Happiness??

3.1K 367 8
                                    

***
Sebelum jaemin pulang tepat ketika bel pulang berbunyi jaemin dengan cepat mencengkram tangan jeno.

“wae??”, tanya jeno bingung. Jaemin salah jika dia membiarkan apa yang direncanakan herin itu benar-benar terjadi sementara dia masih bisa mencegahnya agar hina ataupun jeno tidak terluka ataupun tertimpa masalah.

“aku akan mencari kalungnya sendiri… sebaiknya kau langsung pulang saja dengan hina”, jeno menatap jaemin bingung. Kenapa jaemin tiba-tiba berubah pikiran??

“waeyo??... aku akan membantumu mencarinya jika perlu”, tawar jeno dan jaemin menggeleng pelan.

“pulang saja… katakan pada hina aku akan marah jika dia datang ke kafe atau dia mencariku… aku akan sedikit sibuk hari ini”, dengan terpaksa jeno mengangguk dan membiarkan jaemin pergi ke toilet sendirian.

“kenapa dia sedikit aneh??..”, gumam jeno pelan. “mungkin di baru ingat dimana kalungnya”, jeno meyakinkan dirinya lalu bergegas mencari hina dikelasnya.

“Hina-ya!”, hina yang baru saja keluar kelas menghentikan langkahnya dan menunggu jeno hingga sampai didepannya.

“jaemin mana??”, tanya hina sambil mencari sosok jaemin dari belakang jeno.

“dia sedang terburu-buru… katanya dia harus sampai dikafe lebih awal.. ah.. dia berpesan agar kita tidak kesana… dia takut kita bertengkar dengan mark sunbae lagi”, hina mendesah pelan. Pasti jaemin dimarahi pemilik kafe karena mereka menimbulkan keributan disana.

“gong hina”, jeno dan hina menoleh dan mendapati gadis bernama lami mendekatinya dengan tatapan tak suka. Jelas saja, dia menyukai jeno tapi justru hina yang dekat dengan hina.

“kenapa sunbae memanggilku??... ada perlu apa??”, tanya hina sedikit gugup.

“kau dipanggil guru im… jika bukan karena bu guru aku tidak sudi memanggilmu”, ketus lami lalu berlalu.

“tidak…. Jangan pergi.....ini pasti jebakan”, cegah jeno.

“apa maksudmu??.. guru im memanggilku, bagaimana jika itu benar??”,

“pikirkan… guru im wali kelasku, ada perlu apa dia memanggilmu??... kau juga tidak ikut ektrakulikuler guru im kan??”, hina mengangguk pelan. Benar juga, dia tidak punya urusan dengan guru im, mustahil jika guru im memanggilnya.

“kita pulang… firasatku tidak baik”,

“tapi jen… “, jeno menarik tangan hina dan membawanya pergi dari sekolah. Hina hanya menurut membiarkan jeno menggandeng tangannya hingga didepan mobilnya.

“pulang lah… aku akan mencari jaemin sebentar”,

“aku ikut”,

“dia bilang, dia akan marah jika kau menemuinya hari ini.. ikuti saja maunya.. kau tidak mau dia tidak bicara denganmu lagi kan??”, hina mengerucutkan bibirnya lucu lalu masuk ke dalam mobilnya kesal.

“berhenti mencibir… kau terlihat jelek”, ledek jeno ketika hina sudah ada didalam mobil.

“setidaknya aku masih terlihat menarik dari pada kau yang melakukannya… uekkk (menjulurkan lidahnya)… pak ayo jalan”, jeno terkekeh menghadapi sifat kekanakan hina yang sangat menggemaskan. Mungkin karena itu dia tertarik pada hina.

***

Jaemin memutuskan untuk pergi ke kelas mark, tapi bukan untuk mencari mark. Dia datang untuk melihat apakah herin sudah menjalankan rencananya. Ketika jaemin berjarak tak jauh dari kelas mark, jaemin melihat herin dan beberapa temannya pergi menuju rooftop sekolah. Jaemin yakin herin pasti ingin menjalankan aksinya disana. Dengan helaan nafas pelan, jaemin meyakinkan dirinya jika dia tidak salah jika melakukan ini, ikut campur untuk menyelamatkan temannya bukan hal yang salah kan?

