Confusing

3.2K 374 10
                                    

***
“kau mengingatkanku pada keponakanku”,

“kau memiliki mata yang sama dengan ibuku”,

“ibumu yang bodoh dan tidak berguna”,

“kau anak haram”,

“Jung Jaemin

Jaemin mengeratkan pelukkan dilututnya dan membenamkan lebih dalam kepalanya. Semua kata-kata itu tergiang dikepalanya dan semakin membuat jaemin bingung. Kenapa dia bisa terlibat dengan keluarga jaehyun sampai sejauh ini, dia terlahir dari sebuah keluarga sederhana dan bahagia. Jaemin yakin orang tuanya tidak pernah terlibat dengan keluarga jaehyun. Kata paman jaemin dulu memang orang tuanya sempat tinggal di seoul tapi itu hanya sebentar. Tidak… jaemin menggelengkan kepalanya berkali-kali mengelak segala kemungkinan yang terjadi. Jaemin yakin, ibu mark juga salah mengenalinya tapi semirip apa sebenarnya dia dengan adik kandung jaehyun?.

“Jaemin-ah”, jaemin mendongak dan jaehyun sedang menatapnya penuh dengan penyesalan. Sangat jauh berbeda dengan tatapan marah jaehyun tadi, jaehyun yang sekarang memiliki tatapan yang lembut dan penuh kasih sayang.

“kenapa kau selalu meringkuk dipojok kamarmu??.. aku membuatmu takut??... maaf… maafkan aku”, sesal jaehyun, dia mengambil posisi duduk didekat jaemin lalu menyandarkan punggungnya didinding.

“Na Jaemin”, kata jaemin pelan.

“ya aku tahu itu namamu”, lirih jaehyun.

“tapi kenapa memanggilku jung jaemin??”, jaehyun terdiam. Dia baru sadar jika sikap emosionalnya tanpa sengaja membuat jaemin kebingungan.

“maaf… aku hanya sedang emosional… aku tidak sadar dengan ucapanku”,

“hyung”,

“ya”,

“Semirip apa aku dengan adikmu??... kenapa sepertinya semua keluargamu salah mengira jika aku adalah adikmu??” , jaehyun tak menjawab, tatapan matanya sendu dan menerawang entah kemana. Jaehyun ingin sekali mengakhiri ini semua, dia benar-benar muak dengan wanita itu tapi dia tak bisa membayangkan reaksi mark dan ji sung.

“hyung… kenapa menangis??”, jaemin menyeka air mata jaehyun. Jaehyun menghentikan tangan jaemin dan mengenggamnya begitu erat.

“Jung Jaehwan… nama adikku… dia adalah kebahagian terbesarku karena aku sangat ingin memiliki seorang adik… dia manis, wajahnya kecil dengan bentuk bibir yang membuatnya seolah selalu tersenyum… matanya cantik berbinar seperti ibu.. dia sangat manja, ketika bersamaku dia tidak akan memperdulikan ibu dan ayah… dia hanya ingin denganku.. makan harus disuapi, mandi bersama , tidur bersama dan dia suka jika aku menyanyikan lagu tidur untuknya… kau tahu moment yang tak  akan pernah aku lupakan didunia ini??.... saat ketika dia memanggilku hyung… dan mengatakan betapa dia sangat mencintaiku”, jaehyun tersenyum kecil dan menatap jaemin begitu dalam hingga rasanya jaehyun bisa memasuki seluruh isi hati jaemin.

“Jaehyun hyung”,

Hyung”,

“agkkgghhh”, jaemin tiba-tiba meringgis dan kepalanya terasa begitu sakit tak tertahankan.

“jaemin-ah??... apa yang sakit??... kepalamu??”, tanpa sengaja jaehyun menyentuh dahi jaemin dan suhu tubuhnya sedikit panas. “kau demam??”, jaehyun dengan hati -hati membantu jaemin bangun dan berbaring ditempat tidurnya.

“tunggu disini… hyung ambilkan peralatan dokter”, jaemin mengangguk pelan dan meringkuk seperti bayi lagi.

***

“Hachim!.... Hachim!”, jaehyun yang tengah tertidur disamping jaemin sontak terbangun mendengar suara suara bersin yang tak berhenti.

“jaemin-ah….”, jaehyun mengusap wajahnya dan berusaha mengumpulkan kesadarannya.

“maaf hyung.. aku membangunkanmu… hachim…. Sepertinya aku..hachim.. flu”, sesal jaemin masih berusaha mengontrol flu yang dia alami. Jaehyun mendudukan dirinya lalu menyentuh dahi jaemin lagi.

