10 years later
“appa… appa… “, seorang anak laki-laki berlari-lari kecil sambil membawa sebuah robot ditangannya. Dia berlari menghampiri ayahnya yang tengah duduk di kursi kerja, menatap serius beberapa dokumen yang harus dia periksa. Sebenarnya bisa saja dia mengerjakannya di kantor tapi dia harus pulang larut dan dia tidak ingin hal itu terjadi, dia tidak ingin kehilangan lebih banyak waktu dengan putra semata wayangnya.
“appa… appa”, anak kecil itu menarik-narik ujung baju ayahnya hingga sang ayah menoleh dan tersenyum.
“oh??.. kenapa sayang??.. kenapa kau belum tidur??”, laki-laki itu mengangkat putranya lalu mendudukannya di atas pangkuannya, mencuri beberapa kecupan di pipi cubby putranya.
“aku ingin main robot dengan appa”, katanya dengan aegyo yang sangat manis. Dia sudah hampir menginjak 3 tahun tapi sudah sangat pintar bicara.
“tidak malam ini sayang… appa punya banyak pekerjaan…. Main dengan ibu dulu ya”, bujuknya, tapi putranya menggeleng kesal.
“appa tak sayang padaku ya??... aku mau main dengan appa… aku mau appa… huaaaa… hiks..hiks..hiks…”, laki-laki itu menghela nafas, bukan marah. Dia merasa bersalah dan juga sakit, terkadang setiap kali melihat putranya dia selalu melihat adik kecilnya. Wajah putranya bahkan seperti adiknya, mata yang cantik berbinar, senyuman yang manis hingga dapat menghangatkan hati, dan bahkan gaya bicaranya yang manja sama persis dengan adiknya.
“cup…cup .. sayang… appa minta maaf… appa tidak akan bekerja… ok???... appa akan menemanimu bermain”, putra kecilnya akhirnya berhenti menangis dan tersenyum.
“jinja??... appa berjanji??”, tanyanya antusias.
“iya… appa janji”,
“yeyyy… appa main denganku… aku mencintai appa”, sebuah ciuman dipipi laki-laki itu. Dia Sangat bahagia setiap kali putranya menciumnya dan mengatakan jika dia mencintai ayahnya.
-
“Jaehwan tidur??”, laki-laki yang tak lain adalah Jung Jaehyun menoleh ketika istrinya membuka pintu kamar putra semata wayang mereka, Jung Jaehwan. Nama yang tidak akan pernah hilang dari keluarga Jung.
“iya… baru saja”, sahut jaehyun sambil berusaha melepaskan pelukkan putranya yang sudah tertidur lelap.
“kau punya banyak pekerjaan tapi harus mengurus jaehwan”, istrinya duduk didekat jaehyun sambil memberikan ciuman untuk putra kecilnya.
“tidak apa-apa… sudah seharusnya aku melakukan itu… aku tidak ingin putraku kekurangan kasih sayang”, jaehyun membelai surai rambut putranya. Dia tidak akan pernah bisa melupakan sosok adiknya dari dalam ingatannya, selama apapun itu dia akan tetap mengingatnya. Jaehyun bersyukur karena jaehwan lahir didunia ini, dia mengobati semua rasa rindu yang jaehyun miliki untuk adiknya.
“kau merindukan jaemin??”, tebak sang istri yang tak lain adalah tiffany.
4 tahun lalu, mereka memutuskan untuk menikah. Jaehyun sudah tidak mempermasalahkan tentang dosa-dosa ayah tiffany lagi, lagi pula dia sudah meninggal dan jaehyun tidak bisa membohongi perasaannya jika dia sangat mencintai tiffany. Lagi pula jaemin juga meminta jaehyun untuk kembali pada tiffany, dan jaehyun sangat ingin memenuhi permintaan adiknya.“Aku tidak akan pernah bisa untuk berpisah jauh dengannya… dia adalah segalanya bagiku, dan hingga detik ini aku tidak pernah berhenti menyesal… bagaimana seharusnya aku bisa menyelamatkannya… aku seharusnya tidak melepaskan tangannya-“,
“sayang”, tiffany mengenggam erat tangan jaehyun. Bahkan tiffany tidak akan bisa melupakan bagaimana terpuruknya jaehyun dulu. Jaehyun depresi berat, dia tidak bicara selama 1 tahun lamanya. Tiffany bahkan tidak tahu kabar jaehyun selama 4 tahun lamanya, jaehyun tinggal di amerika selama kurun waktu itu. Jaehyun kembali ke korea setelah 6 tahun, dia datang menemui tiffany dan melamarnya secara mendadak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything For You
FanfictionAku tahu segalanya tentangmu tapi aku takut kau akan membenciku jika kau tahu semuanya -Jung Jaehyun Hidupku penuh Kemalangan sejak orang tuaku pergi tapi aku mendapatkan kebahagiaan ketika kau datang.... bahkan meski kau hanya orang asing dalam hid...