***
Hari ini jaehyun bertemu dengan do young, jaehyun perlu mendapatkan udara segar setelah semua yang terjadi. Sikap dingin jaemin sudah cukup membuat jaehyun tidak fokus dan bahkan jaehyun tak bisa memikirkan tentang kisah cintanya yang sudah kandas dengan tiffany
“jadi ayah tiffany nuna yang memalsukan tes dna jaemin??”, jaehyun hanya mengangguk pelan.
“lalu kau membenci tiffany nuna juga??”, jaehyun tak menjawab. Dia bahkan tak mengerti dengan hatinya.
“entahlah… aku tak yakin… “, do young menepuk pelan pundak jaehyun.
“Jaemin menghindariku lagi”, keluh jaehyun.
“dia pasti merasa kesulitan menerima kalian karena dia tak punya sedikitpun ingatan tentang kalian”, iya jaehyun tahu. Tapi jaehyun pikir jaemin sudah mau menerimanya setelah jaemin mau bicara sedikit dan menerima bekal dari jaehyun. Nyatanya jaemin mengganti password apartemennya dipagi hari lalu menghindari jaehyun hingga kini.
“tapi… apa kau yakin tidak apa-apa dengan mark??”, do young sebenarnya sedikit khawatir dengan mark.
“dia juga menghindariku… aku tahu dia kecewa dan mungkin dia akan membenciku… dia kabur dari rumah dan tinggal dirumah temannya tapi beberapa hari lalu ayaah bilang dia sudah pulang tapi mark tetap tak mau bicara… dia hanya diam saja”
“ani… bukan itu maksudku… kau ingat sendiri bagaimana mark dulu membenci jaemin dan membully jaemin.. tidak kah kau berpikir mark mungkin saja akan semakin membenci jaemin dan melakukan sesuatu pada jaemin??... ibunya juga pasti tidak akan tinggal diam.. kudengar ayahmu sudah mengajukan gugatan cerai”, jaehyun terdiam. Dalam hatinya jaehyun mulai panik, kenapa dia tidak memikirkan hal itu??... jaemin memakai masker malam itu dan itu berarti dia menyembunyikan sesuatu.
“aku melupakan itu”, jaehyun ingin pergi tapi dia tidak sengaja menyenggol gelas minumannya hingga terjatuh.
Plangg…
“jaehyun-ah”, jaehyun terpaku. Perasaannya kacau, kekhawatirannya semakin memuncak dan pikiran-pikiran buruk tentang mark dan jaemin memenuhi pikirannya.
“kau baik-baik saja??”, jaehyun menggeleng pelan.
“jika…. Jika saja mark melakukan sesuatu pada jaemin… haruskah aku memaafkannya??”, do young tak bisa memberikan jawaban. Jika dia ada diposisi jaehyun, dia juga tak bisa memutuskan apa yang harus dia lakukan. Haruskah dia memaafkan mark atau justru membenci mark seperti membenci ibunya.
***
Jung Yoon Ho menyelesaikan operasi bedahnya setelah 12 berada diruang operasi. Sebenarnya dia lelah tapi dia merindukan jaemin dan berharap bisa bertemu dengan putranya setelah beberapa hari tak bertemu.
“jaehyun menunggu anda di ruangan”, yoon ho mengangguk lalu bergegas menemui putra pertamanya. Jaehyun sudah memberi tahu yoon ho tentang jaemin yang masih menghindarinya.
“kau merindukan ayahmu??”,
“entahlah”, jawab jaehyun santai dan membiarkan ayahnya memeluknya.
“bagaimana jaemin?”,
“masih sama… dia menghindariku”, yoon ho mendesah pelan sebelum melepaskan jasnya dan menaruh kaca matanya.
“tidak apa-apa… dia masih perlu waktu”, hibur yoon ho.
“mark… apa mark menunjukkan hal yang aneh ayah??”, yoon ho terdiam. Sejak dia tahu kebohongan ibu mark, dia tidak terlalu memperdulikan mark dan ji sung. Dia terlalu fokus pada jaehyun dan jaemin.
“kau tahu ayah jarang pulang ke rumah”, jaehyun mengudap kasar wajahnya dan berharap rasa khawatirnya berkurang.
