jaemin hanya bergumam tanpa menatap ke arah jeno yang mengajaknya bicara.

“apa kau…. Apa kau mengenal ko eun sunbae??... kau sudah dengar dia bertengkar dengan mark sunbae??”, tanya jeno hati-hati.

“aku tidak mengenalnya dan aku tidak tahu kenapa namaku diseret… sudahlah jen… itu bukan urusan kita”, jeno tahu jaemin tak ingin membicarakan mark jadi sebaiknya dia mengalihkan pembicaraan.

“aku dan hina akan ke kafemu sebelum les… tak apa kan??”,

“gwaenchana… asal kalian tidak membuat keributan”,

“eiyyy..memangnya kami seberisik itu??”, elak jeno. Jaemin sadar jika sekarang jeno dan hina lebih akrab dan mereka terlihat sangat dekat. Jeno dan hina bahkan tak henti-hentinya bercanda meskipun ada jaemin diantara mereka.

-

“jaem… kenapa dia ikut??”, tanya jeno tak senang saat melihat mark dengan tampang malasnya berdiri disamping jaemin.

“mark sunbae akan ikut bekerja denganku”, kata jaemin tanpa ekspresi. Jaemin tak tahu reaksi seperti apa yang harus dia berikan. Jaehyun meminta tolong dan jaemin tidak bisa menolak.

“hol…. Jaehyun oppa benar-benar gila… aku akan memarahi oppa nanti”, kata hina kesal. Mark memutar matanya malas. Jaemin hanya diam lalu memimpin jalan didepan. Mark mengikuti sementara jeno dan hina mengejar jaemin dan menyamai langkah mereka. Mark mendengus sebal, dari cara mereka bicara terlihat sekali jika hina menyukai jaemin, dia berusaha membuat jaemin bicara sementara jenolah yang selalu menanggapi ucapan hina

“apa ini cinta segitiga??”, gumam mark pelan, sebuah senyuman licik muncul diwajahnya. Dia akan menghancurkan jaemin dengan segala cara.

***

Jeno dan hina saling berbisik tak senang memperhatikan mark yang membantu jaemin bekerja. Sebenarnya bukan membantu, mark malah terlihat menganggu pekerjaan jaemin.

“aku tak mengerti kenapa jaehyun hyung menyuruh mark sunbae ikut dengan jaemin bekerja.. jaehyun hyung tahu sendiri jika mark sunbae tak menyukai jaemin”, gumam jeno heran. Hina mengangguk menyetujui.

“tapi… jika aku pikirkan sepertinya aku tahu apa yang jaehyun oppa inginkan”,

“apa??”, tanya jeno tak mengerti.

“jaehyun oppa ingin mark merasakan apa yang jaemin hadapi… dan aku yakin jaehyun oppa ingin mark dan jaemin dekat.. bagaimanapun suatu saat mereka akan tahu jika mereka bersaudara meskipun tidak ada hubungan darah sekalipun”, jeno mengangguk, dia mengerti hal itu. Pasti akan sangat mengejutkan jika nanti mereka tahu hubungan mereka.

“kau sudah dengar gosip terbaru??”, tanya jeno sambil mengambilkan sedikit cake untuk hina.

“mwo??... mark sunbae bertengkar dengan ko eun sunbae??”, tanya hina balik

“ani… mark sunbae sudah putus dengan herin sunbae”, hina menelan cakenya dengan susah payah. Sebenarnya dia terkejut tapi dia berusaha bersikap tenang dan tak ambil pusing.

“jinja??.. lalu apa hubungannya dengan kita??”, tanya hina pura-pura tak mengerti.

“jangan berpura-pura…”, selidik jeno sambil mengambil sendok didepannya lalu memukul pelan dahi hina.

“ah… hya!”, kesal hina sambil menutupi dahinya yang dipukul.

“mark sunbae mengincarmu… tunggu saja.. dia akan mendekatimu”, kata jeno santai.

“lalu kau pikir aku akan menerimanya??.. yang benar saja… aku tak sudi pacaran dengan laki-laki tak punya hati sepertinya”, gerutu hina. Jeno hanya tertawa pelan lalu mengacak rambut hina.

“siapa tahu.. kau akan berubah pikiran jika dia mengancammu”, hina mendengus pelan. Dia tahu jeno menggodanya tapi hina tak suka dengan pembicaraan ini.

“lebih baik aku pindah sekolah saja… aiss… menyebalkan”, gerutu hina.

“hahahha… sepertinya kau benar-benar membenci mark sunbae”, tebak jeno.

“tentu saja.. dia menyakiti jaeminku-“, hina menggigit bibir bawahnya. Meski dia dekat dengan jeno bukan berarti dia mengatakan pada jeno jika dia menyukai jaemin.

“aku tahu… tidak udah menyembunyikannya… kau pikir wajar jika seorang gadis yang tidak terlalu kenal dekat dengan seorang laki-laki tiba-tiba menjadi sangat peduli dan melakukan apapun untuk laki-laki itu??... bagiku tidak.. aku tahu… hanya dari caramu menatapnya”,

“apa terlihat sekali??”, tanya hina gugup sambil menatap jaemin yang tengah sibuk.

“hmm.. mungkin… tapi aku tidak janji jaemin akan membalasnya… dia tidak punya waktu untuk hal seperti ini… kau tahu sendiri bagaimana hidupnya”, hina tahu dan dia mengerti, karena itu hina tak pernah mengharapkan hal lebih. Lagi pula mereka masih 16 tahun, jalan mereka masih panjang.
***

####

Jadi dari sini author akan lebih banyak nyorot kehidupan sekolahnya jaemin sm mark.

Kehidupan cinta dan persahabatan...

Selamat membaca cingu....

Everything For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang