"Tumben aden kesini bareng pacarnya ya-"
"BUKANNN!" sosor Zia, Neera, dan Dilla secara serentak.
"O tak kira non ini pacarnya aden! Maaf non."
"Ah gak papa, maaf mbok reflek, hehehe," cengir Zia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, menatap mbok Yum tidak enak, dan diangguki Neera dan Dilla.
Sehabis mengambil kecebong tadi Daniel, Erick, dan Farrel menggeret ketiga gadis ini menuju sebuah warung kecil, dimana warung ini lah salah satu tujuan Erick ketika bolos.
Warung mbok Yum yang terlihat asri, warung kecil yang dibuat dengan bambu yang ditata rapi membuat siapa pun betah berada disini, belum lagi tempatnya pas sekali untuk bolos.
Mereka duduk mengelilingi sebuah meja bundar yang terbuat dari kayu ulin yang besar, Zia merebahkan kepalanya diatas meja.
Baju yang tadinya basah sudah kering dengan sendirinya, rambut sudah tidak karuan lagi. Zia yakin dirinya sangat berantakkan sekarang.
"Jam segini harusnya kita udah dikelas!" kata Dilla melihat jam tangan yang melingkar dilengannya.
"Udah santai aja, nikmatin bolos sekali-kali, gak cape apa belajar mulu tapi tetap goblok-goblok jug-"
Tuk!
"Aww," ringgis Farrel memegangi kepalanya yang di pukul Dilla menggunakan botol kecap.
"Lo ngatain gue goblok?" kesal Dilla. "Biar goblok-goblok gini yang penting gue cantik," bangga Dilla dengan pd nya sambil mengibaskan rambutnya yang tampak berantakkan.
Tidak lama kemudian mbok Yum keluar sambil membawa nampan yang berisi pesanan mereka, dan menatanya diatas meja.
"Ini kali pertama kalinya loh non, den Erick bawa teman-teman cewek kesini," ujar mbok Yum tersenyum tepat kearah Neera.
Neera hanya tersenyum canggung. "Ah masa sih mbok." tutur Neera yang sudah tidak tahu akan menjawab apa.
"Iya," jawab mbok Yum dan segera beranjak untuk mengambil minuman mereka, Neera melirik kearah Erick yang berada disampingnya, pria itu terlihat santai dan fokus dengan semangkok baksonya.
"Jorok banget sih! Sana cuci tangan dulu,"
"Main sosor aja,"
"Tadi kalian habis ngobok-ngobok paret!"
Komentar Daniel, Erick, dan Farrel ketika melihat ketiga gadis itu menatap semangkok bakso dengan berbinar dan bersiap-siap akan melahapnya.
Sreeekk.
Suara kursi yang bergesek dengan lantai, ketiga gadis itu berdiri dengan serentak."IYAA!" Pekik ketiganya, langsung ngacir untuk mencuci tangan.
"Kemarin lusa ada genk motor yang datang kesini nyariin den Erick-" suara mbok Yum terdengar, seketika Erick langsung menghentikan aksi makannya.
"Siapa Rik? Nyari lo," tanya Farrel penasaran.
Erick terdiam, kemudian mengangguk paham. "Pasti anak Cakrawala, mereka suka banget nyari masalah sama sekolah kita," ujar Erick yakin.
Beberapa menit kemudian Zia, Neera dan Dilla kembali duduk mereka benar-benar sangat lapar.
Neera mengerutkan dahinya dan langsung melirik kearah Zia dan Dilla yang juga sama bingungnya dengan Neera.
"Kenapa sih?" tanya Neera bingung.
"Tegang banget?" tanya Zia aneh melihat situasi meja yang sangat tegang Daniel, Erick, dan Farrel tengah sibuk dengan fikirannya masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
RICORDARE
Teen Fiction[COMPLETED] Kezia Alqueena menemukan seorang cowok yang menarik perhatiannya. Dia adalah Arvan, seniornya di Altavista, tentu saja dia bukanlah satu-satunya gadis di sekolah tersebut yang jatuh hati kepada Arvan. Berbagai cara pun Zia lakukan agar A...