Part 9 - Ketemu dia?

6.7K 560 15
                                    

Sudah hampir sejam lamanya Zia dan Daffi berkeliling toko buku, tetapi buku yang dimaksud oleh Zia belum ketemu juga.

"Kak? Emang buku apa sih yang dicari?" tanya Daffi penasaran karena sedari tadi Zia tak menyebutkan buku apa yang sedang di carinya.

"Buku resep," jawab Zia enteng dan kembali melihat sekelilingnya siapa tau buku itu ada.

"Resep apa? Makanan? Bukanya tante Cynda banyak buku resep masak-masak? Lagian kan ada gugel ngap-" tanya plus bingung Daffi terputus.

"Bukan Dapi kali ini resepnya beda,"

"Emang jenis makanan apa yang kakak cari?"

"Bukan masakkan atau makanan!"

"Lah terus?"

"Resep cinta."

"Haaa!" Daffi melonggo takjub mendengar jawaban yang di lontarkan Zia barusan.

"Resep mendapatkan cinta, resep jitu menyatakan cinta, ea ea eaaa."

Daffi tak bisa berword-word lagi akan kegilaan kakaknya ini. Dan kembali sibuk menyelusuri rak-rak buku.

"Masih lama gak kak? Gue ke mobil deluan ya." izin Daffi kakinya sudah cape berjalan mengikuti Zia.

"Oh oke oke," Zia mengangguk mengiyakan tanpa menatap kearah Daffi, pandangannya tidak lepas dari rak- rak buku. "Dari pada lo ngoceh mulu disini mending lo tunggu di mobil aja."

Akhirnya Daffi beranjak keluar dari toko buku meninggalkan Zia yang masih sibuk mencari buku resep tadi.

Nihil Zia tidak menemukannya sama sekali, Zia duduk disudut rak buku sembari menopang kedua pipinya dengan tangan, tatapan itu berubah menjadi lamunan.

"Ngegembel ya mbak? Sorry gak ada uang receh," tiba-tiba sebuah suara membuyarkan lamunan Zia.

Dengan cepat Zia mendongakkan kepalanya menatap sang pemilik suara tadi.

"Lo kira gue pengemis!" sahut Zia merasa tidak terima akan ucapan yang dilontarkan orang itu. Ia spontan berdiri dan menatap punggung pelaku dengan tatapan kesal.

"Jangan lo pikir setiap orang yang duduk dibawah itu pengemis!" tambah Zia merasa tidak terima dan spontan berdiri dari duduknya dan menatap punggung pelaku dengan tatapan tidak mengenakkan.

Sang pelaku membalikkan badannya begitu mendengar ocehan yang dilontarkan Zia barusan.

"LOO!" kaget Zia begitu orang tadi membalikkan badannya.

Yah orang itu adalah Daniel, Daniel mengangkat sebelah alisnya melihat ekspresi Zia yang nampaknya terkejut akan kehadiran dirinya di sini.

"Hai cantik." sapa Daniel membuat Zia mencibir.

"Oh thanks, tanpa lo bilang gue juga udah tau," jawab Zia sambil mengibaskan rambut panjangnya.

Daniel menarik sudut bibirnya membentuk seulas senyuman, Zia menatap pria itu dari atas sampai bawah, Zia kagum melihat pria di depanya ini, tampilan yang simple tapi wajahnya ya-

"Zia gak boleh! Apa si yang lo pikirin! Dia itu cowok ngeselin yang pernah ada." batin Zia meracau sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Heh cewek aneh? Lu gak gila kan?" tanya Daniel menatap Zia yang tengah menggelengkan kepalanya dengan tatapan bingung.

Zia tersadar dari lamunannya. "Siapa yang lo panggil cewek aneh? Gue?"

"Iya siapa lagi? Udah penakut, gil-"

Bughh!

"Eh eh Ziaa!" pekik Daniel ketika gadis itu mulai melemparinya dengan buku.

"Lo mau ngatain gue apa lagi hah? Ayo ngomong gue mau dengerr!"

RICORDARETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang