Part 18 - Rusuh lagi

5.9K 473 69
                                    

Ditengah kepanikkan tiba-tiba Zia berlari kearah bola, mengambilnya tanpa sepengetahuan Daniel, Erick, dan Farrel.

Zia menatap kearah Dilla yang masih tergeletak dengan ragu dan akhirnyaa- tepat sasaran.

Mendengar sorakan penonton, Daniel, Erick, dan Farrel langsung terkejut, bersamaan dengan peluit berbunyi menandakan waktu permainan sudah habis.

"Yesss," pekik Zia.

"YES SERI! perjanjian batal," ujar Dilla yang tiba-tiba menjulurkan lidahnya mengejek dan berdiri dari aksi pingsannya itu.

"Udah gue tebak! Ni anak nipu kita!" kesal Erick mengepalkan tangannya. Bisa-bisanya mereka tertipu lagi.

Dilla memegangi kepalanya sejenak. "Gila tu bola keras banget ngantem pala gue, beneran pusing kan, untung aja gak beneran pingsan," protes Dilla.

Neera yang tidak tahu apa-apa masih memandang cengo kearah Dilla. "Gue kira beneran Dill, lo gak ada ngasih tau gue sih kalo ini cuman akting, gue panik anjir," kesal Neera.

"Hehe gue aja gak tau kalo tu bola bakal ngantem gue, pura-pura pingsan aja deh, tadi gue udah ngasih kode eh yang peka cuma si Zia."

"Syukurlah skor kita imbang, jadi kita gak bakal jadi babunya mereka deh," suara Zia terdengar bangga dan langsung ber tos ria bersama Neera dan Dilla.

"Ini gak bisa dibiarin!"

"Gue diemin malah ngelunjak gini anjing!"

"Berani-beraninya mereka ngedeketin Daniel sama temen-temennya, mereka gak tau siapa gue?"

"Udah lah Va, santai aja, kalo gue liat sih Daniel dkk kaya jengkel gitu ke mereka."

"Cerry, lo gimana sih? Yang ada kalo didiemin mereka bakalan caper ato mungkin tambah baper."

"Udah sih Va, langsung aja! Kalau perlu sekarang!"

"Jangan dulu, gue mainnya perlahan kok, gak enak kalo langsung, gak rame ih."

"Cabut guys!"

"Salut gue sama akting lo?" ucap Farrel menyodorkan dua jempolnya kearah Dilla namun Dilla tidak tertawa pria itu memasang ekspresi datarnya membuat Dilla sedikit takut.

"Lo kira kepala gue gak sakit!" hentak Dilla.

"Akting lo tadi bikin orang lain panik tau gak? Kalau tad-"

"Lo kenapa sih? Kok jadi lo yang marah!"

"Benci banget gue sama orang yang suka nipu!" seru Farrel.

Dilla menggeram kesal, kok jadi Farrel yang marah kepadanya. "YA UDAH SANA LO JAUH-JAUH!" hentak Dilla geregetan dan melepaskan sebelah sepatunya lalu melemparkannya kearah Farrel.

Namun, dengan sigap Farrel menundukkan kepalanya, sepatu itu melayang mengenai seseorang.

Bbruukk!

"Mampus! Bu garang!" Pekik mereka bebarengan ketika melihat sepatu yang Dilla lemparkan tadi mendarat mengenai perut gendut milik bu Wati.

"Siapa yang berani-beraninya ngelempar saya!" tegas bu Wati meraih sepatu Dilla tadi dengan kemarahannya Bu Wati berjalan kearah lapangan.

"Mereka bu," ucap Zia dkk dan Daniel dkk, saling menunjuk.

Bu Wati menggelengkan kepalanya. "Jadi yang bener siapa?" tanyanya dengan nada suara tinggi.

Mereka saling menunjuk untuk kedua kalinya, Bu Wati guru BK yang sangat terkenal kiler itu berkacak pinggang menatap dengan garang.

RICORDARETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang