Jaehyun termenung tanpa ada sedikitpun niat untuk menyentuh Kopi yang sudah ada didepannya sejak tadi. Jaehyun memikirkan jaemin yang pergi ke sekolah pagi-pagi sekali. Setelah jaemin berhenti menangis dan tertidur dipelukkan jaehyun. Jaehyun membaringkan jaemin ditempat tidurnya, jaemin terus mengingau memanggil ibunya dan jaehyun yakin jika mimpi buruk jaemin tentang ibu mereka. Jaehyun akhirnya memutuskan menemani jaemin tidur dengan menganggam tangan jaemin dan tidur terdudduk disisi ranjang jaemin. Jaehyun takut jaemin akan terbangun lagi dan ketakutan.
Ketika jaehyun terbangun jaemin sudah tidak ada padahal jam masih menunjukkan pukul 6 pagi. Jaehyun yakin jaemin tak mungkin pergi ke sekolah dijam sepagi itu tapi seragam, tas dan sepatunya sudah tidak ada. Jaemin mungkin tidak membawa bekal karena jaehyun melihat kotak bekalnya masih ada di dapur. Jaehyun sempat pergi ke sekolah untuk membawakan jaemin bekal tapi jaehyun yakin jaemin tak akan menerimanya jadi jaehyun menitipkannya pada jeno. Melihat jaemin yang sedang belajar dengan serius saja sudah cukup bagi jaehyun.
“bukankah kau sudah mulai bekerja??”, tanya do young setelah duduk dihadapan jaehyun.
“aku berhenti”,
“APA??... kau gila??.. kau baru 2 hari bekerja disana.. apa yang kau pikirkan??”, pekik do young. Jaehyun benar-benar gila dan do young tak pernah bisa menebak apa yang dia pikirkan.
“Mark yang membully jaemin dan aku tak bisa membiarkan itu”, do young kembali terbelalak, kenapa dunia ini sangat sempit. Mark yang adik tiri jaehyun ternyata orang yang membully adik kandung jaehyun.
“wuah.. ini gila… lalu apa yang akan kau lakukan?”, tanya do young.
“aku akan menjauhkan mark dengan ibunya dan … aku ingin membawa jaemin kerumah sakit tapi.. sepertinya jaemin menghindariku setelah aku memberi tahunya jika aku adalah kakak mark”, jaehyun menunduk dan mengusap wajahnya frustasi. Do young mengerti jika jaehyun pasti bingung, bagaimana dia seharusnya bersikap diantara adik kandung dan adik tirinya.
“mungkin dia perlu waktu jaehyun… dia pasti terkejut… bagaimanapun mark adalah orang yang menghajarnya sampai babak belur”, jaehyun mengangguk pelan. Jaehyun menyesap kopinya sebentar lalu menatap do young lagi.
“aku perlu bantuanmu lagi”,
“apa lagi??.. akan aku usahakan”,
“aku ingin tahu kasus kematian ibuku dan ayah tiriku”, do young terdiam sebentar.
“aku tidak yakin jika itu akan mudah.. ayah tirimu dituduh melakukan penggelapan uang jadi berkasnya pasti dilindungi”, jaehyun tahu karena itulah dia meminta bantuan do young.
“karena itulah aku meminta bantuanmu…setidaknya aku harus tahu siapa yang bertanggung jawab atas kematian ibuku”, jika jaehyun sudaj bertekad akan sangat sulit untuk meruntuhkan keinginannya.
“akan aku coba”,
“dan… do young-ah… aku… aku berkencan dengan tiffany”,
Prufffttt
Jaehyun hanya memjamkan matanya ketika do young menyemburkan minumannya ke wajah jaehyun saking terkejutnya do young dengan ucapan jaehyun.
“upsss…. Maafkan aku jaehyun-ah”, do young bergegas mengambil tissu dan membantu jaehyun membersihkan wajahnya.
“ani… bagaimana kau mengambil keputusan secepat itu??.. apa kau sudah ingat tentang hubunganmu dengannya dulu??... kau dan tiffany sunbae tak punya hubungan baik sebelum kau ke amerika.. apa hanya karena mimpi itu?”, tebak do young.
“ya… aku harus mengingat semuanya... aku yakin ada sesuatu yang aku lupakan tentang tiffany dan hubungannya dengan keluargaku”, do young menggeleng tak percaya.
“sejak kapan??”,
“2 hari yang lalu”,
“aku tahu kau ingin keadilan untuk adikmu dan ingin jaemin kembali ke dalam keluargamu tapi aku sarankan untuk mengambil keputusan dengan matang jangan terburu-buru”,
“ya… aku mengerti… terima kasih sudah mengingatkanku”,
***
Tiffany menopang dagunya dengan kedua tangannya dan mencibir kesal. Jaehyun berjanji akan menjemputnya jam 2 siang tapi ini sudah lewat 10 mmenit dan jaehyun belum terlihat sama sekali.
“kau sedang menunggu siapa??”, tanya sahabat tiffany yang kebetulan bekerja sebagai patner tiffany di butik miliknya Choi Sooyoung.