“suhu tubuhmu masih panas… dan sekarang kau flu”, jaehyun turun dari tempat tidur dan memeriksa peralatan dokternya, semoga saja dia punya obat flu.

“hyung seharusnya tidak repot… aku baik-baik saja”, kata jaemin. Seperti biasa dia tidak mau merepotkan jaehyun.

“kau mengingau lagi saat tidur”, jaemin terdiam dan menatap jaehyun penuh dengan tanya. “kau sangat merindukan ibumu??.. atau kau selalu mengingau memanggil ibu ketika kau punya masalah??”, tanya jaehyun sambil memeriksa suhu tubuh jaemin.

“hanya….. ketika ada yang mengingatkanku tentang omma”, suhu tubuh jaemin 38° C, tidak terlalu tinggi tapi flu nya yang parah.

“aku akan membelikan obat flu untukmu…-“,
“memangnya ini jam berapa hyung??”, jaemin yakin ini masih dini hari, kemana jaehyun akan pergi di jam seperti ini.

“jam setengah 5 pagi”,

“ne??... hachim!... ah… aku harus bekerja hyung!”, panik jaemin, dia harus bekerja mengantar susu.

“libur saja hari ini… flu mu akan semakin parah jika kau keluar dipagi hari.. ini masih dingin…”, jaemin masih belum menghiraukan permintaan jaehyun. Jaemin masih mengganti bajunya dan mempersiapkan seragamnya tapi entah kenapa dia mengurungkan niat untuk mengambil seragam sekolahnya.

“jangan bekerja ya”, pinta jaehyun lagi sambil membelai surai rambut jaemin.

“aku tidak akan ke sekolah… aku akan bekerja”, jaehyun menautkan kedua alisnya, dia tak mengerti kenapa jaemin tak ingin kesekolah.

“tidak jaemin… aku tidak melarangmu ke sekolah… aku hanya melarangmu bekerja… udara dingin bisa memperparah flumu”, kata jaehyun menjelaskan.

“aku memang tidak ingin ke sekolah meskipun aku tidak flu”, jaehyun baru ingat. Jeno memberi tahunya jika jaemin bolos 2 hari yang lalu bahkan mark bilang jaemin tidak bekerja 2 hari lalu.

“apa terjadi sesuatu disekolah??”, tebak jaehyun dan jaemin tak menjawab. Hanya dari tatapan matanya saja, jaehyun tahu jika memang terjadi sesuatu di sekolah.

“hachim!”, jaehyun mendesah pelan, jaemin memang keras kepala dan jaehyun harus bisa mengalah. Jaehyun mengambil jaket miliknya lalu memakikannya pada jaemin. Memastikaan adiknya memakai sepatu dan juga topi agar tidak kedinginan.

“pakai maskermu”, pinta jaehyun dan jaemin menurut. “kaja!”, ajak jaehyun.

“hyung mau kemana??”, tanya jaemin bingung.

“ikut denganmu bekerja… kau harus mengayuh sepeda kan… kau sedang sakit dan aku tidak ingin mendengar ada seorang pengantar susu yang pingsan”, jaemin mempaoutkan bibirnya lucu karena tak terima dengan ucapan jaehyun.

“ternyata kau bisa bertingkah menggemaskan juga”, kekeh jaehyun sambil mencubit kedua pipi jaemin.

“ah… hyunggg”, rengek jaemin dan jaehyun semakin senang. Adiknya yang manja sudah kembali.

“kaja”,

Hari itu, jaehyun memulainya dengan membantu jaemin bekerja. Jaehyun tak bisa berhenti untuk kagum pada adiknya, dia sangat kuat dan pekerja keras meski harus mengantarkan susu kesana kemari sebelum berangkat ke sekolah. Jaemin sudah mau menceritakan beberapa pada jaehyun, termasuk kenapa dia bisa flu dan tentu saja kemana dia saat bolos. Jaehyun penasaran, siapa ajushi yang jaemin temui??, apa dia benar-benar sahabat ibunya???,, jika dia sorang dokter itu berarti ayahnya juga kenal orang itu dan berani sekali dia membiarkan jaemin menghabiskan 4 mangkuk patbingsu hingga dia harus menderita flu.