Jaemin melangkah perlahan mengikuti jejak herin dan teman-temannya hingga dia sampai idepan pintu menuju rooftop.

“aku tidak salah kan omma?”, jaemin mengatur nafasnya sebentar sebelum akhirnya dia membuka pintu rooftop.

Herin dan teman-temannya sontak menoleh, mereka pikir lami lah yang datang bersama dengan hina, nyatanya jaeminlah yang datang.

“Mwo ya?… Kenapa ada seorang Na Jaemin disini?”, tanya herin tak suka.

“ceoseonghamnida sunbae… boleh aku bicara denganmu sebentar?”, tanya jaemin sesopan mungkin

“Ada apa ini?… seorang na jaemin ingin bicara denganku?… kau itu sedang mabuk?… bagaimana bisa kau tak sadar posisimu?”, kesal herin.

“Sebaiknya kau pergi dari sini… menganggu saja!”, kata soo hyun menimpali.

“Tolong jangan bersikap seperti mark sunbae, sunbae”, pinta jaemin dan herin dan teman-teman terdiam sebelum akhirnya mereka tertawa.

“siapa kau berani-beraninya menyuruhku?”, tanya herin meremehkan.

“Aku bukan siapa-siapa… aku hanya ingin memberi tahu sunbae jika apa yang sunbae rencanakan tidak akan membawa dampak baik bagi masa depanmu… terlebih sunbae ingin menyakiti orang yang tidak tahu apapun-”

“Mwo ya?… kau datang kemari karena hina?”, tebak herin

“Bukan karena hina saja… aku datang untuk menghentikan pembullyan disini… semua itu harus dihentikan… jangan menyakiti satu sama lain dan merusak masa depan kalian”,

“Sepertinya dia benar-benar menyukai hina… hya… tapi sepertinya hina dan jeno pacaran”, gumam herin takjub

“tidak,…. hina bilang dia menyukai jaemin”, timpal mina. Jaemin hanya diam, dia juga sadar jika hina mendekatinya dengan alasan lain bukan karena dia ingin berteman, tapi jaemin tak ingin menyakiti jeno.

“maaf… tapi kami hanya berteman… dan mark sunbae tidak menyukai hina, mereka tidak punya hubungan sama sekali jadi aku mohon jangan menyakiti hina”, pinta jaemin sekali lagi.

“wuah… kau benar-benar menyukainya ya?… tapi bagaimana ya?… aku perlu pegangan jika mark tidak akan mengincar hinamu itu… karena dia, mark merendahkan harga diriku…”

“lampiaskan semua kemarahan sunbae padaku… jika itu terjadi… lakukan padaku… jangan hina”, kata jaemin tegas. Dia tak ingin salah satu temannya tersakiti.

“wuah… aku tak percaya kau sangat berani na jaemin… kau pasti sudah terbiasa dibully dan di pukul… menyenangkan….aku pegang janjimu… jika mark masih mendekatinya, aku akan memberikan pelajaran padamu!”, jaemin mengangguk mengerti.

“Aku berjanji akan menjauhkan mark sunbae dari hina… karena aku dan jeno juga tidak akan membiarkan mark sunbae mendekati bahkan menyakiti hina…terima kasih banyak sunbae”, jaemin membungkuk pelan sebelum akhirnya dia pergi meninggalkan herin dan teman-temannya.

“aku iri padanya… dia dikelilingi laki-laki tampan”, ujar mina.

“kau benar-benar akan melepaskan hina?”, tanya soo hyun.

“aku sudah berjanji… tapi bukan berarti aku akan melepaskannya terlalu lama… masih ada satu alasan untuk menyakitinya”, herin menyunggingkan senyuman sinisnya tepat ketika lami kembali dengan wajah kesalnya.

Lami, dia yang akan menyakiti hina dengan alasannya.

***

Jaehyun menatap jaemin dan ji sung bergiliran sebelum dia beralih menatap mark yang sedang menonton tv di ruang tamu apartemennya. Mark sudah hampir satu minggu ikut dengan jaemin, mark terlihat tenang dan tak banyak protes seperti biasanya. Apakah mark sudah menyadari kesalahannya?, apa dia sudah berubah?, pikir jaehyun.