“aku takut dia membenci jaemin dan melakukan sesuatu yang buruk pada jaemin”, yoon ho juga tidak memikirkan hal itu, dia juga lupa jika mark pernah membenci jaemin.
“tidak…dia tidak akan bertindak terlalu jauh-“
Baru saja yoon ho berusaha menenangkan jaehyun, dering ponsel jaehyun sudah berbunyi dan menunjukkan nama jeno dilayarnya.
“yoboseyo”, sapa jaehyun
“hyu..ng…. Hiks…hiks…jaemin…hiks..”, hanya dengan mendengar suara isakan jeno, hati jaehyun rasanya hancur, dia tidak siap mendengar hal buruk terjadi pada jaemin.
“kenapa kau menangis??.. dimana jaemin??.. katakan padaku jika jaemin baik-baik saja!”, yoon ho terlonjak. Apa yang terjadi pada putranya??.. itu bukan hal yang buruk kan??
“jaemin.. hiks..hiks…mianhae… hyung.. jaemin terluka”,
“APA??”
“Kepalanya terluka hyung….dan…dan jaemin sudah dirumah sakit sekarang… dia.. dia kehilangan banyak darah hyung… hiks..hiks…”, dunia jaehyun seolah terhenti detik itu juga. Jaehyun bahkan tak menyadari ponselnya hancur ketika melepasnya begitu saja dari genggaman tangannya.
“Jaehyun!”, sebelum tubuh jaehyun jatuh kelantai, yoon ho sudah menangkap tubuh anaknya.
“apa yang terjadi?... kenapa kau menangis?”, jaehyun tak mampu menjawab, dia masih bingung dan berharap apa yang baru saja dia dengar adalah mimpi.
“Jaemin…. Ayah… Jaemin….hiks… Aku tidak mau kehilangan dia ayah!!... Jaemin…aku tidak mau… hiks.. hiks.. “, jaehyun menangis histeris didalam dekapan ayahnya.
Yoon ho mengalihkan pandangan dari jaehyun yang masih menangis didalam dekapannya. Dilayar ponselnya ada nama Siwon sedang menelfon.
“ya”, jawab yoon ho dengan suara kecil.
“cepat keruang IGD!.... putramu membutuhkan darah!...Kepalanya terluka!”, seperti jaehyun yang hancur, yoon ho merasa kehilangan sebagian dunianya lagi.
“Jaemin!!.... Kita harus menyelamatkan jaemin!.. sadarlah jaehyun!.. hanya kau yang bisa menyelamatkan jaemin!”, yoon ho memaksa jaehyun untuk sadar dan menariknya keluar. Jaehyun dan yoon ho berlari secepat yang mereka bisa untuk menyelamatkan nyawa jaemin, ruangan yoon ho kebetulan berada di lantai 5 sementara IGD ada dilantai 1.
“Jaemin…ayah, jaemin… hiks..hiks..”, Jaehyun tak henti-hentinya menangis ketika mereka berada di dalam lift. Yoon ho juga sedang panik, dia tidak bisa menenangkan jaehyun sementara dia juga takut terjadi sesuatu yang buruk pada jaemin
“Jaemin!... dimana jaemin??.. katakan padaku!”, jaehyun menguncang tubuh jeno dan dia benar-benar tak terkendali.
“Kau harus mendonorkan darahmu untuk jaemin”, jaehyun terdiam mendengar ucapan ayahnya. Ada air mata yang membasahi wajah ayahnya tapi jaehyun tahu yoon ho berusaha untuk tetap tenang.
“kalian berdua punya darah yang sama dengan ibu kalian”, lanjut yoon ho dengan tenang
“Hyung!... Jaehyun!”, Si won bergegas menghampiri kakak dan juga keponakannya.
“Jaehyun yang akan mendonorkan darahnya”, kata yoon ho langsung.
“Separah apa luka jaemin???... dan.. Kenapa jaemin terluka??”, tuntut jaehyun. Tapi ini bukan saat yang tepat untuk menanyakan apa yang terjadi.
“kita tidak punya waktu… jaemin perlu darahmu!”, siwon bergegas menarik jaehyun bersamanya keruangan IGD sementara yoon ho, jeno dan hina menunggu di ruang tunggu.