***

Jaemin tidak masuk sekolah hari ini dan guru im memberi tahu siswa lain jika jaemin jatuh sakit dan jujur saja jeno merasa tidak tenang, tadi pagi hina menghindarinya entahlah. Jeno melihat ada kesedihan dimatanya dan jeno tidak suka itu. Sementara itu dikelas 1-1, bukan hanya hina yang khawatir mendengar jaemin tidak masuk sekolah hari ini bahkan renjun juga takut jika dialah alasan jaemin tidak ke sekolah hari ini.

“jaehyun hyung bilang jaemin demam dan flu karena terlalu banyak menghabiskan patbingsu”, kata jeno memecah keheningan diantara dirinya dan hina. Hina masih tak menjawab, dia lebih pendiam dari biasanya.

“hina-ya…. Gwaenchana??”, tanya jeno khawatir.

“jeno-ya”,

“ya… kenapa??”,

“kenapa kau selalu berusaha menjagaku??... bukankah jaehyun hyung memintamu menjaga jaemin??... apakah… jaemin memintamu untuk menjagaku??”, jeno memalingkan tatapannya ketika hina akhirnya menatap kearahnya. Dia gugup ketika hina tiba-tiba bertanya tentang hal itu.

“kita berteman… bukankah aneh jika aku tidak melindungimu sementara kau diganggu oleh orang lain??.. jaemin juga melindungimu kan??”, ya, jaemin juga selalu melindungi hina ketika dia melihat sendiri hina diganggu. “tanpa jaemin meminta pun aku akan menjagamu karena aku lebih punya banyak waktu denganmu…”, kata jeno menambahkan.

“apa… apa kau percaya jaemin menjauhi kita karena mark sunbae??... bukan hal lain??”,

“aku tidak tahu apa yang kau pikirkan… tapi aku percaya jika dia menjauhi kita karena mark sunbae… kau tahu sendiri dia sering mencari masalah dengan kita”, kata jawab jeno tenang.
“mark sunbae juga tidak sekolah hari ini jadi kau tidak perlu menjagaku”, kata hina sedikit dingin.

“bagaimana dengan herin dan teman-temannya??... kenapa kau jadi dingin begini??”, tanya jeno sedikit kesal.

“aku bisa menghadapinya sendiri… dan aku sudah bilang padamu jika aku tidak nyaman bersamamu… mereka berpikir jika kita pacaran…. Dan… kau lebih dulu berteman dengan jaemin… apakah kau tak khawatir dengannya??... apakah kau pernah bertanya dia baik-baik saja atau tidak??.... kau mungkin tidak sadar tapi kalian seperti menjauh satu sama lain… dan jangan jadikan aku alasannya… aku ingin berteman dengan kalian bukan untuk ini”, jeno terdiam. Kenapa hina bicara seperti itu??, apakah mungkin dia tahu jika jeno menyukainya dan jaemin dengan sengaja memberikan lebih banyak waktu untuk jeno bisa terus bersama dengan hina.

Jeno tahu maksud jaemin, jeno tahu jika jaemin menyadari perasaannya pada hina tapi jeno tak pernah membicarakannya. Jeno tak pernah berniat untuk egois tapi sikap jaemin membuat jeno berpikir untuk egois. Jaemin sendiri yang meminta jeno untuk selalu bersama hina dan menjaganya jadi jeno bisa memanfaatkan seluruh waktu yang dia miliki bersama dengan hina untuk membuat hina juga menyukainya. Jaemin dengan sengaja menjauhi mereka dan lebih memilih dekat dengan mark yang selalu menganggunya dan jujur saja jeno tidak suka dan cemburu. Meskipun jeno tahu maksud jaemin tapi itu membuatnya marah dan tidak mau mengkhawatirkan jaemin lagi sementara jaemin sendiri tak peduli dengan dirinya sendiri.

***

“Hina ssi”, hina baru saja akan keluar dari kelas namun langkahnya terhenti karena panhgilan si anak baru, hwang renjun.

“ne.. ada yang bisa aku bantu renjun ssi”, renjun terlihat ragu namun dia harus melakukannya.

“kau… kau dekat dengan jaemin kan??”,

“jaemin??... kau kenal dengan jaemin??”, tanya hina balik dan renjun mengangguk pelan.

“kami dulu satu sekolah saat Smp di daegu-“

“ne??”, hina ingat semua kata-kata jaemin, mungkinkah teman yang jaemin maksud adalah renjun.

“aku pindah ke cina selama 2 tahun jadi kami agak canggung ketika bertemu kembali… apakah… apakah kau tahu dimana alamat rumah jaemin???... aku ingin menjenguknya”, hina tersenyum kaku, dia adalah orang yang sudah menyakiti jaemin dan hina tidak bisa membiarkan dia bertemu dengan jaemin.