“Siapa lagi… Pacarku”, jawab tiffany malas.
“aku masih tak percaya kau berhasil pacaran dengan cinta pertamamu itu… aku penasaran, setampan apa dia secara langsung”, tiffany memang menceritakan siapa itu jaehyun kepadaa sooyoung, dia sudah sangat dekat dengan sooyoung bahkan seperti saudara sendiri. Tiffany hanya memiliki seorang adik laki-laki dan kebetulan dia sedang ada dichina bersama dengan ibunya.
“kau pasti akan terkejut”,
“anyeonghaseyo”, tiffany dan sooyoung sontak menoleh ketika jaehyun membuka pintu dan memberi salam dengan senyuman manis diwajahnya.
“wuah daebak”, gumam sooyoung tak percaya dengan pengelihatannya. Pacar tiffany benar-benar tampan bahkan lebih tampan dari pada di foto.
“kau lama sekali… kau tahu jika kau terlambat??”, omel tiffany.
“aku tahu… maaf nuna… aku harus bertemu seseorang sebentar”, jaehyun membungkuk mmeberi hormat sekali lagi kepada sooyoung.
“ah.. dia sahabat baikku.. perkenalkan choi sooyoung dan sooyoung ini Jung jaehyun pacarku”,
“senang berkenalan dengan anda, aku jung jaehyun”, sapa jaehyun sambil menjabat tangan soo young.
“aku juga… menyenangkan akhirnya bertemu dengan pacar tiffany… aku choi soo young”, kata soo young sedikit malu-malu.
“aku mungkin akan pulang malam… tutup saja jika kau memang ingin pulang… aku pergi ya”, tiffany dengan santainya merangkul lengan jaehyun lalu menarik jaehyun untuk pergi.
-
“aku menunggu telfon darimu tapi kau tak kunjung menelfon”, omel tiffany.
“maaf… ada sesuatu yang terjadi.. jadi aku tidak bisa menghubungimu”, sesal jaehyun sambil fokus dengan jalanan yang ada didepannya.
“apa yang terjadi??.. kenapa… matamu sembab… kau menangis??... wae??”, tiffany tiba-tiba khawatir, dia baru sadar jika wajah jaehyun sangat terlihat tidak baik.
“tidak apa-apa… aku sedang berusaha semampuku untuk mengatasi semuanya”, jaehyun memberikan senyuman tipisnya dan tiffany tak bisa untuk tidak jatuh hati dengannya.
“kau masih sama seperti dulu… kau tak pernah mau menunjukkan padaku jika kau sebenarnya punya masalah… kau selalu berkata, aku baik-baik saja… padahal aku tahu kau sedang dalam masalah”,
“benarkah???.... maukah nuna menceritakan padaku pertama kali kita bertemu??”, jaehyun sangat penasaran. Bagaimana bisa diusianya yang baru 13 tahun, dia sudah jatuh cinta dan tergila-gila pada seorang gadis.
# Flashback on
Tiffany adalah seorang gadis yang tak bisa penasaran terlalu lama terhadap sesuatu hal yang menurutnya baru. Maka ketika dia akhirnya diijinkan untuk mencoba mengendarai sepeda, tiffany begitu antusias. Suatu hari ketika hari libur, tiffany diam-diam mengendarai sepedanya meskipun dia belum bisa mengendarainya dengan benar.
Hingga akhirnyaa tiffany tak bisa mengendalikan sepedanya dan terjatuh setelah menabrak sebuah pohon ditaman dekat perumahan tempatnya tingal.
BRAKK…, jaehyun yang baru saja datang dari tempat les menghentikan langkahnyaa karena mendengar suara orang terjatuh.
“aghhkkhhh…. Aaaa… hiks..hiks..hiks….appo…” tangis tiffany sambil memegang lututnya yang berdarah.
“o??... gwaenchanayo??”, tanya jaehyun sambil bergegas mengambil sepeda tiffany dan ingin meembantu tiffany bangun tapi dengan cepat tiffany menolak.
“kau pikir siapa kau bisa menyentuhku??.... aku baik-baik saja… jangan pedulikan aku dan pergi saja!”, kata tiffany dengan wajah galaknya meski masih ada sisa air mata diwajahnya. Jaehyun terlejut bukan main mendapatkan kata-kata seperti itu. Seseorang biasanya akan berterima kasih karena ditolong bukannya marah-marah.
“tapi kau terluka agashi-“, jaehyun ingin membantu tiffany lagi tapi memberikan tatapan mautnya ppada jaehyun.
“mwo ya??”, bukannya marah. Jaehyun justru tertawa kecil, entah kenapa dia melihat tiffany sangat menggemaskan.
“apa yang lucu??... pergi sana!!... bukannya membantu malah tertawa diatas penderitaan orang lain… sialan!”, umpat tiffany dan jaehyun justru tertawa lebih keras.
“HYA!!”, Kesal tiffany. Menyebalkan sekali bertemu dengan laki-laki yang tidak peka seperti dia.