“ouh…anakku… hiks…hiks.. anakku”, yoon ho menjatuhkan tubuhnya di kursi tunggu dan akhirnya dia menunjukkan betapa takutnya dia jika jaemin meninggalkannya.
“paman…. Maafkan aku”, kata jeno pelan sambil menepuk pundak yoon ho.
“tidak apa-apa… bukan salahmu..”, yoon ho kembali menunjukkan sikap tegarnya. Menghapus air matanya dan menepuk pundak jeno juga
“kau terluka… kau pasti melindungi anakku…apa…. Apakah mark yang melakukan ini??”, meskipun yoon ho berharap tidak, tapi hanya itu yang mungkin terjadi ketika mereka masih menggunakan seragam sekolah.
“Maafkan aku paman”, sesal jeno sambil mengangguk. Jeno tahu jawaban itu akan sangat menyakiti ayah jaemin tapi itulah kenyataannya. Yoon ho hanya mengangguk tapi ekspresi wajahnya menunjukkan betapa kecewa dan terlukanya dia.
“dimana mark??”,
“dikantor polisi… Paman siwan dan Ko eun sunbae menemaninya”, Yoon ho mengambil ponselnya dan mencari nama siwan disana.
“ne hyung…”
“Jangan perkarakan hal ini… bawa mark kerumah sakit… dia juga pasti terluka”, putus yoon ho dengan hati terluka. Setidaknya dia tak sejahat itu membiarkan putra tirinya berurusan dengan polisi.
“Sepertinya ibunya sudah melakukan sesuatu agar mark tidak berurusan dengan polisi”,
“jangan biarkan dia membawa mark!... bawa mark kerumah sakit dan bawa ji sung kerumahmu!... aku tidak akan membiarkan wanita itu mencuci otak anaknya!”,
“baiklah hyung… tapi… aku takut jaehyun akan mengamuk jika tahu”,
“aku akan mengurusnya… bawa saja mark dirumah sakit terdekat… aku akan kesana nanti… tolong jaga dia”,
“ne hyung”, yoon ho menggeratkan genggaman di ponselnya. Jaehyun tidak boleh tahu hal ini dulu.. yoon ho akan membuat jaehyun hanya fokus pada jaemin.
***
Jaehyun tak henti-hentinya menangis ketika dia masuk keruang IGD dan menemukan adiknya terbaring tak sadarkan diri. Ada tabung oksigen menutupi wajahnya, selang infus di tangannya dan bahkan seragamnya yang ternodai darah.
“Jaemin-ah… ouh… jaemin-“,
“kita tidak punya waktu jaehyun… dia kehilangan banyak darah”, si won segera mendorong jaehyun ke ranjang satunya dan meminta jaehyun berbaring.
“Apa yang terjadi pada adikku paman??”, tanya jaehyun tanpa mengalihkan tatapannya dari jaemin, sementara seorang suster bergegas mengambil darah jaehyun.
“dia dipukul dengan benda tumpul… dan sebelum itu dia berkelahi… seluruh tubuhnya lebam… tapi tidak separah terakhir kali… ada sedikit retak dikaki kanannya”, hanya satu orang yang ada dipikiran jaehyun, mark. Pasti dia yang melakukan hal ini kepada jaemin. Jaehyun kembali menangis terisak. Dia tidak bisa menutupi betapa kecewa dan sakitnya hatinya. Kenapa mark tidak mau berubah??.. kenapa dia bertindak sekejam ini kepada jaemin… tidakkah dia ingat permintaan jaehyun sebagai kakak mereka.. apakah mark tidak pernah menganggap jaehyun kakaknya??
“berhentilah menangis… kau melukai dirimu”, pinta siwon tapi jaehyun tak bisa berhenti. Jaehyun menutupi wajahnya dengan satu tangannya yang lain agar suara tangisannya tidak menganggu.
“dia anak yang kuat… dia akan baik-baik saja”, siwon membelai pelan rambut jaehyun berharap jaehyun berhenti menangis tapi sepertinya jaehyun menyimpan terlalu banyak kekecewaan. Tentang kenyataan ayah tiffany, tentang jaemin yang belum menerimanya, tentang mark yang tidak mengindahkan permintaan jaehyun, dan tentang jaehyun yang tidak bisa menjaga adiknya. Jaehyun hanya ingin menangis untuk meluapkan kesedihan dan kekecewaannya.