“apakah… 2 hari lalu kalian bertemu??”, tebak hina. Dan anggukan kecil renjun sudah menjawab kenapa jaemin menangis hari itu.

“maaf… tapi aku tidak bisa memberi tahumu… aku tidak ingin jaemin menangis lagi… jika kau merasa bersalah jangan pernah menemui jaemin lagi dan bersikaplah seperti tidak mengenal jaemin… karena luka yang kau berikan terlalu dalam untuknya”, renjun terdiam. Hina meninggalkannya dengan tatapan tidak suka. Itu berarti hina tahu tentaang masa lalunya dengan jaemin. Sulit memang untuk memperbaiki hubungan yang telah renjun rusak 2 tahun yang lalu.

***

Mark hanya terbaring lemah seharian ini di dalam kamarnya, dia tidak mau makan dan bahkan mengunci pintu kamarnya agar tidak ada yang masuk. Mark shock, dia masih tidak dapat mencerna apa yang dia dengar kemarin.
Saat pak kim menyeretnya masuk kedalam kamar, mark memberintak dan memohon pada pak kim agar membiarkan mark mendengarkan pertengkaran kakak dan ibunya. Dia berjanji tidak akan ikut campur dan akhirnya pak kim luluh dan membiarkab mark menguping pertengkaran ibu dan kakaknya. Mark mendengar suara tamparan untuk kedua kalinya dan betapa menyeramkannya jaehyun ketika marah.

“Jangan Pernah Menghalangiku Ayah!!... Aku tidak akan memaafkkannya seumur hidupku… dia menghancurkan keluargaku dan sekarang dengan lancangnya dia menemui adikku dan menamparnya dengan tangan kotornya!!... Jika ayah tidak mau menceraikannya juga… Aku benar-benar akan menolak harta itu!!.. dan tidak akan ada yang mendapatkan harta itu!!”,

Mark memejamkan matanya dan berusaha untuk tidak menaangis mengingat ucapan jaehyun, dia tidak bisa mencerna apa yang jaehyun katakan. Siapa yang menghancurkan keluarga jaehyun??... bukankah mereka masih keluarga yang utuh??... lalu jaehyun memiliki adik lagi??... sejak kapan??... dan kenapa ibunya harus menampar adik jaehyun??... ji sung??... ji sung memang pulang dalan keadaan menangis tapi kenapa ibu menampar ji sung??... dan kenapa jaehyun hyung meminta ayah mereka menceraikan ibu mereka, bukankah itu sama saja menghancurkan keluarga mereka?

“Kau menemui Jaemin??”,

Pertanyaan ayahnya membuat mark semakin sakit kepala. Ayahnya juga mengenal jaemin??... tapi kenapa bisa??...kenapa ayahnya juga marah pada ibunya.

“Jaemin Putraku dan sudah seharusnya aku membawanya pulang!!”,

Kalimat itu tidak henti-hentinya berputar dikepala mark. Jaemin putra ayahnya??... sejak kapan mark memiliki saudara lain??... apakah ayahnya berselingkuh dibelakang ibunya tapi kenapa jaehyun juga sangat marah pada ibunya, seharusnya jaehyun membenci ayahnya jika memang ayahnya berselingkuh… tapi… jaehyun bilang jaemin adalah adiknya, jadi apakah jaehyun bukan anak ibunya melainkan anak dari ibu jaemin??

“aggghhhh”, mark mengacak rambutnya dan mengerang frustasi.

Mark mulai mengingat kembali sikap aneh kakaknya setelah pulang dari  amerika, jaehyun jarang dirumah bahkan tidak mau makan bersama dirumah. Jaehyun selalu makan diluar atau membeli makanan diluar dan dimakan di kamarnya. Amarah jaehyun ketika dia tahu mark membully jaemin dan bagaimana sikap pamannya yang mendadak sering datang ke sekolah untuk memantau mark. Keinginan kuat jaehyun agar mark berubah sikap dan membuat ji sung dan mark dekat dengan jaemin. Bahkan jaehyun selalu menekankan pada mark jika mark seharusnya bersyukur karena jaemin tak seberuntung dirinya.

“apakah aku bersaudara dengan jaemin??.. apakah kami saudara tiri??”, mark menyimpulkan jika mungkin ibunya adalah istri kedua sementara ibu dari jaehyun dan jaemin adalah istri pertama. Mungkin mark masih bayi ketika ibu jaehyun dan jaemin bercerai dengan ayahnya.
***

########

Everything For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang