Trying to Accept

3.4K 423 21
                                    

***
“Jaemin perkenalkan dia sahabat baik ibu… dia seorang dokter”,

dalam setiap langkahnya jaemin mengingat pertemuan pertamanya dengan seseorang sekarang dia ketahui adalah ayahnya sendiri. Mereka tidak sengaja bertemu dirumah sakit dan ibunya memperkenalkan mereka.

paman boleh aku lihat??”,

Jaemin selalu penasaran dan dia ingat bagaimana dia diberi ijin untuk melihat cara ayahnya memeriksa pasiennya.

“jaemin mulai sekarang tidak boleh minum susu… kau bisa diare sayang… jangan membantah lagi ya… ibumu sangat khawatir”,

“paman… apa paman tidak suka strawberry??”,

“bukan buahnya… paman tidak suka bau dan sesuatu yang mengandung rasa strawberry”,

“jinja??... aku juga paman”,

“kenapa paman selalu keluar ketika istirahat… kan ada kantin dirumah sakit??”,

“karena paman bisa sakit kepala jika tidak keluar ruangan”,

“aku juga begitu… paman… boleh aku membeli patbingsu??”,

“boleh asal tanpa susu”,

“jaemin-ah…. Jangan menyusahkan ibumu ya… jaemin tidak boleh menuntut banyak hal pada ibumu… ibumu juga lelah setelah pulang kerja”,

“apa ibuku menangis karena aku??”,

“tidak bukan begitu… ibumu menangis karena tidak bisa memenuhi keinginanmu”,

“sama saja paman… aku tidak suka ibu menangis”,

“bagus.. berjanjilah kau akan menjaga ibumu dan jangan meminta sesuatu yang tidak bisa ibumu berikan ya??”,

“ya paman”,

“jaemin-ah… apa kau sangat menyukai paman dokter??”,

“ya… sangat… paman dokter sangat baik”,

“itu bagus… jaemin-ah… berjanjilah pada ibu jika kau tidak akan membenci siapapun… jika mereka melakukan kesalahan,.. maafkan… tidak ada gunanya ketika kau menyimpan dendam… ibu bahagia dengan semua yang terjadi pada hidup omma… omma tidak pernah menyesal atau menyalahkan seseorang ketika omma terluka… jadi ibu mohon..  jadilah anak yang pemaaf sayang… ayah dan ibumu juga manusia… kami pernah melakukan kesalahan… jadi maaf kanlah semua dosa kami jaemin-ah”,

Jaemin menjatuhkan tubuhnya daan menangis lebih dalam lagi. Dia mengingat semua waktu yang dia habiskan bersama dengan orang yang menyebut dirinya ayah kandung jaemin dan juga nasehat ibunya tak lama sebelum dia meninggal. Jadi apakah ayah yang dimaksud ibunya adalah ayaah kandungnya??

“tidak… dia bukan ayahku… bukan..”, jaemin menggelengkan kepalanya dan sekuat mungkin menolak semua kenyataan itu.

Jaemin tiba -tiba teringat semua hal yang jaehyun lakukan untuknya. Jaehyun menolongnya, merawatnya dan jaemin sadar, apartemen itu… pasti jaehyun yang memberikannya, karena password nya adalah ulang tahun jaemin dan mungkin saja password apartemennya adalah ulang tahun jaehyun.

“aku ingin tahu apakah adikku hidup bahagia?, apakah dia bersekolah ditempat bagus?, apakah dia dirawat dengan baik??, apakah dia hidup seperti remaja seusianya??... aku berharap dia juga akan ditolong oleh orang baik saat dia menghadapi masalah”,

“aku kembali dari amerika untuk bertemu ibu dan adikku… tapi nyatanya ibuku telah meninggal dan aku tak tahu dimana adikku sekarang”,

“tidak bisakah kau menganggapku sebagai kakakmu??”,

Jaemin kembali menangis dan dia tetap tidak percaya. Jika memang benar kenapa ibu dan ayahnya tidak pernah mencoba memberi tahu jaemin semua itu??, kenapa berbohong??

“paman…. Aku harus bertanya pada paman”, putus jaemin. Jaemin menyeka sisa air matanya dan melangkahkan kakinya kembali. Dengan segala harapan dihatinya, jaemin ingin mendengar bahwa semua itu hanya kekeliruan. Bahwa dia adalah putra tunggal Na Jun Ki dan Jang Miri.