-
Jaehyun tak bicara apapun ketika dia keluar dari ruangan IGD setelah darahnya diambil. Jeno dan hina tak berani bicara karena jaehyun terlihat kacau dengan kebisuannya.
“Mark melakukannya… iya kan??”, bahkan jaehyun berharap jawabannya tidak tapi jawaban jeno memupus sedikit harapan jaehyun.
“ne hyung…. Maafkan aku”, sesal jeno. “aku tidak bisa mencegahnya-“,
“bukan salahmu…. Ini salahku”, jaehyun kembali terdiam. Jeno pikir jaehyun mungkin akan marah besar seperti terakhir kali tapi sepertinya jaehyun tidak akan melakukan itu.
“Aku tidak yakin bisa menatap wajahnya…. Aku… aku berharap bisa memaafkannya.. tapi… sepertinya aku tidak bisa…. Dia.. dia sudah membuktikan padaku bahwa darah ibunya akan selalu mengalir dalam tubuhnya”, ekspresi wajah jaehyun mungkin tenang tapi kata-kata dan tatapannya menunjukkan seberapa besar kekecewaan dan juga amarahnya atas perbuatan mark.
“operasinya sudah selesai”, begitu siwon memberi tahunya, jaehyun bergegas masuk tanoa memperdulikan apapun lagi, dia hanya ingin melihat adiknya dan dia tak peduli dengan hal lain.
***
Soo yeon mungkin datang untuk menyelamatkan putranya tapi nyatanya mark menolak ibunya mentah-mentah. Dia bersembunyi dibalik tubuh pamannya dan tak ingin melihat wajah ibunya.
“berhenti bersikap kekanakan mark!... ikut dengan mom!!.. dia tidak akan membelamu!.. dia akan membawamu kepenjara!”, kesal soo yeon.
“berhenti bersikap kekanakan jung soo yeon!... kau membuat mark ketakutan!... kau benar-benar menghancurkan masa depan mark!”, tantang siwan.
“bukan aku yang menghancurkannya tapi kalian!... dan anak sialan itu!.. dia tidak seharusnya kembali!”,
“dan dia adalah putraku!!”, yoon ho menarik paksa tubuh soo yeon agar menjauh dari mark.
“lepaskan tanganku!!”, soo yeon melepaskan paksa tangannya dan menatap tajam suaminya.
“kau tidak akan pernah membawa siapapun!.. mark dan ji sung akan tinggal denganku!”,
“kau pikir aku akan membiarkanmu lepas dariku??.. tidak… kau tidak akan pernah bertemu dengan ji sung!... selama kau masih ingin bercerai, aku akan menyembunyikan ji sung selamanya!!”,
“Jung Soo Yeon!!”, Yoon ho murka, dia tidak mengerti bagaimana mungkin dia menikahi wanita licik sepertinya.
“Berikan seluruh harta itu padaku jika kau memang ingin bercerai dan ji sung kembali padamu.. atau aku akan menyembunyikan ji sung darimu, menolak perceraian ini dan akan kupastikan putra keduamu mati karena sikap keras kepalamu dan jaehyun!!”,
Plakk.., sebuah tamparan keras mengenai wajah soo yeon.
“Jangan pernah berpikir mengancamku lagi jung soo yeon… Cukup hanya Hye Soo dan Jun ki yang mati karenamu!... Jangan menyentuh keempat putraku!!”, yoon ho memberi isyarat pada siwan agar membawa mark pergi bersama dengan ko eun.
“Jangan pernah kau berpikir aku akan bersikap baik lagi padamu!”, Yoon ho bergegas pergi menyusul siwan, mark dan ko eun.
-
“mark terus ketakutan, sepertinya dia mengalami shock”, siwan dan yoon ho menatap mark yang terus memeluk tubuh ko eun dan matanya terus berkeliling waspada terhadap sesuatu.
