"Yaellah Niel makan kali, jangan bengong aja," sosor Farrel yang melihat Daniel sedari tadi hanya bengong.
"Lo kenapa sih? Zia?" tanya Dilla yang sangat paham akan gelagat Daniel.
Daniel hanya diam sembari menarik nafasnya berat.
"Neera mana ya? Kok lama," ujar Erick sambil melihat jam di ponselnya.
"Eh Iya, tumben tu anak betah di toilet," ujar Dilla menyetujui ucapan Erick barusan.
"Hampir 20 menit loh dia belum balik," tambah Dilla lagi.
"Lepas!" erang Neera sekuat tenaga melepaskan cengkraman Eva.
"Ah!" Neera berhasil melepaskan diri dan dengan cepat ia berlari kearah pintu, tetapi Eva lebih dulu menghadang pintu.
Eva tersenyum devil kearah Neera. Menatap gadis itu tajam.
"Enak aja lo lari! Lo kira lo bisa selamat sekarang!" ungkap Eva tertawa menyeringai.
"Minggir lo!" hentak Neera, Eva menatap Neera dengan tatapan ingin memangsa.
"Mau ngapain lo!" ucap Neera yang melihat Eva kembali berjalan mendekati tubuhnya, Neera terus mundur kebelakang.
Eva mengambil pecahan kaca tadi lalu dengan cepat melemparkannya kearah Neera, untung saja Neera cepat menghindar kalau tidak bisa robek wajah cantiknya itu akibat ulah Eva sialan.
"Anjing lo!" raung Eva karena lemparannya meleset.
"Eva plis-" pungkas Neera, tubuhnya mulai bergetar ketakutan.
"Gue gak puas sebelum lo mati!" balas Eva lagi, ia berjalan kearah Neera yang terjongkok, dan dengan sekuat tenaga ia mengarahkan pecahan kaca kearah leher Neera, posisi Neera yang berada dipojokkan membuatnya sulit menghindar.
Sreettt!
"Sial," pekik Neera begitu telapak tangannya tergores pecahan kaca tadi karena berusaha melindungi lehernya. Neera bersyukur bukan lehernya yang terluka.
"Va lo gila ya! Eva sadar Va! Cukup Zia yang jadi korban lo!" pekik Neera namun gadis itu semakin menjadi.
"Susul Neera sana Dill," suruh Erick. Perasaanya sangat tidak enak.
"Emm, mager gue Rick lo aja san-"
Belum sempat Dilla menyelesaikan ucapannya Erick sudah bangkit dari duduknya dan dengan cepat beranjak dari kantin.
Bugh!
Neera menendang perut Eva kuat hingga membuat Eva tersungkur, Neera menghela nafas lega dan dengan cepat berlari kearah pintu.Klekk!
Sial pintunya tidak bisa terbuka. Ternyata Eva sudah lebih dulu menguncinya."Mau kemana lo?" tanya Eva sembari mengembangkan senyumannya, ia berusaha bangkit dari jatuhnya.
"Mati gue," lirih Neera, keringat dingin sudah menyelimuti dirinya. Rambutnya sudah berantakkan.
"TOLONGGG!" teriak Neera menggedor-gedor pintu toilet yang tertutup rapat.
"SIAPA PUN TOLONG GUE!"
Eva kembali melempar pecahan kaca kearah Neera.
PRANKSS.
Untung saja Neera spontan menunduk.
"Gila ya lo!" hentak Neera, kakinya sudah terasa sangat lemas.
"IYA GUE EMANG GILA! GUE MAU LO MATII!!" murka Eva keras.
Erick sudah mencari ke seluruh toilet namun Neera tidak kunjung ditemukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
RICORDARE
Teen Fiction[COMPLETED] Kezia Alqueena menemukan seorang cowok yang menarik perhatiannya. Dia adalah Arvan, seniornya di Altavista, tentu saja dia bukanlah satu-satunya gadis di sekolah tersebut yang jatuh hati kepada Arvan. Berbagai cara pun Zia lakukan agar A...