Bel istirahat sudah berdering dari 10 menit yang lalu, tetapi Zia belum juga beranjak dari duduknya karena hukuman tadi menyisahkan tugas yang harus diselesaikannya hari ini, penderitaan ini tentu bukan hanya Zia yang merasakannya. Dilla dan Neera juga ikut merasakan.
"Zia cepetan napa!" Protes Dilla.
"Cep! Cecep temenin tuh Dilla dari tadi berisik bener!" suruh Zia memanggil seorang pria yang tengah duduk dipojok kelas sambil memperhatikan Dilla, Dilla mendelik ngeri menatap pria tersebut.
"Yan- yang betul?" suara Cecep terdengar gugup.
Zia mengangguk. "Iya betul cep-"
"GAKK! LO APA-APAAN SI ZI." pekik Dilla.
Cecep merupakan cowok kemayu yang sangat menyukai Dilla, karena cowok ini lah Dilla selalu menjadi bahan ejekkan teman-temannya.
"Hai sayang kok belum istirahat," suara centil milik seseorang terdengar di indra pendengaran mereka, seluruh pasang mata menatap kehadiran tiga orang gadis yang memasuki kelas mereka dengan langkah angkuh.
Zia melihat Eva dan kedua temannya berjalan menuju ke mejanya.
"Hei." Sapa Eva dengan senyumannya.
Zia menoleh kesamping tepatnya kearah Daniel, cowok nyebelin itu juga terlihat membalas senyuman Eva. Zia mengangguk-anggukkan kepalanya paham. "Oohh jadi kak Eva pacaran sama cowok ini, bagus deh Kak Arvan masih aman!" Gumam Zia bersorak lega.
"Dilla ini bunga untuk Dilla," ujar Cecep sangat bersemangat sambil menyodorkan sebuah bunga kemboja yang kemarin dipetiknya dari kuburan.
"Iii apaan sih lo! Lo kira gue udah udah mati," kesal Dilla menghentak-hentakkan kedua kakinya.
Neera menjadi penonton paling bahagia yang sibuk menertawakan nasib Dilla.
Zia juga ikut menertawakan temannya itu tanpa memperdulikan dua orang yang asik pacaran disampingnya.
"Iihhh lo berisik banget sih! Dikira lo doang yang punya mulut!" Sanggah seorang gadis yang tadi berjalan bersama Eva.
"Cep kasih cewek ini aja bunganya," suruh Neera mengulum senyum gelinya.
Cecep menuruti ucapan Neera barusan dan langsung menghampiri seorang cewek yang sibuk dengan kipas ditangannya itu.
"Iyuhh cowok udik, ngapain lo? sana jauh-jauhh," pekiknya mencoba menjauhkan diri tetapi Cecep tetap mendekatinya.
"Cerry, lo apa-apaan sih!" Pekik Eva. "Sorry ya Daniel temen-temen gue emang gitu," ujar Eva melembutkan suaranya lalu menatap Daniel lekat, Daniel hanya tersenyum kecil kemudian tatapannya tertuju pada sosok Zia tengah tertawa ngakak akibat ulah Cecep barusan.
"Daniel kantin yuk," ajak Eva dan langsung menarik tangan Daniel. Tak lama mereka keluar dari kelas begitu juga Cecep yang masih mengikuti gadis tadi.
"Zi udah belom gue mau makan cilok, semalem gue mimpi makan cilok segerobak," ujar Dilla menggerutu jangan sampai jam istirahat habis begitu saja.
"Ni udah selesai, ayok kantin," jawab Zia lalu beranjak dari duduknya. Zia, Neera dan Dilla berjalan menuju kantin dengan obrolan yang sesekali membuat mereka tertawa.
Setelah mendapatkan meja mereka segera memesan makanan.
"Mbak cilok 5 yaa," ujar Dilla.
"Makasih Dill, tapi gue lagi gak kepengen cilok," sosor Zia.
KAMU SEDANG MEMBACA
RICORDARE
Teen Fiction[COMPLETED] Kezia Alqueena menemukan seorang cowok yang menarik perhatiannya. Dia adalah Arvan, seniornya di Altavista, tentu saja dia bukanlah satu-satunya gadis di sekolah tersebut yang jatuh hati kepada Arvan. Berbagai cara pun Zia lakukan agar A...