“Mark”, panggil jaehyun dan mark memalingkan tatapannya dari layar tv

“Ne hyung”,

“Bagaimana di cafe?… kau sudah terbiasa bekerja?”, tanya jaehyun sambil membelai rambut adiknya.

“melelahkan… aku tidak suka melayani orang-orang cerewet itu”, keluh mark. Rupanya mark hanya belum memberi tahunya, dia tetaplah mark yang punya harga diri tinggi.

“mark… itu adalah kewajiban dari pekerjaanmu… senang atau tidak… tapi aku bangga karena kau bisa bertahan semala 1 minggu”,

“karena itu… tidak bisakah aku berhenti?… hyung aku bosan dan perlu bermain…”, keluh mark lagi.

“tidak… kau harus bisa menghargai jaemin dulu…aku juga ingin kau berhenti pacaran”

“aku sudah putus…. aku berhenti ya hyung?… aku ingin pulang”, jaehyun terdiam sebentar sebelum dia memutuskan untuk membiarkan mark pulang atau tidak.

“tidak… kau akan tinggal denganku selama kau masih bersikap kekanakan… dan… besok kita akan pergi ke lotte world sebagai hadiah dariku”, mark memutar matanya malas. Susah sekali membujuk kakaknya, padahal dia sudah menahan diri untuk tidak membuat masalah. Kalau menganggu jaemin tentu saja masih tapi tentu saja dia mengancam jaemin agar jaemin tak mengadu pada jaehyun.

“Hyung… Kuenya sudah jadi”, teriak ji sung senang sambil membawa kue buatannya dengan jaemin keruang tamu.

“Wuah…. sepertinya enak sekali… kau benar-benar pintar memasak jaemin-ah”, jaemin tersenyum kecil sambil membawakan orange jus sebagai pelengkap.

“makanlah hyung”,

“cih… kau pasti sudah memasukkan racun ke dalamnya”, sindir mark dan jaehyun langsung memberikan tatapan tajamnya.

“Mark hyung seperti anak gadis yang PMS kalau marah”, celetuk ji sung dan itu sukses membuat mark mendelik sempurna sementara jaehyun dan jaemin tertawa.

“hya… kemari kau… siapa yang mengajarimu bicara begitu… hya… kemari… jung ji sung”, ji sung menjulurkan lidahnya pada mark dan mulai berlari kesana-kemari menghindari mark. Jaehyun dan jaemin tertawa melihat tingkah 2 kakak beradik itu. Mark akhirnya menangkap jisung lalu menghukumnya dengan mengelitiki tubuhnya hingga jisung meminta ampun karena terlalu lelah tertawa. Mark tanpa sadar tertawa lepas dan apartemen itu dipenuhi dengan suara tawa keempat bersaudara itu.

“Akhirnya aku melihat tawamu jaemin-ah”, jaemin menghentikan tawanya dan menggantinya dengan senyuman tipis. “Teruslah tertawa… aku ingin kau tertawa setiap saat”, jaemin hanya tersenyum lalu kembali menatap mark dan ji sung yang masih bercanda. Jaehyun senang, ini adalah sebuah kebahagiaan baginya, membuat ketiga adiknya akur dan tertawa bahagia bersama.

“Sudah.. sudah… ayo makan”, ajak jaehyun. Ji sung bergegas berhambur ke samping jaemin lalu minum orange jus yang ada di atas meja.

“pelan-pelan ji sung”, kata jaemin.

“Kau hanya membuat satu?”, tanya mark masih agak ketus

“ne…aku rasa itu cukup… apa itu kurang?”,

“tentu saja kurang… jika yang makan si rakus ji sung”,

“enak saja… hyung juga rakus kalau sudah urusan kue cokelat… hyung kan juga suka… bilang saja hyung ingin makan banyak”, omel ji sung.

“bukan urusanmu… yang penting siapa cepat dia yang dapat”, detik itu juga mark dan ji sung berlomba menghabiskan ku cokelat buatan jaemin hingga jaemin dan jaehyun memilih untuk mengalah.

***

Hari yang ditunggu-tunggu oleh ji sung akhirnya datang juga, jaehyun akan membawa ji sung dan yang lainnya pergi ke lotte world seharian penuh.

“Hyung…hyung… bawa topi… ah… kaca mataku”, jaemin dengan sabar menuruti keinginan ji sung. Sejak semalam ji sung sudah mengoceh tentang lotte world, bahkan ji sung tidur begitu malam karena terus mengoceh.

