Part 5 - hukuman lagi

7.8K 635 43
                                    

Zia memincingkan matanya menatap kehadiran Daniel yang hendak duduk itu.

"Dill tukeran tempat duduk yuk." ajak Zia. Dengan senang hati pasti Dilla akan menerima tawaran Zia ini.

"Ay-" ujar Dilla terputus.

"Zia diam, ibu bakal lanjut pembelajarannya," ujar bu Ana kesal karena sedari tadi Zia tidak bisa diam.

"I- iya bu." jawab Zia tersenyum kikuk.

Daniel mendudukan tubuhnya di samping Zia, wajah gadis itu sudah tidak santai lagi menatap kearah Daniel.

"Kenapa?" tanya Daniel bingung menatap kearah Zia yang masih sibuk menggerutu.

"Lo masih nanya kenapa? Hah gila ni cowok! Gue gak mau tau pokoknya lo harus gan-"

"ZIAA!" teriak bu Ana nyaring.

"Iya kenapa bu? Ntar bu Zia mau protes dulu ke cowok ini." cerocos Zia, tatapannya kembali menatap kearah Daniel yang hanya terdiam bingung dengan gadis disampingnya ini.

"Heh cowok urakkan lo-" pekik Zia terpotong.

Daniel menahan tawanya, apa tadi? Cowok urakkan? Huft dirinya tampan begini dibilang urakkan sepertinya gadis ini tidak normal.

"Zia keluar! Kamu membuat keributan di jam saya! Kamu saya hukum!" murka bu Ana sambil berjalan kearah bangku Zia dan Daniel dimana Zia sibuk mengoceh perihal kejadian tadi.

"Saya bu?" tanya Zia memastikan dan tentunya dengan tampang tanpa dosa.

Bu Ana menarik nafasnya sedikit kesal "Iya siapa lagi! Cepet keluar 1 2,"

"Tapi bu ni orang yang bua-"

"Gak ada bantahan, cepat jangan menghabiskan waktu saya disini!"

"Tap-"

"Zia kamu dengar ibuu," suara bu Ana terdengar lumayan tinggi membuat Zia langsung terdiam, menunduk dan kemudian beranjak.

Daniel yang melihat hal tersebut hanya tertawa kecil menatap kelakuan Zia, namun ketika melihat ekspresi Zia yang memelas membuat Daniel merasa sedikit bersalah.

"Bu? Biar saya aja yang dihukum ini salah saya ko-" bela Daniel.

"Tukan bu, dia ngaku! Jadi yang salah tuh dia! Udah sana lo hust hust sana keluar! Sana cepat!" pekik Zia mengusir Daniel dan kembali mengembangkan senyum bahagianya.

Daniel yang tadinya kasihan dengan tampang gadis itu langsung menggerutu kesal, menyesal sudah merelakan dirinya untuk menggantikan posisi Zia.

Zia kembali duduk dibangkunya dan dengan santainya kembali membuka bukunya tanpa memperdulikan seluruh pasang mata yang masih menatapnya.

"Zia kamu saya hukum bersihin taman belakang sekolah!" Suara bu Ana mengganggu ketentraman hidup Zia. Zia yang tadinya sudah mengembangkan senyumannya langsung kembali di buat takut mendengar ucapan bu Ana.

Zia menolehkan kepalanya ragu-ragu. "Bu jangan becanda deh," wajah Zia berubah pucat.

Zia mengetahui betul desas-desus sekolah ini, taman belakang yang jarang didatangi dan terlihat sepi itu terkenal akan keangkerannya, sehingga anak-anak enggan untuk kesana.

Daniel yang melihat perubahan drastis raut wajah Zia hanya mengerutkan alisnya bingung. "Ni cewek ekspresinya gak nentu banget." batinnya sambil mengangguk-anggukan kepalanya.

"1 2-" bu Ana kembali menghitung.

"Bu hukuman lain aja pliss Zia gak mau," pekik Zia sambil memohon kepada bu Ana.

RICORDARETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang