Part 46 - END

7.1K 398 29
                                    

"Rik bagusnya beli kado apa ya buat Dilla?" tanya Neera kepada Erick yang saat ini tengah fokus kepada layar ponselnya.

"Hmm," bingung Erick memasukkan ponselnya kesaku celana. "Coklat mungkin,"

"Selain coklat, coklat mah sekali makan langsung abis," protes Neera, saat ini mereka tengah berada di mall, ini semua karena ajakan Neera yang terlalu mendadak Neera ingin mencari kado untuk Dilla karena ulang tahun gadis itu akan berlangsung nanti malam.

Erick menggacak rambutnya bingung. "Apa ya gue gak ngerti kado-kadoan, seumur idup gak pernah ngasih cewek kado jad-"

"Gue nanya ya Rick, kok lo malah jadi curhat gini," potong Neera membuat Erick hanya nyengir tak berdosa.

"Ya gitu gue gak tau," sahut Erick.

"Iss makanya bantuin gue mikir keras,"

"Es krim gimana?"

"Es krim dibungkus meleleh Erick pinter, ancur dong kado gue,"

"Baju?"

"Bajunya Dilla tu banyak, lagian dia juga sering nebeng bajunya tante Tata,"

"Sepatu?"

"Kakinya Dilla tu gampang gede, ntar baru sebulan udah gak muat,"

"Boneka?"

"Jangan boneka, Dilla gak terlalu suka,"

"Hadiahin rumah + iphone gimana?" saran Erick akhirnya.

"Gak bisa, kalo gue tajir kaya ayah gue aja gak papa," protes Neera, meminta saran kepada Erick tidak membuat dirinya menemukan titik keluar malah semakin membuatnya pusing.

"Jadi apa?" tanya Erick ikutan bingung.

"Lo jangan tanya gue, gue juga ga tau," jawab Neera ikut menggaruk rambutnya bingung.

"Gimana kalo lo jadi cewek gue!"

"Hah? Ap!"

"Oh engga," Erick terdiam, apa yang baru saja di lontarkan nya ini.

"Cepat ulang gue gak denger," ujar Neera jantungnya semakin menderu kencang, ia mendengar jelas ucapan pria itu tadi. Ia hanya memastikan.

"hmm-" respon Erick, ia bingung akan mengungkapkannya bagaimana, ia telah jatuh hati dengan gadis itu sejak mereka bertemu di koridor.

"Ap-"

"Gue suka sama lo!"

Neera cengo. "Hah? Gu- gue?" tanya Neera, bibirnya tidak tahu akan berucap apa.

"Iya," jawab Erick cepat.

Mereka kembali terdiam, fokus pada pikiran masing-masing, Neera berusaha keras menetralkan dekak jantungnya.

"Gu-"

"Lo-"

Pungkas Erick dan Neera secara bersamaan.

"Lo deluan,"

"Lo aja,"

"Gue memang bukan cowok romantis, tapi gue Erick gu-"

"Iya memang lo Erick,"

"Jangan dipotong dulu Neer, gue lagi pidato," kesal Erick, Neera hanya menyengir tanpa dosa.

"Entah kenapa gue bisa suka sama orang kek lo Neer, gak ngerti juga gue? Tapi lo-"

Neera menunggu kelanjutan dari kalimat Erick.

"Mau gak jadi pacar gue?" pungkas Erick menatap Neera lekat.

Neera terkejut, apakah betul Erick saat ini sedang menembaknya, ia tidak menyangka bahwa Erick menyatakan perasaanya disebuah parkiran mall sungguh tidak romantis.

RICORDARETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang