"Dasar playboy cap ikan kaki tiga!"
"Gini-gini pasti lo bakal suka juga nanti,"
"Gak bakal!"
"Gue tunggu."
"Gila."
Bacotan Zia dan Daniel kembali terdengar. Tidak heran itu sudah jadi rutinitas mereka setiap harinya, Sudah sebulan lamanya Daniel bersekolah di Altavista dan sudah sebulan pula Zia dibuat emosi dengan pria berparas tampan ini.
"Lo ngapain ngikutin gue mulu sih!" kesal Zia membalikan tubuhnya menatap pria dibelakangnya itu dengan kesal.
"Yang ngikutin lo itu siapa? Gue mau ke kelas pacar gue kok! Makanya penyakit GR lo itu harus dibuang jauh-jauh," jawab Daniel santai sambil memasukkan tangannya kedalam saku celana dan dengan masa bodo berjalan melewati Zia yang tengah melongo takjub.
Zia tak salah dengar, pacar? Bukannya kemarin Daniel baru saja putus dengan Andin adik kelas mereka, tapi sekarang pria itu sudah ada pacar baru lagi. Zia menggeleng tak habis pikir, berapa cewek sudah yang menjadi korban Daniel.
"Mau gue bantu buang penyakit GR nya gak Zi?" tanya Daniel yang membalikkan badannya kebelakang.
Zia menggeram kesal. "Iihh ngeselin banget sih! Semoga habis ini gak ada lagi cewek yang mau sama lo! Biasanya doa jomblo kaya gue tuh terkabul," balas Zia nyaring sambil menggeretakan rahangnya.
"Duarr duarr selamat kutukan anda terkabul," sahut Daniel dengan nada mengejek dan langsung melanjutkan jalannya yang sempat terhenti.
Zia terus mendumel menyumpah serapahi Daniel. Tadinya Zia berniat ke lapangan untuk menonton pria idamannya itu bermain basket, tetapi ia mengurungkan niatnya, Zia kehilangan semangat dan mendadak tidak mood karena Daniel.
Zia kembali kekelas menghampiri Neera dan Dilla.
"NER! ZII!" panggil Dilla memecah keheningan.
"Hemm??" respon Neera tanpa memalingkan wajah dari layar ponsel yang dipegangnya.
"Gue ngerasa perut gue kaya ada yang aneh gitu, kenapa ya?" tanya Dilla sambil menatap Zia dan Neera secara bergantian.
"Hah?" Zia dan Neera menatap temannya itu heran.
"Lo hamil?" salah seorang berceletuk dengan tampang polosnya. Pletak satu jitakkan mendarat dikening Zia.
"Zi, please deh lo bego atau beneran bego sih??" tanya Neera sedikit merasa geregetan.
"Aelah, Lo kenapa sih? Lo beneran hamil Dil?" tanya Neera, pertanyaan yang hampir sama dengan Zia tadi.
Pletak.
"Lo bego atau beneran bego Ner." kali ini Zia yang menjitak Neera.Dilla hanya terkekeh. "Gue laper." Jawabnya tanpa beban.
"Ya ampun, DILLAAAAA!!" pekik Zia dan Neera bebarengan.
"Hehehee," Dilla menyengir. "Kantin yuks, laper banget sumpah, perut gue krucuk-krucuk dari tadi" sambungnya.
"Zii Zi," panggil Neera saat ini mereka tengah berjalan di koridor sekolah untuk menuju kantin.
Sebenarnya ini belumlah jam istirahat tetapi guru-guru tengah mengadakan rapat dan itu membuat mereka free class, sungguh hal yang sangat menyenangkan.
"Hmmm," respon Zia yang sibuk kepada ponselnya.
"Gue liat akhir-akhir ini lo kok gak terlalu anu lagi ke kak Arvan? Kenapa? Tuh liat dia lagi main basket biasanya lo paling heboh," tanya Neera sambil menunjuk kearah lapangan basket, dimana terlihat Arvan seperti biasa tengah latihan basket dengan gagahnya. Neera menyulurkan seluruh rasa penasarannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RICORDARE
Teen Fiction[COMPLETED] Kezia Alqueena menemukan seorang cowok yang menarik perhatiannya. Dia adalah Arvan, seniornya di Altavista, tentu saja dia bukanlah satu-satunya gadis di sekolah tersebut yang jatuh hati kepada Arvan. Berbagai cara pun Zia lakukan agar A...