“Ji sung… makan dulu”, perintah jaemin sambil menahan ji sung ketika dia ingin keluar ke apartemen jaehyun.

“nanti saja ya hyung… nanti kita terlambat”, jaemin menggeleng lalu mendudukan ji sung.

“Makan dulu,… nanti kau akan bermain sepuasnya jadi kau perlu tenaga… kau tak mau pingsan dan mengacaukan liburanmu kan?”, ji sung mendengus pelan lalu menuruti keinginan jaemin.

“Anak pintar…”, kata jaemin sambi membelai surai rambut ji sung. Ji sung sangat suka ketika jaemin membelai rambutnya, dia merasa sangat disayangi. Dia bahkan menganggap jaemin seperti ibunya, karena ji sung memang tidak pernah diurus oleh ibunya sendiri.

-

“Sudah siap?”,

“Siap Hyung!”, teriak ji sung paling bersemangat sementara mark tak menanggapi dan jaemin hanya tersenyum.

“Kaja!”, Jaehyun dengan semangat menggandeng tangan ji sung dan memimpin jalan sementara jaemin dan mark mengikuti dari belakang.

“Jangan berpikir kau menang hanya karena jaehyun hyung dan ji sung dekat denganmu… sadarlah posisimu na jaemin”, ketus mark dengan suara kecilnya dan jaemin tentu masih bisa mendengarnya.

“aku tidak pernah mencoba menang darimu sunbae… mereka saudaramu… aku justru sangat berterima kasih pada sunbae karena membiarkanku mengenal mereka… mereka sangat baik sunbae… jangan menyakiti mereka”, kata jaemin tulus dengan senyuman kecil diwajahnya.

“Ternyata kau bisa tersenyum?…kau pasti sangat senang melihatku menderita”, sindir mark

“bukan… bukan begitu sunbae…aku hanya merasa senang karena bertemu dengan orang-orang baik… aku tidak pernah menyesal bertemu dengan sunbae… karena melalui sunbae, aku bertemu dengan orang-orang baik yang menyadarkanku jika aku masih bisa bahagia setelah kehilangan orang tuaku”, mark terdiam. Dia merasa tersentuh karena jaemin justru berterima kasih padanya bukannya benci ataupun dendam setelah semua perlakuan mark padanya.

“Sunbae”, Jaemin menahan lengan mark lalu tanpa bicara menyingkirkan sesuatu dari wajah mark.

“apa yang kau lakukan?”,

“ada kotoran dipipi sunbae”, mark mengusap pipinya kasar sambil cemberut. Jaehyun yang melihat interaksi mark dan jaemin tak bisa menyembunyika senyumannya. Dia senang keduanya sudah memiliki hubungan baik.

***

Hina memainkan kakinya sambil sesekali menatap jeno yang kini duduk didepannya dengan menenguk habis minumannya. Mereka sedang menunggu jaehyun, mark, jaemin dan ji sung datang. Mereka janjian bertemu di lotte world jam 9 pagi tapi ini sudah lewat lima menit.

“Jeno-ya”,

“hmmm… wae?”, tanya jeno santai.

“Kenapa aku merasa jaemin akhir-akhir ini menjauhiku?”, hina tahu bahkan jeno pun sama dengannya tapi jeno kan satu kelas dengan jaemin, dia bisa bicara dengan jaemin didalam kelas, sementara hina tidak.

“apa maksudmu?… dia bukan menjauhimu… dia hanya ingin kita tidak terlibat masalah lagi dengan mark sunbae, kau juga tahu dia hampir dipecat gara-gara mark sunbae membuat masalah… selama jaehyun hyung meminta mark sunbae bersama jaemin, jaemin tidak akan mengijinkan kita menemuinya… kau mengerti?”, hina mengangguk pasrah. Dia mengerti tapi ada hal lain yang membuatnya merasa jaemin menjauhinya. Biasa saat istirahat jaemin ada di ruangan khususnya tapi dia sudah tidak pernah datang kesana lagi setelah kejadian hina terkilir. Jaemin juga selalu pergi ke cafe lebih awal, hina ingin menghampiri jaemin ke kafe tapi dia ingat ancaman jaemin.