“ani… aku ingin membantumu tapi kau menyuruhku pergi.. saat aku tertawa karena kau terlihat menggemaskan… kau justru bilang jika aku hanya bisa tertawa tanpa membantumu…. Kau benar-benar lucu nona”, tiffany semakin mendengus kesal setelah menyadari dia sangat cerobah mengeluarkan kata-kata.
“jadi… apa kau ingin aku membantumu??”,
“ani!!... pergi sana!!”, usir tiffany lagi.
“arraseo… aku pergi ya… jangan menyesal”, jaehyun berlalu pergi dengan kekehan pelan, rasanya lucu ada seorang gadis yang keras kepala sepertinya.
“aiss… jinja… dasar tidak peka!”, kesal tiffany pelan tapi sebenarnya jaehyun maaih mendengarnya walaupun suaranya sangat kecil.
“ah.. memalukan..kenapa juga harus jatuh… ah… appo” rengek tiffany sambil memeluk kedua lututnya yang terluka.
#Flashback Off
“jadi aku meninggalkan nuna begitu saja??”, tanya jaehyun tak percaya dia bisa bersikap seperti itu. Tiffany terkekeh pelan lalu menggeleng.
“kau kembali.. kau kembali dengan membawa kotak obat.. kau menggendongku lalu mengobati kakiku.. kau juga memboncengku hingga sampai dirumah”,
“jinja??... aku bukan laki-laki yang bisa bersikap jahat dengan meninggalkan seorang gadis yang kesulitan”, bangga jaehyun.
“hol… sikap percaya dirimu masih tetap sama”, cibir tiffany dan jaehyun tak peduli, dia bangga dengan dirinya sendiri.
“ini tempatnya… tempat dimana kia bertemu pertama kali”, jaehyun menyerjitkan alisnya bingung.
“disini??... kau bilang kita bertemu tak jauh dari lingkungan rumahku… tapi rumahku jauh dari sini”,
“sejujurnya aku tak mengerti dengan ingatanmu…kau mengingat banyak hal tapi kenapa sesuatu yang berkaitan denganku terhapus begitu saja??.. apa kau begitu membenciku??”,
“jadi aku pernah tinggal disini??”, tiffany menarik tangan jaehyun lalu membawanya pergi ke rumah yang dulu pernah jaehyun tinggali.
“Setelah kau pergi ke amerika, Ayahmu memutuskan pindah dan meninggalkan rumah ini begitu saja… kudengar ini belum dijual… masih milik keluargamu”, jaehyun tak percaya ini. Bagaimana mungkin jaehyun tak mengingat sedikitpun tentang rumah ini.
Ting Tong
Jaehyun dan Tiffany saling menatap ragu setelah jaehyun menekan tombol didekat gerbang. Tak berapa lama pintu rumah itu akhirnya terbuka dan seorang pembantu muncul.
“anyeonghaseyo”, sapa jaehyun dan tiffany bersamaan.
“ne… anyeonghaseyo… nuguseyo??”, tanya pembantu itu ragu-ragu.
“aku… aku Jung Jaehyun”, kata jaehyun ragu dan ajaibnya pembantu tersebut melonjak tak percaya dan langsung memberi hormat.
“aigoo… maafkan saya tuan muda… saya tidak mengenali anda… silahkan masuk tuan muda”, kata pembantu itu buru-buru sambil menyingkir untuk membiarkan jaehyun masuk.
“Hyung!... hyung!”, jaehyun sontak menoleh ketika mendengar suara anak kecil memanggilnya.
“Jaehyun!... sayang!... Jangan makan sambil berlari sayang… Jaehyun!... Omma tak akan memberimu susu jika kau masih berlari!”,
“O…omma…”, Jaehyun tak percaya ini. Dia melihat bayangan ibunya berlari mengejar jaehyun kecil yang juga berlari sambil membawa roti ditangannya. Jaehyun merindukan ibunya, dia tak menyangka jika dia akan langsung mendapatkan ingatan ketika masuk kedalam rumahnya dulu.
“Jaehyun-ah”, jaehyun tersadar dari lamunannya ketika tiffany menepuk pundaknya.
“gwaenchana??”, jaehyun baru sadar jika pipinya sudah basah karena air mata. Jaehyun dengan cepat menyeka air matanya dan mengangguk.
“ah mian… aku teringat sesuatu… sepertinya ini benar-benar rumahku dulu”, jaehyun kembali mengedarkan pandangannya dan mulai berkeliling rumah. Dia berharap ada banyak ingatan yang muncul dikepalanya.
Plakk….

KAMU SEDANG MEMBACA
Everything For You
FanfictionAku tahu segalanya tentangmu tapi aku takut kau akan membenciku jika kau tahu semuanya -Jung Jaehyun Hidupku penuh Kemalangan sejak orang tuaku pergi tapi aku mendapatkan kebahagiaan ketika kau datang.... bahkan meski kau hanya orang asing dalam hid...