“dia bilang soo yeon yang menyuruhnya menyingkirkan jaemin kalau tidak ingin posisinya direbut”, Yoon ho berharap jaehyun tidak akan mengamuk ketika tahu, dia mungkin akan memukul mark. Yoon ho berharap jaehyun bisa berpikir dewasa dan mengerti apa yang harus dia lakukan.
“siapa gadis itu??”, tanya yoon ho memperhatikan ko eun.
“namanya ko eun…sepertinya dia teman mark”,
“anak-anak lain yang bersama dengan mark, apa yang akan terjadi?”, siwan mendesah pelan.
“maafkan aku hyung… mark harus aku keluarkan dari sekolah bersama dengan 6 orang lainnya… 4 siswi dan 2 siswa…”,
“4 siswi??”,
“mereka membully ko eun dan hina… aku harus menyelamatkan sekolahku juga… orang tua murid akan menuntut jika sampai mereka masih bersekolah disana”, sesal siwan.
“akan ada banyak gejolak disana…dan aku akan mengirim mark keluar negeri… aku ingin dia belajar hidup mandiri”, putus yoon ho.
“hyung yakin??”,
“tentu saja setelah mark sembuh dan juga menyelesaikan permasalahannya dengan jaemin dan jaehyun… meskipun dia bukan putraku… aku berharap dia menjadi orang sukses”, yoon ho berharap banyak tentang hal itu. Meskipun dia ragu jaehyun akan tetap menyayangi mark seperti dulu.
***
Jaehyun mencium telapak tangan adiknya dan mengenggamnya begitu erat. Jaehyun tidak ingin melepaskan tangan itu lagi dan membiarkan adiknya terbaring tak sadarkan diri seperti ini lagi. Air mata jaehyun masih setia terjatuh membasahi wajahnya.
“maafkan aku jaemin… sungguh maafkan aku… aku lalai… aku seharusnya tahu mark menganggumu lagi… maaf…”, jaehyun tak henti-hentinya menyesal. Seandainya saja dia ingat jika mark mungkin akan membenci jaemin, hal seperti ini tidak akan terjadi.
“pukulan benda tumpul itu menyebabkan shock dikepalanya… kemungkinan baiknya, jaemin mungkin akan mendapatkan ingatannya kembali…dan kemungkinan buruknya, dia kehilangan seluruh ingatannya lagi… atau mungkin ada kerusakan pada ingatannya”, si won menatap kedua keponakannya bergantian lalu membelai surai rambut jaemin.
“Kenapa ayah tahu jika aku memiliki darah yang sama dengan jaemin??”,
“karena ketika kalian kecelakaan, hanya ibumu yang bisa menyelamatkan kalian… kalian memiliki darah ibu kalian”,
“tapi… ketika aku bagun… aku dan jaemin sudah berada di rumah sakit yang berbeda”,
“sebaiknya kau bertanya pada ayahmu sendiri… aku hanya bisa mengatakan bahwa keputusan untuk membawamu pergi ke amerika adalah permintaan ibumu”, jaehyun terdiam, ada terlalu banyak hal yang tidak dia ketahui dan ayahnya belum memberi tahunya sampai saat ini.
“aku sudah menyuruh jeno dan hina pulang… sebentar lagi jaemin akan dipindahkan keruang rawat”,
“dimana ayah??”, jaehyun sebenarnya sudah menebak tapi dia ingin memastikannya kembali.
“ke kantor polisi… jangan kesana… aku mohon… biarkan ayahmu menyelesaikannya”, siwon pikir jaehyun pasti akan mengamuk dan membuat masalah dengan mark tapi nyatanya jaehyun menggeleng.
“aku tak yakin bisa melihat wajahnya… dan… aku tidak akan meninggalkan adikku… aku akan akan menunggu sampai dia sadar”,
“baiklah… aku akan mengurus kepindahan jaemin dulu”, siwon menepuk pelan pundak jaehyun lalu meninggalkan jaehyun dan jaemin.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything For You
FanficAku tahu segalanya tentangmu tapi aku takut kau akan membenciku jika kau tahu semuanya -Jung Jaehyun Hidupku penuh Kemalangan sejak orang tuaku pergi tapi aku mendapatkan kebahagiaan ketika kau datang.... bahkan meski kau hanya orang asing dalam hid...