“Kalian sudah lama?”, Hina dan jeno sontak menoleh dan mendapati rombongan jaehyun sudah datang.

“Nuna!!”, ji sung dengan antusias berhambur memeluk hina dan sudah pasti dia akan menempeli hina.

“Sejak kapan dia dekat dengan hina?”, gumam Mark heran.

“saat jaehyun hyung pertama kali menitipkan ji sung, hina dan jeno ada diapartemku”, kata jaemin menjawab pertanyaan mark.

“aku tidak bertanya padamu”, ketus mark.

“sudah bagus dijawab… dasar aneh”, celetuk jeno sambil menarik jaemin kedekatnya dan menjauhi mark.

“diam kau!… ambil saja dia dan bawa jauh-jauh dariku”, jaemin sedikit tersenyum pada jeno memberikan isyarat agar jeno tidak membuat masalah disini.

“hyung ayo masuk… tunggu apa lagi?”,tanya mark kesal

“Tunggu Mark… masih ada satu orang lagi”, mark dan yang lainnya saling menatap bingung. Siapa lagi yang akan ikut dengan mereka.

“Jaehyun-ah!!”, Mark, jaemin, jeno dan hina menganga melihat ada seorang wanita cantik yang berjalan menghampiri mereka dan setelah itu dia memeluk jaehyun dengan sangat erat. Jaehyun dan tiffany seolah lupa jika mereka tidak berdua saja ketika tanpa sengaja jaehyun dan tiffany berciuman.

“Hyung!!”, teriak mark

“Oppa!”, bentak hina sambil menutup mata ji sung. Jaehyun dan tiffany buru-buru melepaskan pelukkan mereka lalu terkekeh pelan.

“Ah… maaf... oh iya… perkenalkan dia tiffany hwang… dia pacarku”, mark menatap jaehyun tak percaya, mark mungkin masih kecil saat itu tapi dia ingat jika jaehyun dulu sering membicarakan tiffany.

“Sunbae yang hyung sukai dulu itu?… Tiffany yang itu?… sejak kapan?… ani… jangan bilang kalian sudah pacar sejak 8 tahun lalu?”, pekik mark. Bahkan tiffany tak menyangka jika mark tahu tentang dirinya.

“tidak… kami pacaran setelah aku pulang dari amerika”,… tiffany hanya bisa tersenyum kikuk sambil memperhatikan semua orang yang ada didepannya. Dia ingin menbak yang mana adik kandung jaehyun.

“tiff perkenalkan… ini mark dan ini ji sung adikku….ini jaemin-”, jaehyun menjeda sebentar untuk mengatakan dalam hatinya jika jaemin adalah adik kandungnya. “ini jeno dan ini hina mereka adalah teman baik jaemin”, Tiffany mengerti, jika bukan dari perkataan jaehyun sendiri, tiffany pasti bisa mengenali adik kandung jaehyun hanya dengan cara jaehyun menatapnya.

“Senang bertemu dengan kalian adik-adik… Namaku Tiffany Hwang… semoga kita bisa berteman”, tiffany berusaha tersenyum secerah mungkin tapi dia menyadari jika jaemin tak mau menatapnya sejak tadi. Jaemin hanya menunduk sambil sesekali bermain dengan ji sung.

“Ayo masuk!”, ajak jaehyun.

“Kaja!”, seru ji sung bersemangat sambil menarik hina dan jaemin bersamanya. Jeno sampai tak mengurungkan langkahnya melihat pemandangan itu.

“Ji sung hati-hati”, ji sung tak menurut dia masih berlari sambil menarik hina dan jaemin bersamanya.

“seperti keluarga bahagia saja… cih”, ketus mark disamping jeno.

“Ayo masuk”, kata jaehyun lagi menyadarkan lamunan jeno. Jeno tersenyum lalu masuk bersamaan dengan mark sementara tiffany dan jaehyun berjalan paling belakang.

######

Ok cingu...

Authornya ngebut kebangetan... wkwkkwkwk

Karena beberapa hari kedepan mungkin bakalan sibuk jadi sekarang dikebut...

Kalo diliat yang baca baru 4k...

Author bakal nunggu sampe 6k dulu baru dilanjut nulis... mumpung ada kegiatan...

Kasi comment ya guys...

😘😘😘😘😘

Everything For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang