23:45
"Kondisinya udah memungkinkan untuk dilakukan operasi," ujar Revan dan di jam segitu pula Zia langsung dipindahkan keruang operasi.
Daniel masih setia berada dirumah sakit.
Beberapa dokter tengah bersiap-siap untuk melakukan operasi. Daniel hanya tertunduk ia tak pokus akan sekelilingnya. Pikirannya sangat kacau.
"Papa!" kaget Daniel yang menyadari bahwa ada sang papa yang terlibat dalam operasi Zia. Kapan papanya itu sampai di Indo?
"Loh Daniel? Ngapain kamu disini?" bingung plus kaget Riski yang melihat kehadiran Daniel anaknya di sini.
"Loh Ki?" bingung Cynda yang memang menyaksikan obrolan tersebut.
"Oh ini kenalin Daniel, anakku," ujar Riski kepada Cynda, Cynda mengerutkan dahinya memikirkan sesuatu.
"Devin?"
"Iya, semenjak di Italy dipanggil Daniel," sahut Riski.
Cynda terlihat terkejut akan kenyataan ini. Sedangkan Daniel masih berfikir keras apa yang sebenarnya terjadi.
"30 menit lagi kita mulai," ujar Revan yang baru saja keluar dari ruang UGD dan langsung menghentikan langkahnya.
"Kenapa?" bingung Revan, menatap temannya itu.
"Oh ini loh, kaget gue ada Daniel disini," jelas Riski menjawab ucapan Revan.
Revan melihat pria dihadapannya itu. Ia memincingkan mata.
"Kamu yang waktu itu kan?" pungkas Revan merasa tidak asing dengan wajah Daniel.
"Ini lo yah si Devin yang dulu waktu masih kecil sering main sama Zia," jelas Cynda mengembangkan senyum lebarnya. Jika anaknya itu tahu pasti dia akan sangat senang.
Revan mencoba mengingat, Daniel adalah pria yang menjadikan anaknya taruhan waktu itu kan? Lagi dan lagi Revan mengamati Daniel dari atas sampai bawah.
"Baju kamu kenapa?" tanya Revan suaranya terdengar datar, ia bingung melihat baju Daniel yang di penuhi oleh darah.
Daniel tak berani menatap wajah Revan, pikirannya sedang kalut sekarang memikirkan semua ini. Apalagi ia masih mengingat jelas ucapan Revan waktu itu. "Oh i- in-" jawab Daniel gugup namun langsung di sosor oleh Cynda.
"Dia yang bantuin Zia disana, dia juga yang bawa Zia kerumah sakit, tadi udah aku suruh pulang ganti baju dulu, dia gak mau."
Revan kembali menatap Daniel.
Flashback on
"Ini gak bisa dibiarin!" gumam seseorang yang sedari tadi melihat aksi Zia dan Daniel.
Eva mengikuti Zia dan Daniel ke perpustakaan. Eva mendengar semua percakapan Zia dan Daniel barusan, ia melipat tangannya di dada sambil menyunggingkan senyuman.
"Liat aja ntar malem," Eva berlalu begitu saja.
Dengan langkah tergesa-gesa Eva berjalan kearah ruang kepala sekolah. Ia mengintip dari jendela memastikan tidak ada orang di sana. Ia memegang knop pintu dan mulai membukanya perlahan.
Eva mencari daftar siswa di lemari buku yang terjejer di ruangan tersebut. Ia mencari kelas Zia.
Senyumnya terukir jelas begitu ia mendapati map yang bertuliskan 'Kezia Alqueena Keandra' Eva langsung membukanya.
Manik mata indah itu menatap dengan seksama. Ia mengeluarkan ponselnya dan langsung menyalin nomor telepon yang tertulis di kertas tersebut.
Dengan gerakkan cepat Eva kembali menutup map tadi dan menaruhnya seperti semula, ia langsung keluar dari ruangan kepala sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
RICORDARE
Teen Fiction[COMPLETED] Kezia Alqueena menemukan seorang cowok yang menarik perhatiannya. Dia adalah Arvan, seniornya di Altavista, tentu saja dia bukanlah satu-satunya gadis di sekolah tersebut yang jatuh hati kepada Arvan. Berbagai cara pun Zia lakukan agar A...