***

Jaehyun hanya terdiam setelah ayahnya menceritakan bagaimana dia menemui jaemin dan apa saja yang sudah dia lakukan selama ini.

“Jadi… setelah aku pergi ke amerika, ayah diam-diam menemui jaemin dan bersandiwara sebagai sahabat ibu??”, yoon ho hanya mengangguk pelan.

“Ayah juga mendampingi jaemin saat dia depresi dan ayah membiaya sekolah jaemin sampai saat ini??”, untuk kedua kalinya yoon ho hanya mengangguk pelan. Yoon ho tahu jaehyun pasti merasa dibodohi olehnya tapi yoon ho memaang harus melakukannya.

“jika aku tidak mengetahuinya hari ini… sampai kapan ayah akan membohongi kami??”,

“sampai aku bisa memastikan kehidupan kalian tenang dan tidak diganggu oleh wanita itu”,

“dan membiarkan aku berpikir jika ayah tidak pernah peduli pada kami??....apa ayah tak ingin mengatakan hal lain lagi padaku??... tentang kenapa ayah berpura-pura membenci ibu… misalnya”,

“tidak… belum saatnya kau tahu… sebaiknya kau membersihkan kamar ini dulu… aku harus kerumah sakit…  dan kau sudah mendaftar kuliah??...”,

“apa itu penting sekarang??.. jaemin sedang menangis diluar sana ayah-“,

“dia akan menemui pamannya dan meminta penjelasan… jangan khawatir… belajarlah menggunakan pikiranmu dengan tenang… kau selalu tergesa-gesa”, yoon ho menepuk pundak jaehyun pelan sebelum pergi meninggalkannya sendirian di apartemennya yang hancur seperti kapal pecah.

***

“Mwo ya??.... Mau apa kau datang kesini lagi??”, hanya sebuah pertanyaan sinis yang menyapa jaemin ketika pintu apartemen pamannya dibuka.

“dimana paman??”, tanya jaemin to the point.

“mau apa kau??.. mau minta uang??.. uang mu sudah habis??... bukankah kau sudah tinggal dirumah orang kaya??”, sindir bibi jaemin tak suka.

“aku hanya ingin bertemu paman bukan untuk bertengkar dengan bibi lagi”, tegas jaemin dengan nada tajam.

“dasar kurang ajar… setelah pergi dari sini ternyata kau besar kepala… cari saja sendiri pamanmu dibusan… pergi dari sini!!”, Dengan sekali hentakan kasar bibi jaemin menutup pintu apartemen, meninggalkan jaemin sendirian diluar.

“apakah aku harus pergi kebusan??”, jaemin memeriksa tasnya dan melihat isi dompetnya, apakah cukup untuk perjalanan ke busan.

“aku bisa pergi.. aku harus pergi kesana”, putus jaemin akhirnya. Dia bahkan masih menggunakan seragam sekolah ketika memutuskan untuk pergi kebusan menemui pamannya.

-

“ne??... bagaimana itu mungkin??”, paman jaemin terkejut bukan main. Dia diberi kabar jika jaemin sudah mengetahui semuanya. “lalu apa yang harus aku lakukan?”,

“dia akan datang mencarimu dan mencari jawaban atas semua pertanyaannya.. aku hanya memintamu untuk menjawab jujur dan seperlunya tentang pertanyaan jaemin”,

“aku takut jaemin akan sulit menerimanya”,

“aku akan menjelaskan padanya dengan hati-hati… aku mohon jangan biarkan jaemin pulang dalam keadaan buruk… telfon aku jika dia memaksa pulang… aku akan menjemputnya”

“ne… aku akan melakukannya…”,

“terima kasih sudah membantuku menjaga jaemin”,

“itu sudah menjadi kewajibanku…. Miri nuna menitipkan jaemin padaku juga”, panggilan telfon itu terputus dan tertera nama si penelfon “penjaga jaemin”, dia adalah Jung Yoon Ho, ayah kandung jaemin.

-

“aku anak kandung ayah kan paman??... apa yang mereka katakan itu bohong kan??”, satu-satunya harapan yang jaemin miliki hanyalah pamannya. Dia akan percaya apapun yang dikatakan oleh pamannya karena dia tahu sebesar apa kasih sayang pamannya untuk ayahnya.

“Itu adalah kebenaran jaemin…”, jaemin menahan seluruh nafasnya berharap pamannya akan melanjutkan dengan kata dia memang anak kandung Na Jun Ki.

Everything For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang